Happy Reading!!
Jangan lupa Vote and Coment':)Bel pulang sekolah telah berbunyi 10 menit yang lalu. Anak-anak kelas XII IPA 3 berkemas untuk pulang, tapi tidak dengan Disa, ia memilih mengamati papan tulis dan mencerna apakah materi yang tadi di sampaikan oleh Pak Bisma masuk ke dalam otaknya atau tidak.
Disa merasa pusing! Benar-benar pusing.
Ia masih membayangkan kejadian memalukan saat istirahat tadi. Bagaimana tidak? Setelah kejadian itu, setiap kali ia melihat Isa, Isa tercyduk sedang melihat ke arah Disa juga. Tatapannya seperti mau menerkam Disa hidup-hidup. Huaa ha haa, takut bangetSeperti kali ini, Isa sedang berbalik hendak memasukkan buku-bukunya ke dalam tasnya, memang tempat duduk Isa berada di barisan paling depan sedangkan Disa di barisan ke-3. Isa memang memasukkan buku-buku pelajarannya kedalam tas, namun matanya sesekali melirik ke arah Disa dengan tatapan tydack suka.
Disa bisa mencium bau-bau aura tidak suka yang Isa tunjukkan lewat lirikan matanya. Dan Disa takut akan itu! Siap-siap di terkam lu Disa😂
'Ganteng sih ganteng, tapi nyeremin, untung sayang, ' batin Disa
"Kok dia ngliatinnya gak bisa b aja si? Gue jadi merinding," ucap Disa sengaja menghindari lirikan tajam dari Isa
"Gatau no, mata baru kali," celetuk Izul asal
"Isaa! Mata lo baru ya? Kok ngliatinnya gitu bingit, kan adek baper bang, jangan gitu napa, " teriak Izul secara tiba-tiba pada Isa
Teriakan Izul yang tiba-tiba sontak membuat semua anak yang masih berada di kelas XII IPA 3 bersorak kegirangan,
"CIEEEEE! IZUL SUKA ISA NIEEE, DEDEK BAPER BANG,"
"Wohh, Izul suka sama Isa lekk,"
"Heh Zul! Sejak kapan lo suka bang Isa?"
"Tuh bang Isa, adek Izul baper noh,"
"Wah, gosip baru mulai beredar"
"Pj Pj nya dong! Longlast kalian,"
"Diem-diem ya ternyata kalian, "
•••
D
isa POV
Aku hanya menanggapi dengan gelengan dan senyuman kecil, tidak mungkin kan aku ikut nyie-nyie in Izul? Sakit dong nantii, wkwkwkw
"Heh! Bukan gue ogeb, si Di.....," belum sempat Izul menyelesaikan ucapannya aku segera menginjak kakinya, because i know kalo dia mau nyebut nama akuu. Bisa ketawan dong nanti, kan berabee atuh.
"Awww..awhh sakit coe, adohhh, parah lo!" teriak Izul padaku
"Mau ngomong apa lo?" ucapku lirih sambil melototinya
"Ya mau ngasih tau lah, kalo yang suka Isa itu lo! Bukan gue!" sewot Izul
"Lo mau gue tercyduk suka sama Isa?"
"Gak! Kasian lo ntar mewek kalo gue bocorin," ucap Izul sambil memutar bola matanya
"Nah, gitu dong," ucapku sambil meringis memperlihatkan deretan gigiku dan menepuk pundak Izul
Semua kejadian itu tak luput dari lirikan tajam mata Isa. Aku yakin Isa melihat interaksi antara aku dan Izul, tapi aku tidak yakin Isa dapat mendengar pembicaraan kami karena aku dan Izul berbicara dengan nada pelan seperti bisikan.
Kuabaikan Isa yang masih duduk sambil menikmati kipas angin yang dari dulu sudah stay pewe dihadapannya. Tumben-tumbenan tu bocah masih nongkrong di kursi, biasanya denger bel aja langsung lari keluar, ah bodo amat,-
Dan yap, Alhamdulillah materi yang diberikan Pak Bisma gak masuk ke otak saya^^
"Pulang kuy, gue pengen liat drakor, uh ulala bingit, ada yang baru soalnya, ga sabar gue," ucap Izul sambil berdiri hendak menghampiri Silfi, rencana nya sih mau ngembaliin bolpen, tapi ternyata si Silfi udah pulang :v
"Eh, Silfi udah pulang deng ya. Bolpen nya bagemana nih? Gua bawa pulang aja gak papa? Tapi ntar kalo abis? Bingung gue, hehe " ucap Izul bingung seperti org gaje.
Izul memang gitu ye guys, gak modal!! Setiap hari suka pinjem bolpen orang. Yang sering di pinjem tu bolpennya si Silfi noh soalnya bolpennya si Silfi segudang. Jangan di contoh ya readers':) kalian gak akan kuat, biar Izul saja. Xixixi
"Titipke gue aja," ucap Cahyo tiba-tiba—sang penyiak bolpen— pun beraksi sambil menyeringai
"Gah!! Ntar malah lo ambil,"
"Wah, gak boleh suudzon sama abang Cahyo," ucap Cahyo
"Ihirr, tadi sama Isa sekarang sama Cahyo, yang mana nih yang bener," ucap Dea—salah satu penghuni kelas XII IPA 3— sambil berlalu meninggalkan kelas
"Gue mau pulang, lo mau disini sama Cahyo apa mau pulang?" ucapku sambil berdiri dari tempat dduduk sambil melirik mereka berdua.
"Heh, yang nunggu siapa, yang ninggal siapa? Dasar kamprettt," teriak Izul
"Ayok buru! Malah ngobrol sama Cahyo mulu. Gue tinggal nih,"
"Iye-iye. Aelah gak punya peri kesahabatan benget sih lo," kata Izul
Aku dan Izul pun berjalan hendak keluar kelas, dan sebelum keluar kelas aku harus melewati meja Isa. Otomatis aku harus lewat di sampingnya kan? Enggak juga sih sebenernya :v tapi kan gapapa sekalian modus. Eheheeehee
'Rilex aja, anggep Isa gada gisitu' fikirku
Saat aku melewati meja Isa, tepat di sampingnya, kulihat dia menutup mata dengan nafas yang teratus. Dia tidur? Disaat pulang sekolah begini? Mustahil sekali. Biasanya dia akan tidur pada saat jam pelajaran. Gak peduli pelajaran yang gurunya killer atau enggak, 'yang penting tidur' mungkin itu motto Isa.
"Tumben-tumbenan si Isa tidurnya pas pulang sekolah," tanya Izul lirih setengah berbisik
"Gak tau, capek kali" jawabku mencoba tak peduli
Kulanjutkan langkah ku
Dan, suatu hal membuatku menghentikan langkahku.
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PANCAKE
Teen FictionIn my dream, you're with me -Disa Anastasya Kisah ini adalah potongan kisah nyata. Kisah ini ditulis untuk mengenang masa-masa indah yang telah terlewatkan. Aku harap kalian membacanya.. Kisah ini tentang Isa dan Disa..