9

26 3 8
                                    

Adzan dhuhur sudah berkumandang dari beberapa menit yang lalu. Kaki Isa berjalan gontai melewati koridor kelas, berjalan menuju masjid untuk melaksanakan sholat. Entah apa yang meracuni pikirannya kali ini, biasanya ia tidak pernah on time kalo urusan sholat, tapi kali ini? Subhanallah...

Jika ditanya dengan siapa Isa ke masjid?

Sendiri.

Biasanya jika bersama teman-temannya ia akan telat atau bahkan melupakan sholatnya, astaghfirullah. Tapi, berhubung kali ini ia tidak ikut nongkrong dengan temannya di warung samping sekolah ia merasa ingin sekali rasanya menginjakkan kakinya menuju masjid, entahlah.

Isa melepas sepatunya dan memandang ke depan melihat pintu masjid sekolah yang tertutup, hanya ada celah kecil menandakan belum ramai siswa yang ada di dalam.

Ini pertama kalinya Isa ke masjid tepat waktu. Ia berjalan menuju kran air yang berada di samping masjid. Kedua tangannya membentuk mangkuk yang siap ia isi dengan air untuk membasuh wajahnya terlebih dahulu, menyadarkannya atas segala hal yang ia pikirkan daritadi.

Dia sedang memusingkan hal-hal yang tengah memenuhi pikirannya. Ia bingung akan hal itu, hal yang membentuk pertanyaan-pertanyaan dalam pikirannya yang membuat dirinya sendiri penasaran akan jawabannya.

Ia mengambil air wudhu, perlahan tapi ia merasa sejuk setelah berwudhu. Ia menarik sedikit bibirnya keatas membentuk lengkungan kecil, "Alhamdulillah," gumamnya.

"Loh, lu sholat?!" Isa berbalik dan mendapati Hamsah-teman sekelasnya.

"Hm,"

"MasyaAllah, Subhanallah, Alhamdulillah. Istighfar gue liat lu sholat on time begini Isa, kesambet setan apa lu siang-siang bolong begini?" cerocos Hamsah yang terkejut melihat Isa di masjid.

"Gak sholat salah, giliran sholat pada kaget. Heran gua sama lo," jawab Isa.

"Aelah gitu ae marah si bambank."

Isa memasuki masjid, meninggalkan Hamsah yang hendak berwudhu.

"Gile tu Isa, sendirian aje. Kalo sama temennye mana mau sih sholat, setan semua tu temennya," gumam Hamzah.

∆∆∆


Selesai sholat, Isa bergegas mengambil sepatunya dan membawanya ke kelas karena suasana masjid yang ramai. Ia juga mulai risih dengan tatapan-tatapan adkel atau teman seangkatannya.

'Isa tumben banget sholat,'
'Isa beneran? Kesambet apa tu bocah?'
'Kak Isa udah tobat?'

Dan masih banyak lagi bisikan yang dilontarkan orang-orang ketika melihat Isa keluar dari masjid, bahkan waktu Isa memasuki masjid salah satu guru yang sudah berada disana -Pak Jon- kaget ketika tiba-tiba Isa duduk disebelahnya.

'Gua sehina itu? Sampe gua sholat aja seantreo sekolah pada heboh. Mungkin besok gua bakal masuk berita di mading sekolah, wkwk,' batin Isa.

Isa sampai di kelasnya,

"WOE GUA CARIIN LU! DARIMANA LU!" teriak Revan ketika Isa memasuki kelas dengan menenteng sepasang sepatunya.

Isa tidak menghiraukannya dan memilih untuk duduk ditempatnya. Disa yang memang daritadi berada di kelas melihat gerak-gerik Isa, dari awal teman-temannya masuk kelas dan tidak mendapati Isa bersama mereka Disa berpikir mungkin sedang bersama Arel. Tapi ketika melihat Isa memasuki kelas dengan menenteng sepasang sepatunya kening Disa mengerut, 'Isa darimana? Masa iya sholat?' batin Disa.

