17. Liar

373 28 3
                                    

Naruto tidak pernah merasakan akan terjadi sesuatu pada dirinya, semuanya terlihat baik baik saja saat ia memandang salju yang masih turun dibalik kaca mobilnya, ia duduk dikursi penumpang karena disana ia merasa bahwa disitulah tempat ia akan merasa lebih baik.

Sampai apa yang dilihat Naruto didepannya, ia terkejut tapi tak bisa melakukan apapun, suaranya pun bahkan tersangkut ditenggorokannya, diperempatan jalan itu, yang seharusnya para mobil lain berhenti karena lampu merah di masing masing kanan dan kiri, namun ada satu mobil truk besar yang bahkan tak menghentikan mobilnya malah terus melaju dengan kecepatan tinggi ke arah mobil yang Naruto tumpangi.

Dan saat Naruto sadar sepenuhnya, ia hanya dapat merasakan rasa sakit yang menjalar disekujur tubuhnya, ia tidak tahu sudah berapa kali mobilnya terguling hingga terseret sampai mana, ia bahkan sudah merasakan mati rasa pada kepala dan kakinya, dan yang terakhir ia ingat, ia tidak tahu sejak kapan ia sudah berbaring dihamparan salju putih itu dengan posisi miring menghadap jalanan itu dengan pandangan kosong, rasa sakit diseluruh tubuhnya hampir merenggut kesadarannya. Lalu Naruto bisa melihat banyak orang mendatanginya, berkerumun dan mengoceh tidak jelas, disebrang sana seorang gadis yang hampir mirip dengannya memandang dirinya dengan takut, mata sayu Naruto jelas tahu siapa gadis itu, memberikan senyum tipis padanya, berusaha mengucapkan sebuah kata meski tanpa suara sampai ia benar benar menutup mata sambil meresapi bau anyir darah yang menggenang dibawah tubuhnya.

"Nee-chan"

.

.

.

Kushina tidak bisa duduk diam saat perasaannya bertambah tak karuan, cemas dan takut masih menyelimuti hatinya, ia tidak fokus pada acara pertunangan didepan matanya.

Hampir sama seperti yang dialami Kushina, Shikamaru juga merasakan rasa tidak nyaman yang sedari pagi mengusik pikiran dan batinnya. Rasanya ada sesuatu yang salah disini tapi apa, dia tidak tahu apa itu. Hingga saat Sakura datang menghampirinya dan memberikan sebuah kotak berukuran sedang berwarna biru tua kepadanya.

"Bukalah, itu dari Naruto. Mungkin kau akan mendapat jawaban kenapa Naruto tidak menghadiri acara pertunanganmu didalam kotak itu" Lalu segera pergi dan menghampiri Ino dan Tenten dengan hati yang tidak sama tenangnya juga.

Shikamaru membuka kotak itu dan ada syal berwarna merah dengan ukiran namanya sendiri pada ujung syal, dan juga ada kertas berwarna biru pucat didalamnya, Shikamaru mengetahui itu adalah secarik surat dan mulai membacanya.

Aku tidak buta, hanya saja aku terlalu bodoh untuk bisa mengetahui perasaanku sendiri. Belasan tahun kita bersama tapi aku baru menyadari sekarang, kehadiranmu yang selalu ada disetiap waktu terlewat nyatanya sudah menumbuhkan sebuah rasa yang sekarang tertancap dalam dihatiku.

Tapi aku sudah terlambat, sudah terlambat bagiku untuk menjadikanmu milikku karena sekarang sudah ada Hinata yang menjadi milikmu.

Kupikir dia perempuan yang baik, cinta dan rasa sayang yang dimilikinya terlalu tulus untuk kau tolak, jarang menemukan perempuan yang mencintaimu dengan segenap jiwa mereka, jadi...

Berbahagialah dengannya dan aku ucapkan selamat, semoga kau cepat menentukan pernikahanmu setelah acara tunangan ini selesai.

Maaf karena aku tak bisa menghadiri acara pertunanganmu karena mungkin saat kau tengah membaca surat ini, aku sudah berada di bandara atau duduk didalam pesawat menunggu lepas landas. Aku sebenarnya tidak bisa melihatmu memasangkan cincin itu pada gadis lain jadi yang kulakukan sekarang adalah melarikan diri dari kenyataan.

Ahh.. Kurasa ini sudah terlalu panjang.
Juga maaf, mungkin aku takkan kembali dalam waktu dekat sebelum aku telah benar benar menata hatiku yang sudah tak terbentuk ini, jadi jangan mencariku ok.

Dan

Aku

Mencintaimu Shika...

Your bestfriend

Naruto Namikaze.



Shikamaru tidak tahu apakah ia harus senang atau marah, senang karena ternyata cintanya tak bertepuk sebelah tangan atau marah karena Naruto sudah pergi meninggalkan jepang tanpa menemuinya lebih dulu.

Hinata hanya diam memandangi Shikamaru yang berada disampingnya, pertukaran cincin memang belum terjadi, karena mereka masih menunggu beberapa menit lagi, tapi Hinata merasa ada sesuatu yang salah disini.

Kurama berlari melewati beberapa tamu yang berada didepan sana menuju ayah dan ibunya, wajahnya terlihat cemas dan takut saat mendapati sebuah telfon dari adik bungsunya,

"Hiks... Hiks... Kakak, Nee-chan... Nee-chan kecelakaan... Kakak cepat kesini"

Setelah mendengar hal yang mustahil baginya, Kurama langsung menanyakan di mana rumah sakitnya dan bergegas menemui kedua orang tuanya guna menyampaikan kabar yang pasti akan membuat mereka hancur, meninggalkan beberapa temannya yang heran melihat tingkahnya yang terburu buru.

Dan semua itu tak pernah luput dari pandangan iris hitam milik Shikamaru, ia juga mulai merasa tidak nyaman dengan hatinya apalagi saat kembali mengingat mimpi buruknya tentang Naruto.

"Ayah... Ibu..."

"Ada apa ku? Kenapa kau berlari seperti itu?"

"Kita... Kita harus kerumah sakit sekarang"

"Hah... Apa? Rumah sakit? Siapa memangnya yang sakit ku?" Kushina mulai gelisah saat putranya mengatakan rumah sakit, ditambah melihat wajah anak sulungnya yang sedikit kacau membuat hati kecilnya ikut menjadi cemas.

"Naruto kecelakaan dan sekarang berada dirumah sakit kaa-san" Detik itu juga kaki yang menopang tubuh Kushina seperti telah berubah menjadi jelly, hingga membuatnya hampir menyentuh lantai marmer itu jika tidak ada Minato yang menahannya.

Minato sama terkejutnya dengan sang istri tapi ia harus tetap menjaga pikirannya agar tetap jernih disaat seperti ini.

Hal yang serupa juga terjadi pada ketiga sahabat Naruto dan tiga laki laki yang menemaninya, yang berdiri tidak jauh dari keluarga Namikaze itu, sedangkan Shikamaru, ia langsung menghampiri kurama dan langsung bertanya dirumah sakit mana Naruto di rawat.

"Dimana?"

"Rumah sakit milik Ba-chan"

Dan tanpa babibu lagi Shikamaru segera menuju mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan tinggi, setelah itu di ikuti oleh keluarga Namikaze dan para sahabat Naruto yang terlihat cemas bercampur dengan perasaan lainnya seperti takut dan khawatir.

Hinata hanya memandang sendu Shikamaru yang meninggalkan acara pertunangan mereka, dan keluarga Nara juga merasa syok dan meminta maaf kepada keluarga Hyuga karena acara yang sudah dipastikan gagal itu. Setelah itu pun mereka juga ikut melihat putri dari sahabat putranya.

Liar...

Batin seseorang bermonolog yang ternyata adalah Hinata.

.

.

.

Shikamaru berlari kencang dilorong rumah sakit, setelah tadi sempat menanyakan ruangan tempat Naruto menerima perawatan dan mengetahuinya ia segera berlari menghiraukan beberapa orang yang memaki dirinya karena tak sengaja menyenggol beberapa orang disana.

Lalu dikejauhan ia bisa melihat Naruko yang masih menangis melihat seseorang dibalik kaca bening itu.

"Naruko!!"



















Tbc...

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang