7. Hyuga Neji

351 29 0
                                    

Sang cakrawala malam tetap terlihat indah walau bulan dan bintang enggan memberikan senyum sucinya, angin dingin itu menerpa menerbangkan daun rapuh entah kemana, sepi sunyi di saat sang malam akan berganti hari, lelaki itu masih diam terpaku ditempatnya berpijak tak ada niatan untuk pergi, manik amethystnya memandang penguasa malam dengan pikiran yang melayang jauh entah dimana ia berada, menghiraukan seseorang yang saat ini tengah memasuki kamar sederhananya, tidak terlalu mewah tapi nyaman untuknya, orang itu duduk dengan santai pada pinggiran kasur king size miliknya sebelum melirik lelaki yang masih asyik melamunkan hal yang sering dilakukannya bertahun tahun lamanya, tanpa peduli saat angin dingin itu menusuk kulit putihnya yang mungkin kapan saja dapat membuatnya terkena demam, orang itu pun lanjut merebahkan tubuh lelahnya disana, menutup mata untuk menghilangkan pening yang melanda kepalanya sesaat.

"Kau masih memikirkannya??" Ucap orang itu tiba tiba yang tanpa membuka matanya.

"..."

Helaan nafas kasar orang itu lakukan saat tak mendapati jawaban pada lelaki yang tengah membungkuk menyandarkan kedua tangannya pada pembatas balkon villanya, ia tidak marah karena sudah menduga ini sebelumnya, ia kenal baik akan kepribadian lelaki itu.

"Sudah berapa kali kukatakan, berhentilah sebelum rasa yang kau miliki itu berbalik menyakiti dirimu sendiri"

"..."

"Dia bukan untukmu, kau tahu sendiri ada orang lain disisinya, dan kau pun tahu mereka memiliki rasa yang sama, Dia hanya menggapmu tidak lebih dari sekedar sahabat, jadi untuk kali ini dan seterusnya disaat kau masih belum bisa menghilangkannya dari hatimu aku akan selalu mengatakan ini padamu, aku tahu itu berat bagimu, tapi setidaknya cobalah untuk melupakannya"

"Terdengar mudah saat aku mendengarnya, tapi apa yang bisa kulakukan di saat ego yang besar ini menolak untuk melakukannya" Ucap sang lelaki membalas orang itu, menyerah akan sesuatu yang tak seharusnya ia miliki.

"..."

"Aku tahu dia bukan untukku dan aku juga tahu ada orang itu disampingnya, meskipun telah bertahun tahun lamanya kita bersama seperti Dia yang sudah menghabisakn dua belas tahun mencintainya pada akhirnya pun aku dan Dia tak bisa mendapatkannya, dan itu karena kami berdua takut menghancurkan benang yang sudah terlanjur terikat dengan kata 'persahabatan' ini, yang seperti katamu bahwa dia hanya menganggap kami berdua tidak lebih dan tidak kurang hanya sebagai sahabat"

"..."

"Kau tahu?? Dia berbeda, dia bercahaya, senyumnya begitu menghangatkan jiwa, tingkah laku absurdnya membuat semua orang tergelak karena tawa, dia cantik membuat semua mata ingin keluar saat melihatnya, dia manis akan sikapnya yang tak pernah pilih kasih, dan semua kelebihan yang mungkin belum dapat kuketahui semua itu telah berhasil membuat banyak lelaki menaruh hati padanya, hanya satu kelemahannya, dia itu bodoh sampai sampai dia tidak tahu bahwa banyak orang yang mendambakannya"

Orang itu masih diam mendengar pengakuan yang masih belum terselesaikan semuanya, ia memang tidak tahu banyak tentang dia yang dimaksud lelaki itu, ia hanya tahu bahwa dia punya pengaruh besar pada kehidupan teman lelakinya.

"Mencoba!! Aku sudah mencobanya puluhan, ratusan, bahkan ribuan kali aku tetap mencobanya, aku mencoba membiasakan diriku pada gadis lain yang dapat menarik perhatianku meski kecil berharap akan ada rasa yang mulai tumbuh untuk gadis itu tapi apa?? Setiap aku dan dia bertemu entah itu di sengaja atau tidak rasanya kata mencoba itu hanya akan menjadi sia sia untukku yang ada, rasa yang entah kapan telah melekat begitu lengket di hatiku semakin membesar saja. Jadi menurutmu apa yang harus ku lakukan sekarang??"

"..."

"Lihat, sekarang pun kau tak tahu jalan tengah mana yang harus kupilih, semuanya mudah saat semuanya terucap tapi kau tak mengerti, kau tak akan pernah mengerti karena kau tak mengalami dan merasakannya"

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang