Happy Reading!!
Jangan lupa Vote and Coment':)Disa POV
Krinngggggggg
"Suara opo kaee?" ujar Revan yang langsung membuat seisi kelas tertawa.
Pak Johny selaku guru MTK hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar ucapan Revan.
"Baiklah anak-anak, cukup sekian pelajaran dari saya hari ini. Jika ada yang belum paham bisa ditanyakan di pertemuan yang akan datang atau bisa menemui bapak di ruang guru." ucap Pak Johny dan langsung pergi meninggalkan kelas.
Mataku menatap seisi kelas. Aku sempat melihat Isa keluar dari kelas bersama teman-temannya menuju kantin sekolah. Kebiasaan Isa dan kawan-kawan selalu seperti itu, bahkan jika tidak ada guru yang masuk—alias jamkos—, mereka memilih untuk keluar dari area sekolah. Entah kemana perginya makhluk-makhluk astral itu. Yang aku tau, itu memang kebiasaan yang ditularkan dari kakak kelas terdahulu.
"Kantin kuy!" ajak Izul—teman sebangku ku yang tiba-tiba menepuk pundak ku dan membuyarkan lamunanku.
"Hmmmm,"
Akupun berdiri mengikuti Izul menuju kantin. Kulihat kantin tampak ramai, banyak anak yang berdesak-desakan mengantri makanan, mungkin karena ini adalah istirahat pertama.
"Ashhh, rame banget!" gerutuku ketika melihat kerumunan di kantin.
Sesampainya di kantin berwarna kuning, tanpa pikir panjang aku langsung duduk di meja yang masih kosong, dan yaa, memang hanya tinggal meja itu yang masih kosong_-
'Tumben rame banget hari ini,' batinku
"Woe! Lo mau pesen apa? Biar gue yang mesenin," ucap Izul mengagetkanku.
"Biasa aja si ya, ngomongnya. Gue samain sama lo aja deh, lo yang pesen berarti lo juga ya yang bayarin," ucapku sambil terkekeh pelan.
"Sorry nih sebelumnya, boro-boro gue bayarin makanan lo. Bayar kas aja gue masih nunggak-nunggak. Sampe dimarahin noh sama bendahara keramat kelas. "
"Curhat? Noh, suruh bayarin babang sayur."
"Dasarr lu! Sirik," ucap Izul dan langsung pergi memesan makanan di tempat Yu Siti.
Sambil menunggu Izul datang, ku alihkan pandanganku ke semua penjuru kantin mencari seseorang. Suasana kantin memang nampak berbeda, kali ini nampak sangat ramai dari biasanya. Saat aku hendak mengalihkan pandanganku, tak sengaja mataku bertemu dengan mata indah milik seseorang.
Siapa lagi kalau bukan ...?
Ya, mata indah itu adalah mata milik Isa. Belum sempat aku menikamati keindahan mata itu, dia lebih dulu memutuskan kontak matanya denganku. Positif thinking aja ya, mungkin dia tadi juga sedang melihat suasana kantin dan tanpa sengaja melihatku.Brakkkkk
"Heh, ngalamun aja!"
Lamunanku buyar ketika Izul meletakkan nampan yang berisi 3 mangkok batagor dan 2 gelas es teh. Aku mengernyit bingung,
"Lah, kok 3 mangkok. Emang yang 1 lagi buat siapa?" tanyaku pada Izul
Izul menyengir mendengar pertanyaanku, "Nih, yang 1 mangkok buat lo, yang 2 mangkok buat gue. Yu Siti baru baek nih, beli 2 mangkok batagor gratis 1. Khusus buat gue,"
"Gila ya! Lo tu makan banyak tapi badan gak gede-gede, emang lo bisa ngabisin tu 2 mangkok batagor sekaligus?"
"Biarin, suka-suka gue! 3 mangkok aja gue bisa ngabisin, ini mah kecil cuma 2 mangkok." sewot Izul langsung melahap 2 mangkok batagor sekaligus
Akupun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan anak yang satu ini. Aku membiarkan dia memakan 2 mangkok batagor itu dan memilih untuk memakan batagorku sendiri. Sebenarnya, aku tidak yakin dia bisa menghabiskan 2 mangkok batagor itu, tetapi Izul tetaplah Izul. Makanan apa saja pasti akan habis jika disitu ada Izul. Apapun
"Ahh, kenyang banget ya Allah," ujar Izul tiba-tiba sambil menyenderkan tubuhnya di kursi. Kulihat 2 mangkok batagornya habis tak sersisa dan es tehnya pun hanya tinggal esnya. Ajaib kan? Bahkan makananku saja belum habis sepenuhnya.
"Lo laper? Apa doyan?" tanyaku
"Gue tu tadi belon sarapan, gue waktu MTK tadi kagak bisa mikir soalnya laper, hehe,"
"Hmmmmm. Yodah, ayo cabut. Batagor gue udah habis. "
"Ye, gue duluan yang habis, daritadi gue mah nungguin elu" kata Izul sambil berdiri dari kursi.
Baru selangkah, ia pun berbalik menatap meja yang kami tempati tadi. "Eh, es teh lo blm abis noh. Gue abisin ya? Mubazir kan, "
Aku memutar bola mataku menanggapi ucapan Izul. Entahlah, orang sekecil Izul ternyata bisa menghabiskan berbagai makanan, aku takjub memiliki teman seperti dia.
"Eh..eh, lo udh bayar belom?" tanyaku tiba-tiba
"Utang" jawabnya enteng sambil menyengir
"Ishhh, bentar, gue mau bayar!"
Aku pun berbalik dan menghampiri Yu Siti
"Yu, ini ya uangnya, kayak biasa, makasih""Oh, iya nok" jawab Yu Siti.
Tanpa mengucap satu dua buah kata aku langsung meninggalkan Yu Siti.
"Ya, kok gue gak dibayarin sekalian sih? Nanggung coe," cerca Izul
"Gak punya uang gue!"
Sebelum aku dan Izul keluar dari area kantin, kulihat Isa berjalan keluar kantin bersama cs nya sambil tertawa, tertawa tanpa beban. Dan aku yakin, itu bukan tawa yang dipaksakan. Tanpa sadar, sudut bibirku juga ikut tertarik ke atas.
Tak ingin pikiranku larut memikirkan Isa, aku segera menarik Izul meninggalkan kantin menuju kelas karena kemungkinan beberapa menit lagi bel masuk akan berbunyi.
Saking terburu-burunya, aku sampai tidak sadar akan satu hal. Dan itu sangat bodoh.
•••Author POV
BRUKK.
"Aaa! "
Terjadilah tubrukan antara Disa dengan seorang gadis. Disa meringis kesakitan seraya mengelus lututnya, dan gadis yang ia tabrak mengelus-elus tangannya. Malunya, mereka berdua jadi pusat perhatian di kantin.
"AREL!"
.......
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PANCAKE
Teen FictionIn my dream, you're with me -Disa Anastasya Kisah ini adalah potongan kisah nyata. Kisah ini ditulis untuk mengenang masa-masa indah yang telah terlewatkan. Aku harap kalian membacanya.. Kisah ini tentang Isa dan Disa..