Isa masih memperhatikan Isa, tanpa sadar Isa sudah duduk di kursi depannya. Ya, memang tempat duduk Isa dan Disa depan belakangan doang.

"Udah ngliatin gua nya?"

Disa tersentak ketika mendengar suara berat milik Isa yang membuyarkan lamunannya.

"Gua lagi ngalamun, jangan GR. Gua gak ngliatin lu!" kata Disa dengan suara ketus.

Isa membalikkan badannya menghadap papan tulis.

"HAI SELAMAT SIANG SEMUA, IHIR CECAN BEKK,"

Disa menutup kupingnya ketika mendengar suara toa milik Izul. "Brisik anjir," kata Dea.

"Hahahaaa maapkan daku, efek lagi seneng ini mah. Lo tau gak Disaaaa," tanya Izul dengan suara keras sambil menuju bangkunya.

"Gak,"

"Eh buset we belom bilang. Jadi gini, lo tau kan gue habis sholat, terus gue ke kelas ini, sekarang ini. Lo tau sama siapa? Sama babang Haku o em jihhhh, panas dingin gue langsungan," kata Izul dengan nada alai.

"Brisik,"
Bukan Disa yang menjawab, tapi Isa. Padahal niatnya memberitahu Disa kenapa jadi Isa yang jawab?

"Oh iya bang Isa aduh, kesambet setan apa lo tadi sholat di masjid. Awto istighfar kan gua tadi liat lo," kata Izul dengan nada keras membuat anak di kelas melihat ke arahnya.

"WOE LO SHOLAT TADI, BUSET TEMEN GUA ALIM BENER. BARU AJA GUA TINGGAL SATU HARI, JADI ALIM GITU," teriak Revan ketika mendengar perkataan Izul jika Isa sholat di masjid.

"Isa? Sholat? Kok gak tau gua," tanya Cahyo.

"Yeee, sejak kapan lu ada di daerah masjid. Makanye kaga tau kan Isa tadi sholat," jawab Izul.

"Lo aja yang kaga tau gua sering di masjid. Gua kalo ke masjid tu nunggu sepi dulu, males kalo masih rame. Ntar pada tersepona lagi sama ke gantengan abang Cahyo ini, ye gak De?" tanya Cahyo pada Dea yang duduk di belakangnya.

"Hoeek, berasa mau muntah we," kata Dea sambil memperagakan seolah-olah ia ingin muntah.

"Yaelah gitu amat sama gua," Cahyo menunjukkan muka melasnya.

"Hahaha mampus," kali ini Disa yang berucap.

Izul duduk di kursinya, ia menatap Disa.
"Gila tadi tu bocah sholat," kata Izul pada Disa dengan nada bisik-bisik sehingga hanya mereka berdua yang dapat mendengarnya sambil mengarahkan dagunya kearah Isa.

Disa tersenyum, "Kaga tau gue, mungkin sudah terbuka pintu hatinya,"

"Nyesel gak lo gegara gak sholat, padahal tadi tu beuhhh jelas banget terpampang nyata tuh Isa."

"Heh! Lo bayangin apaan, mesti lo bayangin yang aneh-aneh kan?"

"Buset Disaa, pikiran lo itu yang aneh, orang gue cuma ngasih tau doang. Udah lah pokoknya hari ini seneng banget bisa jalan berdua sama babang Haku. Mohon digaris bawahi, berdua," kata Izul dengan senyum yang tak memudar.

"Percaya gue yang lagi berbunga-bunga," kata Disa.

Suasana mendadak hening ketika guru mapel telah memasuki kelas XII IPA 3.

"Gua harap ni pelajaran cepet selesai lah, pen cepet-cepet pulang,"

Itulah harapan para penghuni kelas XII IPA 3.
Banyak yang sudah tepar duluan, rasanya ingin cepat-cepat menyelesaikan jam pelajaran. Semakin siang memang mood belajar udah ilang, bener g readers? Hayolo ngaku kalian semua😂

Jgn lupa Vote and Coment ya':)
Terimakasih yang sudah membacaa..

MY PANCAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang