Hah? Kosong?
Mungkin itu penggambaran yang tepat untuk keadaan Lara saat ini. Hatinya kosong dan whatsapp-nya juga kosong tanpa notif yang biasanya dihadiri oleh Jungkook.
Lara masih marah. Marah karena Jungkook tidak melakukan seperti yang diinginkannya. Seperti yang selalu cowok itu lakukan sebelum-sebelumnya, mengalah untuknya.
Lara semalaman bertanya kenapa Jungkook berubah? Dan cewek itu berspekulasi kalau Una pelakunya.
"Woi melamun aja!" Jeje mengejutkan Lara yang melamun di saat pak Kyungsoo sedang menerangkan tentang program pascal di depan sana.
Lara tersenyum simpul.
"Gimana kabar lo sama Jeka?"
Senyum Lara berlarut jadi datar kembali. "Break beneran." Ia tersenyum kecut.
"Lo yang ngajak break?"
Lara menggeleng. "Dia."
"Wah parah." Jeje menggelengkan kepalanya. "Dari kapan?"
Lara menatap Jeje sedih, lalu menelungkupkan kepalanya di meja. Terisak.
"Eh Lar, jangan nangis disini. Yok ke toilet aja."
Kacau memang, kacau. Lara butuh Jungkook.
••
"Lo jangan kayak gini, Lar." Ucap Jeje saat kelas sudah usai. "Jangan liatin ke dia kalau lo lemah."
"Tapi gue udah kangen."
"Tahan aja. Masa kesannya lo yang ngejer sih? Mana dia yang ajak break lagi!"
Lara terdiam.
"Awalnya mungkin bikin lo tersiksa banget. Tapi lama-lama lo bakal terbiasa. Lagian, lo kan cantik Lar, masih banyak cowok lain."
Lara jadi teringat ucapan Jungkook kemarin.
"Kalau cowok yang mau sama lo, iya cuma gue."
Hatinya jadi sakit lagi. "Tapi gue cuma sayang Jeka."
ㅆㅆㅆ
KAMU SEDANG MEMBACA
Reset | Jungkook
Fanfiction"Lo mau break kan? Silahkan." "Oke, tapi jangan bomb chat gue nanti." Lara tidak pernah tahu berpisah dengan Jungkook akan membuatnya jadi begitu kacau. Jungkook juga tidak tahu, jauh dari Lara membuatnya tidak bisa tenang.