8

24 3 9
                                    

"Kamu gak lagi deket sama siapa-siapa kan Sa?,"

"Semua gua anggap temen," jawab Isa

"Oh berarti kita cuma temen dong?"

Perempuan itu mendongak menatap Isa, mereka sedang duduk di kursi depan kelas. Entah pagi-pagi sekali Isa sudah berangkat sekolah, kesambet apa dia?

"Ya kan lo emang temen gua,"

"Coba deh tatap aku," tiba-tiba perempuan itu menangkup wajah Isa dengan kedua telapak tangannya. Isa diam, memilih menuruti perempuan itu. "Aku sayang kamu Sa, aku juga tau kok kamu sayang aku kan? Kamu udah janji sama aku kalo kita bakal sama-sama terus,"

Isa mengalihkan pandangannya, ia kembali menatap perempuan itu. Lalu perlahan ia menggenggam tangan perempuan itu, "Iya kita bakal sama-sama terus,"

"Jadi kamu sayang aku kan?" tanya perempuan itu dengan antusias.

Isa diam, "Hm, akan gua coba,"

Cup. Perempuan itu lalu pergi meninggalkan Isa menuju ke kelasnya setelah mencium pipi kanan Isa.

Isa diam.

Berbeda dengan Isa yang tampak tenang saja setelah apa yang dilakukan perempuan itu, Disa yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik mereka berdua dibalik pintu kelas sebelah merasa sesak. Meski tidak mendengar apa yang mereka berdua bicarakan, tetapi Disa melihat Arel mencium Isa. Ya, perempuan itu adalah Arel.

Jika kalian tanya Arel itu siapa? Arel adalah adik kelas alias adkel Isa dan Disa. Jika Isa dan Disa kelas XII IPA 3, maka Arel kelas XI IPS 1.  Akhir-akhir ini memang ada gosip jika mereka berdua dekat. Benarkah? Oh Disa baru menyadari, dulu Isa sangat khawatir kan waktu Disa gak sengaja nabrak Arel? Mengingat itu membuat Disa takut akan raut wajah Isa yang langsung berubah drastis, serem.

Disa melamun diambang pintu kelas sebelah, dia tidak menyadari jika Isa sudah mengetahui keberadaan daritadi. "Woe, ngapain lo bediri disitu,"

Disa kaget, teriakan Isa membuyarkan lamunan Disa. Mampus, ketauan ngintip kan lu Disa! "Apa sih, gua cuma nginget-nginget buku sejarah gua ketinggian kaga,"

"Lo ngintip gua sama Arel?" tanya Isa.

"Mana ada, jangan GR deh lu," Disa mengelak

"Ngapain lo nginget-nginget buku sejarah hari ini, hari ini hari Rabu bego! Sejarah udah kemarin, dasar bolot,"

Disa diam, tuh kan Disa emang bego banget, "Udah ketebak kan, lo ngintip gua daritadi, dasar kurang kerjaan banget," Isa bangkit lalu meninggalkan kelas melati Disa yang masih diam diambang pintu, entah mau kemana tu bocah.

Disa berbalik menoleh kearah Isa yang sudah berjalan jauh, ia menghentak-hentakkan kakinya, 'Ngapain sih lo langsung nyeplos aja tadi, Isa kan juga biasanya gak peduli sama jadwal harian tapi kok dia bisa tau sih, jadi ketawan ngintip kan gua, yaampun Isa gua dicium tu cewek, sebenernya mereka ada apa?' batin Disa bertanya-tanya lalu bergegas menuju kelasnya dengan raut muka bete nya.

∆∆∆

"Ngalamun aja daritadi, mikirin apa lu neng?"

Yang ditanya masih belum menjawab, BRAKK!

"Ayam bebek goreng.." Disa menoleh mendapati Izul yang tersenyum jahil disampingnya. "Ngagetin aja sih lo anjick! Gatau apa lagi ngebayangin yang halu-halu,"

"Wuih, Lo ngebayangin apa? Aneh-aneh kan lo? Otak Lo tu emang isinya kek begituan semua Dis, astaghfirullah tobatlah wahai anak muda,"

"Brisik, otak gua kinclong kemarin gua udah keramas jadinya bersih, nih cium kalo gak percaya,"

"Gahhhhh," ucap Izul sambil menutup hidungnya seakan merasa bau.

