3° (Menjauh)

220 18 3
                                    

Jika memang benar aku yang harus menjauh. Apakah ada rasa kehilangan yang hadir pada dirimu?

----------------------------------------------------------
Setelah Zaidan dan kawan kawan menjenguk Rara dan menghibur Rara, mereka memutuskan untuk pulang kerumah masing masing.

***

Keesokan hari nya Rara sudah kembali Kesekolah, kesehatan nya sudah membaik.

'Devano Ama siapa itu?' ucap Rara yang baru saja masuk pintu gerbang sekolahnya.

'Pagi Ra, Udah sehat lu?' ucap Kevin dengan nada riang gembira, ya itu memang ciri khas dia.

'Udah kok Kevin, Rara mau tanya boleh?'

'Boleh Banget ra?'

'Itu yang disamping Devano Siapa ya? Perempuan yang disamping dia itu lho? Yang cantik banget, tapi masih Cantikan Rara.' tanya Rara dengan nada tak suka dengan perempuan yang ia tunjuk menggunakan Jarinya tersebut.

'Oh yang kulit nya bening itu?
Itu mah si Laika, ade kelas kita udah lama deket ama Devano. Kayaknya sih mereka saling suka tapi belum pacaran kok' jawab Kevin tidak berlebihan, karna ia melihat perubahan wajah Rara yang tadinya riang menjadi sedih.

Ya, Rara memang belum tau siapa itu Laika. Selain dia anak baru disini, dia juga belum mengenal murid murid disekolah ini.

Mata Rara memanas ingin meneteskan air mata, yang ia rasakan saat ini perasaannya campur aduk. Antara rasa cemburu, dan tidak suka melihat Devano berjalan dengan wanita lain. Atau mungkin ini pertanda bahwa Rara menyukai Devano ya? Ah tidak mungkin.. Seumur Hidup Rara dia tidak pernah mencintai Laki laki Selain, Ayahnya, Abang Rey dan Zaidan Sahabat kecilnya.

Setelah Rara mendapat jawaban siapa wanita tersebut dari Kevin, ia segera berjalan mendahului Kevin. Sebetulnya Rara takut kalau Kevin melihat ia menangis karna Devano berjalan dengan Wanita lain, lebih tepatnya Rara takut Kevin akan menjadikan bahan meledeknya kalau ia menangis didepan Kevin. Aneh memang belum seminggu Rara kenal dengan Devano, tapi paras Devano sudah memikat hati Rara.

Dengan langkah yang terburu-buru, akhirnya Rara sampai ditempat yang ia tuju yaitu toilet wanita. Sesampainya Rara didalam ia menumpahkan semua perasaannya, Nangis tanpa Isakan itu yang Rara lakukan saat ini.

'HELOOO!? ANYBODY HERE!?' teriak Seorang gadis yang baru saja masuk ke toilet tersebut.

Suara tak asing tersebut membuat Rara segera menghapus air matanya, ia tau bahwa gadis yang tadi teriak, tidak lain tidak bukan adalah Ghaida Sahabat barunya di kelas XI IPA 2.

'Ada aku kok Gei,' jawab Rara sambil membuka pintu.

'Kamu nangis Ra!? Why? Ada yang nyakitin Kamu? Siapa? Kasih tau Aku Ra?' tanya Ghaida dan dibalas gelengan kepala oleh Rara.

'Kamu ngapain di toilet gei?'

'Ra kamu belom jawab pertanyaanku lho?'

'Gak penting. Ke kantin Yuk? Makan, bentar lagi kan istirahat aku Laper banget.'

Sebenarnya Rara ingin sekali menceritakan tentang Devano kepada Ghaida, tapi ia takut dan lebih memilih untuk tidak bercerita sampai waktu yang tepat.

ShafiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang