6.Khawatir

27 2 0
                                    

Haruskah seperti ini dulu baru kau akan memperhatikan ku, haruskah aku pergi baru kau merasakan kehadiran ku. Jujur aku ingin menjadi penghuni hati mu,tapi sulit bagi ku jika pemiliknya saja tak ingin hati nya ditempati siapapun.

Sudah 2 hari Khai tidak sadarkan diri, semua keluarga hingga sahabatnya khawatir, takut jika terjadi hal buruk yang tidak mereka inginkan.

"dok, gimana keadaan putri saya? Kenapa sampai saat ini putri saya tidak sadar dok? Apa yang terjadi pada putri saya dok!? " tanya Andy daddy Khai, dia begitu mencemaskan keadaan prisncessnya itu.

Biasanya selalu ada Khai yang membuat suasana ramai hanya dengan suara dan tingkah nya itu. Namun kini, jangankan suaranya saja, matanya pun tak sanggup terbuka hanya untuk melihat apakah matahari hari ini bersinar cerah.

"mari pak, ikut saya ke ruangan. Saya akan menjelaskannya" dokter itu mengajak Andy menuju ruangannya untuk menjelaskan kondisi Khai.

"jadi dok, bagaimana keadaan putri saya? " tanya Andy tak sabaran ingin mengetahui keadaan Princessnya itu.

"maaf sebelumnya pak, jadi begini putri bapak......(*dokter menjelaskan)ketika pasien sudah sadar, saya harap bapak bisa menjaganya lebih ekstra. Jangan biarkan pasien berdiri untuk jangka waktu yang lama, terpapar sinar matahari terlalu lama disiang hari, melihat darah, ketakutan akan luka" jelas dokter tersebut pada Andy, daddy Khai.

Andy keluar dari ruangan itu, lalu dia menghampiri Khai yang masih belum sadar. Ditatapnya wajah Khai yang pucat, tak ada senyum di sana hanya bibir pucat yang terlihat, tak ada suara tawa nya disana. Bibir itu hanya tertutup rapat "Princess nya daddy kapan bangun?  Daddy kangen kamu sayang"

Jari-jari Khai bergerak, Khai membuka matanya perlahan "dad" satu kata yang keluar dari mulut Khai.

"ya sayang, daddy di sini" Andy sangat senang melihat putri kesayangannya sudah sadar.

"Dad,Khai haus" Andy langsung mengambil minum dan menyodorkan minum itu ke Khai.

"Dad, Arse mana? " Khai mencari cari sosok Arse.

"Arse siapa sayang? "tanya Andy tidak mengerti

"Daddy tau siapa yang bawa Khai kerumah sakit? " Khai tidak langsung menjawab pertanyaan Daddy nya, dia malah memberi pertanyaan lagi.

"ah ya, anak itu. Jadi itu yang namanya Arse. Anak itu setelah Daddy datang dia langsung pulang" jawab Andy

Khai POV~

Ketika gue sadar, Arse gak ada di samping gue. Dia kemana sih? Dia gak peduli apa sama keadaan gue. Tapi keadaan dia gimana ya, dia baik baik aja kan, dia gak kenapa napakan ya kemaren. Gue kangen Arse.

"Dad, Khai pengen ketemu Arse"pinta gue ke Daddy.

"iya sayang nanti Daddy suruh dia kesini temuin kamu ya" gue gak yakin Daddy beneran bakalan manggil Arse kesini.

30 menit berlalu, gue bener bener bosen, dari tadi gak bisa ngapa ngapain. Gue pengen ketemu Arse.

"huufpp,,, kapan sih Arse kesini?"tanya gue sama diri gue sendiri.

Ceklekk *bunyi pintu kebuka

Sosok yang gue nanti-nantikan akhirnya muncul juga. "Arse!"panggil gue dengan teriakan bahagia. Ya siapa yang gak bahagia kalau orang yang ditunggu tunggu dateng.

"gimana? "tanya arse singkat, gue sama sekali gak ngerti dia nanya apaan.

"gimana apa? "tanya gue balik ke dia

"keadaan loe? " tanyanya masih dengan kalimat super duper singkat.

"maksud loe apaan dah! Puyeng gue sumveh, loe kalau ngomong ngirit banget" gue kesal dengan pertanyaan pertanyaan gak jelas dari dia.

Oh my god, please deh nih cowok kok bikin kesel ya. Udah tau orang lagi sakit juga masih aja sok cool. Gemes deh gue liatnya. Malah diem aja lagi bukannya jawab. "hufpp,, sabar..sabar. untung gue orangnya penyabar" kata gue dengan suara kecil namun gue yakin Arse bisa mendegarkan nya.

"hmz,, keadaan loe sekarang gimana? " dan setelah ditungu tunggu akhirnya Arse menanyakan keadaan gue tanpa disingkat singkat lagi.

"nah gitu keg dari tadi loe ngomongnya kan jelas, oh..gue udah mendingan kok" jawab gue.

"bagus deh" kata Arse lalu duduk di kursi yang ada disamping gue.

"Ar, loe kesini sama siapa? Btw kok loe bisa kesini? Siapa yang minta loe ke sini? Loe kemaren gak kenapa napa kan? " pertanyaan beruntun yang gue lontarkan udah pasti bikin Arse puyeng. Hehe gue balas dendam nih ceritanya.

"nanya satu satu, jangan bawel" bukannya kesal, Arse malah menggengam tangan gue dengan lembut. Memberikan kenyamanan walau hanya sebuah genggaman singkat.

"eh.. Ehm.. Sorry.. Loe kesini sama siapa? " gue gugup banget waktu dia megang tangan gue, tangan dia hangat banget buat gue nyaman.

"sendiri" jawab Arse seperti biasa "singkat"

"kok loe bisa kesini, emang siapa yang nyuruh loe kesini? " tanya gue masih penasaran.

"bokap loe yang nyuruh, dan gue baik baik aja kok" jawab Arse dan kalian tau kan gue belum nanya ke dia kalau dia baik baik aja apa engga tapi dia udah jawab duluan. Cowok aneh.

"hee,gue belum nanya yang itu tau.. Main jawab ae loe" kesel gue

"loe udah nanya tadi di pertanyaan beruntun" jawab Arse santai.

"iish.. Dasar.. Nyebelin" kata gue sambil mukul lengan Arse.

Bukan tatapan tajam yang gue dapat namun sebuah senyuman tipis dan tatapan yang lembut, membuat jantung gue berdegup kencang. Senyuman tipis itu sangat menawan hingga bisa membuat waktu seakaan berhenti.

Huaah.. Gimana guys udah berapa hari gak update, ada yang kangen gak ya sama cerita ini. Aah..palingan gak ada ya kan.. Apalah daya cerita receh begini yekan mana ada yang kangen apa lagi yang nunggu nunggu cerita ini up.

sejauh ini "harapan & takdir" gimana nih menurut kalian?  Minta pendapatnya dong. 😁😁

Jangan lupa votment yauu😘

Harapan dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang