Author POV~
Pukul 13.30 wib."semuanya udah pada ngumpul!?" Arse bertanya pada angotanya dan melihat seluruh anggota yang sudah berkumpul
"udah Ar, semuanya udah ngumpul" jawab Hizam.
"sesuai dengan rencana sekarang kita pergi! " kata Arse tegas pada seluruh anggotanya.
Semua anggota Trúr pergi menuju tempat di mana mereka akan melakukan penyerangan. Tempat itu adalah basecamp nya Dison.
Ketika semua sudah berkumpul di tempat itu, Arse sebagai pemimpin di anggotanya dia berada paling depan diantara geng nya.
Dan Dison yang berstatus sebagai musuh bebuyutan Arse juga berada di barisan paling depan diantara geng nya, Arse dan Dison saling berhadap-hadapan dan saling memberikan tatapan membunuh mereka.
"serang!!!" Teriak Arse memulai pertempuran ini.
Arse menyerang Dison dengan tangan kosong, namun Dison menggunakan pisau. Memang pertarungan yang tak seimbang namun bukan Arse namanya jika dia tak dapat melumpuhkan lawan dengan tangan kosong.
Anggota Dison sudah banyak yang tumbang melawan Trúr yang hanya membawa setengah anggota saja.
Namun pertarungan belum berakhir jika pemimpin mereka belum kalah. Dison terus menyerang Arse dengan pisaunya, tapi Arse dapat dengan mudah mengelak dari serangan Dison. Ketika Dison lengah, Arse mengambil kesempatan dan langsung saja memukul Dison, dengan sekali pukulan Dison langsung terjatuh.
Dison tak kan menyerah hanya sampai situ, dia bangun dan menyerang Arse kembali. Arse yang sudah tahu bahwa Dison tak kan mampu melawannya dengan tenaga yang tersisa, kemudian Arse memberi tendangan tepat mengenai dada Dison
Seketika Dison tumbang tak sadarkan diri. Anggota Dison yang tersisa kabur meninggalkan tempat itu.
"balik ke basecamp" perintah Arse.
Di perjalan, Arse melihat cewek yang ada di tepi jalan hendak menyeberang. Namun di belakang cewek itu sudah ada 2 orang pria yang tampak mencurigakan. Mereka seperti sedang mengikuti cewek itu.
Arse yang melihat itu merasa tidak beres, dia pun segera mendekati cewek itu.
"hoy" sapa Arse pada sang cewek.
"eh setan, ngagetin aje sih loe" ternyata orang yang disapa adalah Khai. Khai kaget, dia tidak menyangka akan bertemu Arse di luar seperti ini.
"eh, loe kok ada disini??" tanya Khai pada Arse
"ini kan jalan umum, ya terserah gue" jawab Arse ketus.
"au ah serah loe deh" Khai pun melangkahkan kakinya hendak menyeberang ke depan.
"eh wait, loe mau kemana? " Arse menahan tangan Khai, sontak saja Khai kaget dan mematung akan perbuatan Arse padanya.
"woy,gue tanyain loe mau kemana?" tanya Arse sekali lagi. Namun masih setia memegang tangan Khai.
"gu..gu..gue mau pulang" jawab Khai gugup bercampur senang karena Arse memegang tangannya.
"naik" satu kata yang keluar dari mulut Arse.
"hah? "tanya Khai tidak mengerti
"gue anter" jawab Arse singkat.
"eh, gak usah. Gue bisa pulang sendiri kok naik taksi" Khai terlalu gugup untuk berdekatan terlalu lama bersama Arse yang notabennya adalah gebetannya namun dia tidak berani menunjukkan perasaannya.
"cepet!!, sebelum ada hal buruk yang terjadi" Arse sudah tidak tahan melihat Khai yang terlalu banyak membuang waktu.
Namun hal buruk itupun terjadi. 2 pria yang mengikuti Khai tadi melajukan kecepatan motor nya, pria yang duduk di belakang sudah siap dengan sebilah pisau ditangannya.
"AAAKKH!!!" teriak Khai karena tasnya dijambret dan tangannya tergores pisau pria itu.
"bangsat!!" amarah Arse memuncak dia langsung mengejar orang itu dan tepat di samping mereka, Arse langsung menendang motor mereka. Alhasil mereka terjatuh.
Tak tinggal diam, Arse langsung mengahajar kedua pria itu tanpa ampun.
"Arse, stop"kata Khai yang sudah berada di belakang Arse dengan suara bergetar.
"Ar, gu..gue takut, stop,udah..hikss....hikss" Khai menangis dengan badan yang sudah bergetar takut karena trauma. Pergelangan tangannya mengeluarkan banyak darah, Arse yang melihatnya pun berhenti dan langsung memeluk tubuh Khai dan menenangkan gadis itu.
"sstt.. Tenang Khai, jangan takut, gue di sini" bisik Arse tepat di telinga Khai.
"gue takut...hiiks,, hiiikss" kata Khai yang masih menangis. Tubuh Khai bergetar dan lemas, tiba tiba Khai pingsan.
"Khai,, Khai,, sadar Khai.. Pliss buka mata loe" panik Arse.
Segera Arse menelpon Ray, menyuruh Ray datang membawakan mobilnya. Dan tak lama Ray datang. Arse langsung menggendong tubuh Khai masuk ke dalam mobil, dan mereka segera menuju rumah sakit.
Kini Khai sedang berada di ruang UGD. Arse melihat Khai yang terbaring lemah dari balik kaca transparan. "sorry" ucap Arse lirih.
"Ar, gimana ceritanya Khai bisa sama loe dan kejadiannya kaya gini?" tanya Ray penasaran dengan kejadian yang dialami Arse dan Khai.
Arse pun menceritakan kejadiannya. "loe tanang aja, gak usah terlalu khawatir dan ngerasa bersalah. Kan bukan loe yang salah. Berdoa aja semoga Khai gak kenapa napa" ucap Ray berusaha menenangkan sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan dan Takdir
Teen Fictionkalian akan penasaran dengan cerita ini, ini bukan lah kisah cinta remaja yang biasa saja, tapi ini adalah kisah cinta dimana mereka berusaha menentang takdir. atau mungkin lebih tepatnya berusaha membuat takdir mereka sendiri dengan sebuah harapan...