19. Just You [ END ]

1.1K 34 1
                                    

"PERGI" Teriak Naruto kepada seorang pria yang kini tengah mencoba menenangkannya.

Shikamaru yang melihat Narutonya bertindak beringas seperti ini kepadanya, dengan melemparkan beberapa benda yang berada dimeja nakas samping ranjang, membuatnya sedih dan sendu, apalagi ketika mengingat ucapan dokter Tsunade waktu itu telah membuatnya semakin ingin melindungi Naruto.

Flasback On

"Naru apa yang kau rasakan sekarang??" Tanya Tsunade

"Bibi, gelap....seluruh pandanganku gelap juga....juga aku tak bisa menggerakkan kakiku. Bibi apa yang terjadi denganku??" Naruto sedikit terbata karena rasa takut yang mulai menjalar kehatinya.

"Hm, tidak apa apa sebaiknya kita melakukan CT Scan dulu untuk mengetahui lebih lanjutnya dan Naruto kuharap kau akan menerima apapun itu hasilnya"

Naruto hanya mengangguk dan mereka langsung menyiapkan prosedur prosedur untuk melakukan CT Scan, setelah menunggu berjam jam lamanya akhirnya hasilnya pun keluar, membuat beberapa orang yang sudah mengetahui keadaan Naruto sedikit was was juga cemas.

"Naruto kau benar benar tidak merasakan rasa sakit pada kakimu saat bibi memukulnya seperti ini??" Tsunade melihat Naruto yang tidak menunjukkan reaksi sakit saat dirinya memukul lutul kaki Naruto dengan palu berukuran kecil.

Gelengan kepala Naruto berikan kepada bibinya, ia benar benar mati rasa pada bagian bawah kakinya.

Setelah memastikannya sekali lagi, Tsunade tidak ragu akan hasil ST Scan yang sekarang berada ditangannya. Kemudian ia keluarkan hasilnya dalam map coklat dan menunjukkannya pada seluruh orang yang hadir.

"Kalian lihat ini, bagian ini dan ini. Kalian pastinya tahu kan kalau kepala adalah hal utama yang harus dilindungi daripada bagian tubuh lainnya ketika seseorang mengalami kecelakaan, karena didalamnya terdapat banyak saraf yang mengatur seluruh tubuh kita, juga kalian bisa lihat tempurung keras yang melindungi otak dan seluruh saraf yang berada didalamnya telah retak. Lagi benturan yang Naruto alami juga tidak ringan dan bukan hanya satu kali benturan tapi berkali kali, retakannya juga tidak jauh dari sel syaraf penglihatan dan bagian bawah yang menuju ke kaki, saat terjadi benturan saraf saraf ini terkena imbas hingga menyebabkan kerusakan permanen. Dengan kata lain Naruto saat ini....saat ini mengalami kebutaan permanen dan tidak akan pernah bisa melihat lagi, juga kakinya telah lumpuh dan dapat Naruto juga takkan pernah bisa berjalan lagi"

Tsunade sebenarnya sangat berat hati ketika mengatakan ini, tapi cepat atau lambat Naruto pasti akan mengetahui semuanya. Akan lebih baik jika Naruto mengetahuinya sekarang setidaknya saat ini ada orang orang yang mampu menopangnya.

Seluruh keluarga Namikaze begitu syok saat menerima kabar buruk ini, bahkan Naruko sudah menangis keras dipelukan kakak sulungnya, Kushina sudah jatuh kelantai dingin dengan derai air mata yang terus mengalir, sedangkan Minato hanya memandang kosong didepan sana.

"Ka...kakak ipar ini semua bohongkan??" Tanya Minato yang masih tidak percaya.

"Sayangnya kenyataan memang terkadang akan memiliki sisi pahit yang sulit diterima" Tsunade menunduk saat rasa bersalah dan sedih melingkupi wajahnya.

"Bibi kau pasti masih bisa melakukan sesuatu kan? Kita masih bisa mencari mata baru untuk Naruto dan...dan...."

"Tidak bisa, aku sudah bilang kalau itu permanen, sekalipun kita sudah menemukan mata yang cocok untuk Naruto, dan mengoperasinya, Naruto tetap tidak akan bisa melihat, karena yang rusak itu adalah sarafnya bukan korneanya, mungkin hasilnya akan berbeda jika yang bermasalah adalah korneanya"

Kurama sudah tidak bisa mengatakan apa apa lagi saat bibinya memberi pukulan telak pada hatinya.

Shikamaru yang masih membeku ditempatnya, tidak tahu lagi harus berbuat apa, lalu tatapan beralih pada Naruto yang menenggelamkan kepalanya, tubuhnya sedikit bergetar dan ia tahu bahwa Narutonya sedang menahan tangis.

"Keluar" Suara lirih penuh rasa sakit tiba tiba menyentak kesadaran mereka.

"Naru" Kushina hendak memeluk putrinya yang sudah pasti telah hancur, namun belum sempat tangannya menggapai Naruto, ia telah lebih dulu mengubur dirinya dibawah selimut tebal rumah sakit.

"Aku ingin sendiri"

Akhirnya mereka pun tidak punya pilihan lain selain menuruti perkataan Naruto.


Flasback Off

Shikamaru sudah tidak tahan lagi, ia segera meraih pergelangan tangan Naruto tidak peduli dengannya yang masih memberontak dan beberapa luka gores akibat kuku kuku panjang Naruto yang kembali mencengkram tangan Shikamaru dengan erat.

"Apa yang kau lakukan brengsek, pergilah dari hadapanku" Masih Naruto berteriak.

"Tidak" Shikamaru tak mau kalah, menaikan satu oktaf suaranya pada Naruto.

"Lalu apa maumu?"

"Aku mau kau, hanya kau" Naruto tersentak oleh ucapan Shikamaru yang membuatnya sedikit lebih memberontak dari yang tadi.

"Kenapa, apa karena sekarang aku cacat, kau mengasihaniku seperti ini dan dengan bodohnya meninggalkan Hinata yang sampai sekarangpun masih sama mencintaimu...sebelum kau menyesal pada akhirnya kembalilah sekarang padanya, sangat jarang memiliki gadis setulus Hinata" Ucap Naruto dengan pandangan kosong dimatanya.

Shikamaru hanya tersenyum saat mendengar pernyataan Naruto padanya, ia tidak marah akan ucapan Naruto atau pun kecewa karena menyuruhnya untuk kembali pada Hinata. Shikamaru menyentuh pipi Naruto yang mulai basah karena lelehan air mata yang  tumpah, Naruto sudah tenang dan tidak memberontak lagi sekarang.

"Hanya kau. Dari dulu hanya kau yang memiliki seluruh hatiku, hanya kau yang dapat membuatku merasa takut sampai rasanya aku ingin mati, hanya kau yang selalu membuat jantung ini berdetak lebih cepat. Sampai saat detik ini aku selalu mencintaimu, bukan karena aku kasihan padamu tapi aku ingin kau selalu bergantung padaku, aku ingin menjadi pria yang selalu bisa kau andalkan dan karena hatiku telah menetapkan satu nama yaitu dirimu. Dan soal Hinata, dari awal aku tak pernah punya niat untuk menjadikannya tunanganku, aku menjalin hubungan dengannya hanya karena aku ingin terbebas dari bayangmu tapi nyatanya sekeras apapun aku mencoba, tetap saja aku memang takkan pernah bisa lepas dari pesonamu"

Untuk pertama kali dalam hidup Shikamaru, pria pemalas itu berhasil mengejutkan Naruto dengan kata kata penuh makna padanya, air mata sudah jatuh membasahi pipinya, meski sekarang ia buta, ia mencoba melihat wajah Shikamaru melalui tangan lentik yang sekarang sedang menyelusuri lekuk wajah dari pria yang dicintainya.

"Bolehkah aku egois kali ini?" Dengan suara serak bergetar Naruto bertanya.

"Jika itu bisa melihatmu bahagia kenapa tidak"

"Tapi aku sudah membuat hati seorang gadis patah bila aku melakukannya"

"Kau akan semakin membuat hatiku patah jika kau memaksakan dirimu menjauh dariku"

"Shika!!"

"Hm??"

"Aku...aku, aku mencintaimu"

"Aku tahu"

Dengan derai air mata yang terus mengalir tiada henti, Naruto menerjang tubuh Shikamaru, menenggelamkan tubuhnya didada bidang sang pria, menangis keras meluapkan beban dan juga karena bisa mendapatkan cinta yang begitu dalam dari Shikamaru.

Dan semua adengan itu telah disaksikan oleh seluruh keluarga Namikaze dan Nara, juga sahabat sahabatnya yang tersenyum bahagia sebab melihat gadis itu bisa kembali membuka dirinya pada semua orang terutama untuk pria itu.


"Naruto semoga kau selalu bahagia dengannya"

"Aku memang masih mencintaimu, tapi asal dapat melihat kau bahagia selalu, aku juga akan bahagia"

"Semoga kalian bahagia selalu putriku"

"Jangan pernah bersedih lagi imotou"

"Nee-chan semoga kau selalu menjadi matahari kami"























Tamat.



Jangan hujat D karena endingnya yang sangat garing ini.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang