#MYG
Rasanya bahagia setengah mati ketika ketua divisi di perusahaan tempat aku bekerja mengumumkan akan ada pembagian tim baru. Selama empat bulan kemarin aku bekerja sendiri setelah seorang temanku harus mengundurkan diri dari perusahaan karena melahirkan. Jika ada tim baru, berarti aku tidak akan bekerja seorang diri lagi.
Aku duduk tenang di kursi paling ujung di meja rapat. Masih bersabar menunggu namaku muncul di layar proyektor.
Senyumku terpasang lebar ketika aku melihat namaku berada di barisan kedua diikuti beberapa nama di bawahku.
Tapi, kok?
Kim Namjoon?
Kim Seokjin?
Min Yoongi?
....
Kemudian, di sinilah aku sekarang, duduk di antara tiga laki-laki yang... gosh, sama sekali tidak bisa diajak santai sedikit.
Tidak banyak yang bisa aku lakukan di tim ini kecuali berpikir, berpikir, dan berpikir tentang konsep baru yang akan digunakan selama penjualan bulan depan. Ya, sebagai tim marketing, beginilah cara kami bekerja.
Sesekali aku mencuri lihat ke meja depanku, ada Namjoon-sunbae yang selalu bergerak-gerak gelisah tapi dengan pandangan mata tertuju pada lembaran proposal di depannya. Mungkin begitulah caranya agar bisa berpikir.
Di sebelahnya, ada Seokjin-sunbae yang terlihat fokus dengan laptopnya juga mulutnya yang sibuk mengunyah permen jelly. Awalnya aku mengira dengan adanya Kim Seokjin-sunbae, suasana akan lebih menyenangkan. Tetapi lelaki yang terkenal ramah dan humoris itu ternyata seserius kedua rekannya.
Tidak jauh berbeda dengan pria berkulit putih di sebelahku yang lebih irit gerakan, kecuali kedua tangannya yang sibuk mencorat-coret tumpukan proposal lama. Berada di sebelah Yoongi-sunbae, membuatku lebih berhati-hati dengan setiap gerakanku. Bahkan suara nafasku terdengar berisik di kubikel ini.
Seniorku yang satu ini terkenal paling garang dan dingin di divisiku. Sepertinya hampir semua karyawan berharap untuk tidak satu tim dengannya, termasuk aku, sih. Tidak ada yang tahan dengan gayanya yang sedikit... kasar? Mungkin.
Yoongi menangkap basah aku yang tengah menatapnya terang-terangan. Gerakan mulutnya membentuk kata 'kerjakan!' tanpa suara. Wajah pucat tanpa ekspresi itu benar-benar menakutkan. Walaupun, tampan. Secepat cahaya aku mengalihkan pandanganku darinya, rasanya seperti ketahuan habis mencuri.
Aku berdehem pelan sebelum mengeluarkan isi pikiranku, "Ehm, Sunbae, aku mau keluar sebentar, minum kopi!" Kataku sambil berdiri, kursiku bergeser beberapa sentimeter ke belakang.
"Hmmm, bawakan aku satu kalau kamu kembali lagi!" Pinta Seokjin-sunbae setelah tersenyum manis.
Aku mengangguk mengiyakan walaupun merepotkan. Dia seniorku, mana berani aku menolak.
"Cepat kembali, kita harus segera bahas progres minggu ini!" Namjoon-sunbae, sebagai ketua tim, langsung memberikan peringatan tanpa menoleh padaku.
Astaga, bahkan aku belum pergi!
Aku mengangguk dengan patuh sekali lagi, "Iya, Sunbae!".
Buru-buru aku menjauh dari meja kerjaku. Senyum iriku muncul saat aku berjalan melewati kubikel sebelah. Rasa-rasanya kubikelku berbanding terbalik dengan kubikel yang diisi empat orang laki-laki penuh tawa ini. Akan lebih baik kalau aku bisa satu tim dengan mereka.
"Sunbae, mau kemana?" Tanya Jungkook -juniorku, salah satu karyawan penghuni kubikel yang lebih ceria dari kubikelku.
"Cari angin." jawabku singkat tanpa menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Short Story (✔)
Fanfic- BTS Short Stories - Hidup seperti seloyang pizza utuh. Kau harus memotongnya agar bisa menikmati setiap toppingnya. Kalau tertawa denganmu ibarat saus bolognese, maka mencintaimu adalah keju mozarela yang tidak pernah putus selagi masih panas. Pot...