"Udeh setop dah! Ribut mulu ni bocah," kata Nur sewot.

"Ntar nangis, bingong," tambah Dea.

Keempatnya lalu diam, hening.

"Eh" ucap Disa tiba-tiba yang membuat Izul ,Dea, dan Nur menoleh kearahnya.

Merasa menunggu apa yang akan Disa ucapkan, Disa menoleh kearah mereka bertiga, "Kaga jadi deh,"

"Woh songong lo, buru mau ngomong apa. Gua gasuka nunggu, PHP aja lo," ucap Dea. "Sabar aku tuh kamu giniin,"

"Menurut kalian, Isa beneran ada apa-apa gak sama adkel sok cantik itu?" Ucap Disa pelan sambil menatap sekelilingnya agar tidak ada yang mendengar apa yang barusan dia katakan.

"Iya, cocok kok mereka,"
"Iya deh kan mereka sering berangkat berdua,"
"Napa lo tanya begituan, cembukor lo?"
"Babang penkek noh, otw kesini,"

"Mana.. mana.." Disa mengedarkan pandangannya kesegala arah, mencari keberadaan sang kutub es.

"Tapi boong, wkwkkw,"

Bughhh

"Woy anjeng sakit co*, pantat gua yang aduhai ini jadi tepoz yaamponn," Izul mengusap pantat nya. "Keterlaluan banget lo dorong kursi we sampe jatoh, duh pantat gua beneran sakit,"

"Udeh lu mundur aje neng, Isa udah sama Arel," ucap Nur.

Disa menoleh menatap Nur. "Kalo bisa, udah dari kemarin-kemarin gua mundur, lagian apa susahnya sih nganggep temen doang,"

"Semua bukannya temen ya?" tanya Dea.

"Aelah, Isa kan orangnya emang kaya gitu Dis, adem-adem menghanyutkan hati~~ihirr," kata Izul dengan nada yang alay.

Disa berdiri, "Mau kemana lo?" tanya Dea.

"Mau nyamperin Isa,"

Uhukkk-uhukkkk
"Gile lu, dia tu lagi berduaan sama Arel, mungkin" kata Izul seperti cenayang.

"Iya noh, ntar liat mereka berduaan mewek lu," kata Nur.

"Bodo ah, gua mau ke kelas aja, gua duluan ya," ucap Disa pergi meninggalkan kantin menuju kelasnya. Sendirian. Sad banget kan? Huhuu:((

Disa melewati lorong hendak menuju kelasnya, biasanya dilorong ini banyak anak-anak yang nongkrong, ya salah satunya gerombolannya Isa. Tapi kali ini sepi, hanya ada beberapa anak yang duduk-duduk tapi Disa tidak mengenalnya. 'Mungkin adkel,' batinnya.

Disa melanjutkan langkahnya, sampai didepan kelas ia langsung bergegas memasuki kelas. Ia menghentikan langkahnya, ia terkejut dengan apa yang ia lihat. Merasa ada yang memasuki kelas gadis itu menoleh kearah pintu. Ya, dia adalah Arel.

"Eh kak Disa, aku cuma nemenin kak Isa kok. Emm... aku keluar dulu ya kak," Arel bergegas keluar dari kelasnya dengan buru-buru. Aneh.

Disa menatap Isa yang sedang tertidur sangat pulas. Ia memperhatikan Isa, laki-laki yang selalu menjadi pusat perhatiannya. Entah kenapa, Isa memiliki daya tarik tersendiri.

"Sebenarnya kalian berdua ada apa sih, sampe lo tidur aja ditungguin sama dia, mana dikelas cuma kalian berdua. Pantes tadi gua galiat lo keluyuran," gumam Disa pada dirinya sendiri.

Disa memilih keluar dari kelasnya meninggalkan Isa yang tertidur pulas sendirian dikelas. Moodnya kali ini benar-benar hancur..
Laki-laki yang ia cari ternyata sedang asik berduaan dengan cewek lain, dikelas, kosong, hanya berdua.
Disa benar-benar kecewa, 'apa mungkin mereka beneran pacaran?' banyak pertanyaan yang memenuhi pikiran Disa.

Hi guys:')
Jgn lupa Vote and Coment ya':)

MY PANCAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang