Just You

13. Permintaan

Memasuki kamar bernuansa kuning cerah, Naruto mendudukan dirinya pada kasur quen size milik adiknya Naruko, kamar dengan d'sign hampir sama dengan kamar miliknya, tidak terlalu banyak boneka dan aksesoris lainnya yang menonjol, membuat seseorang merasa nyaman karena warna yang menjadi backgroundnya, bukan tanpa alasan Naruto datang kemari ia hanya ingin memberikan kado yang sengaja tidak ia berikan pada malam ulang tahunnya kemarin.

Tubuh sang adik masih bergelung di bawah selimut tebal, masih kecewa kepada Naruto yang seakan lupa untuk memberikan kado yang sangat dinantikan olehnya. Waktu masih pagi matahari pun masih enggan untuk menunjukkan wajah hangat sang pemilik tapi, Naruto tahu kalau adiknya itu sudah bangun dari tadi. Membuka selimut tebal itu perlahan dan mendapati adik yang tengah memunggunginya dan tentu saja dengan tidur yang juga terlihat pura pura.

Naruto tersenyum lalu memandangi langit yang kini hampir berwarna cerah dengan lembut. Mulai bicara pada Naruko yang mungkin hanya akan mendengarkannya setengah hati, tapi itu bukanlah masalah besar untuknya yang paling penting ia telah mengungkapkan semuanya.

"Kakak akan pergi" Naruko menautkan alisnya bingung atas perkataan Naruto dalam tidur palsunya, masih tetap diam menunggu sang kakak benar benar menyelesaikan semua yang akan di ucapkannya.

"Setelah lulus sekolah nanti, kakak akan mengambil universitas di L.A, kakak tidak tahu apakah akan sering pulang ke jepang atau tidak tapi yang pasti kakak akan selalu merindukan semuanya, dan sebelum kakak pergi kakak ingin meminta tolong padamu"

Naruko segera bangkit setelah mendengar kakak kesayangannya akan pergi, menatap punggung kecil itu dengan Naruto yang masih setia memandangi langit yang kini telah cerah sepenuhnya, sinar hangat sang surya menerpa wajah halus putih itu, terlihat begitu bercahaya dan hangat.

"Selama kakak tidak ada disini, gantikan kakak untuk menjaga dan membuat senyum selalu tercipta untuk tuo-san, kaa-san, dan nii-chan, buat mereka selalu bahagia, ja--"

Perkataan Naruto terhenti karena hentakan dibelakangnya, tangan mungil itu memeluk erat tubuh Naruto tidak mengizinkan dirinya pergi kemanapun.

"Nee-chan jangan pergi, tetaplah bersamaku... Di sini banyak universitas yang terkenal akan setiap fakultas maupun akademiknya kenapa harus pergi ke tempat kakek dan nenek, kuliah saja disini ya??"

Bukannya menjawab, Naruto malah membalikan tubuhnya agar bisa menatap adik manja, polos dan manis terekam melalui indah biru shaphiernya, entah kenapa Naruto pasti akan merindukan wajah ini, wajah yang hampir mirip dengannya, dia akan rindu suara hiperaktif yang selalu mengganggu gendang telinganya, dia akan merindukan sikap manja yang selalu menyusahkannya, dan masih banyak rindu yang tidak bisa di deskripsikannya karena saking banyaknya rindu yang akan dia pendam nanti. Mengusap sayang kepala dengan surai pirang yang sama dengannya, Naruto menolak untuk memberikan jawaban dari pertanyaan Naruko, yang ia lakukan hanya tersenyum simpul lalu mengeluarkan kado yang ia simpan di balik hodie merah maroon miliknya.

"Kau suka??" Naruko menatap lebar sebuah benda yang digantung oleh tangan Naruto, begitu bercahaya dengan kilauan hijau saat sinar matahari menangkap benda itu.

Senyum Naruko mengembang setelahnya dan anggukan kepala ia berikan berkali kali saat melihat benda yang sama yang dimiliki kakak tercinta. Kalung kristal hijau berbentuk prisma dengan satu buah mutiara putih kecil dimasing masing kanan kiri kristal tersebut sejenak membuatnya lupa akan perkataan yang baru saja keluar dari bibir Naruto.

"Jaga baik baik kado kakak yang satu ini, di dalam kalung ini tersimpan begitu banyak cinta untukmu, jangan sampai hilang apalagi pecah mengerti?! Lihat ini, kita mempunyai benda yang sama meski warnanya berbeda" Ungkap Naruto sekaligus memperlihatkan benda yang sama dengan kado adiknya dengan warna kristal biru shaphier yang menyejukkan sama seperti warna mata Naruto melekat di leher putih mulusnya.