11. Undangan

248 21 0
                                    

Dia tidak ingin mempercayainya, benar benar tidak ingin mempercayainya, setelah rasanya baru kemarin dia mengambil keputusan yang menurutnya sudah tepat tapi apa yang ada di hadapannya saat ini, setiap kata yang tertera dengan gaya indah disana telah benar benar memukul hatinya hingga terpecah berkeping keping, belum lagi seakan tak puas, kepingan itu hancur terinjak tanpa kasihan menjadi debu yang siap terbawa angin kapan saja, kini dia baru sadar waktu memang telah terbuang begitu cepat.

Walaupun hatinya sudah dipersiapkan untuk menerima resiko apapun tapi tetap saja hati yang dimilikinya terlalu rapuh untuk menerima semua kenyataan pahit ini. Masih ada 3 minggu lagi sebelum hal itu terjadi, dan 2 hari dari sekarang akan ada acara yang sama penting bagi Naruto, akhir akhir ini dia dan sahabatnya sibuk belajar untuk menghadapi ujian kelulusan walaupun dengan dia yang tidak belajar, dia masih akan lulus dengan nilai yang cukup sempurna.

Blue shaphier kembali melihat kertas perpaduan warna putih dan biru itu di atas benda persegi panjang, tangan putihnya tak berhenti memainkan cubic yang belum sepenuhnya terselesaikan, mencoba meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik baik saja hingga suara yang sangat akrab menyapa pendengarannya.

"Kau tidak akan memberitahunya??"

"Siapa??"

"Tak perlu berpura pura bodoh, kau tahu siapa yang aku maksud"

"..."

"Hahh... Naruto, tak usah membohongi dirimu sendiri, aku tahu kau punya rasa padanya, selagi semuanya masih dalam keadaan terkendali kenapa tidak mengatakan yang sebenarnya pada dia sebelum semuanya benar benar tak bisa kau ubah"

Tangan itu berhenti memainkan cubicnya, menatap kembali kertas putih biru cantik yang baru saja diterimanya tadi pagi saat akan berangkat sekolah di sebuah bangku panjang tanpa sandaran berlapis sofa tipis untuk tempat duduknya, Naruto marasa dunianya berhenti berputar saat itu juga, saat tangan ramping yang telah ia paksakan untuk berhenti bergetar saat kertas itu sudah digenggamnya. Naruto bahkan tidak ingin mengaku bahwa ia telah lari, lari dari kenyataan yang baru saja mengucapkan 'hai' padanya. Beralih dari kertas yang telah diketahui undangan itu menuju seorang gadis musim semi dengan rambut bublegumnya yang tengah asyik membaca komik yang Naruto sendiri tidak tahu apa judulnya, pada kasur queen size miliknya, tidak ada satu katapun saat Naruto sibuk menatap sahabat yang telah ada untuknya selama ini, walau hanya 5 tahun ia mulai menjalin ikatan itu tapi hanya Sakura yang benar benar mengerti dirinya dengan baik.

Gemuruh ombak menerjang karang masih terdengar oleh Naruto, melalui kaca transparan itu Naruto bisa melihat indah laut lepas membuatnya sedikit rileks, masih belum ada yang memulai kata saat Naruto kembali memandang objek yang berbeda untuk ketiga kalinya, tubuh ramping itu ia sandarkan pada tiang hitam di belakangnya, terlalu terhanyut akan indah pemandangan alam melalui villa pribadinya.

Gemuruh ombak menerjang karang masih terdengar oleh Naruto, melalui kaca transparan itu Naruto bisa melihat indah laut lepas membuatnya sedikit rileks, masih belum ada yang memulai kata saat Naruto kembali memandang objek yang berbeda untuk ketiga...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya, Naruto dan Sakura membolos, padahal tidak ada niatan untuk melakukannya apalagi saat saat sedang menghadapi ujian kelulusan seperti ini, entahlah Naruto juga tidak mengerti kenapa ia melakukan hal yang belum pernah ia lakukan hanya karena sebuah surat undangan. Setelah beberapa menit ia menerima surat yang menurutnya sangat sangat menyebalkan Naruto langsung pergi menuju rumah Sakura saat tau gadis itu meminta dijemput karena mobilnya yang sedang mogok melalui pesan singkat, dan saat diperjalanan, Naruto hanya mengikuti kata hati yang menyuruhnya untuk membanting setir meninggalkan bangunan luas sekolah yang hanya tinggal lima meter jauhnya untuk melepaskan rasa stres dengan datang ke villa pribadinya yang jauh di tokyo dan tak lupa Sakura yang terus menerus mengomel menyumpah serapahi akan perbuatan Naruto, butuh waktu dua jam agar sampai ditempat yang tidak terlalu mewah namun nyaman karena suasana yang begitu asri.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang