9° (Hi, Devano!)

100 14 0
                                    

Jangan berjanji, jika tak berniat untuk Menepati.

---------------------------------------------------------

'Ghaidayat di panggil tuh sama bu bella disuruh ke meja dia sekarang.' Ucap Kevin.

'Ghaida doang Vin! Apasih masa di tambahin dayat' kesal Ghaida lalu mencubit lengan Kevin.

'Aelah jujur aja kalo nama lu sebenernya ada dayatnya.' sambung Kevin

'Serah bocah deh!' gemas Ghaida pada Kevin.

'Ra.. Temenin aku ke kantor guru Yuk, masa aku sendirian sih' mohon Ghaida pada Rara.

'Yuk.. ' Jawab lemas Rara.

'Ah aku ga suka nih sama kamu yang lemes lemes gini,' Ungkap Ghaida.

'Ga Mood ngomong aku gei.' Sarkas Rara.

'Oke oke.. '

Mereka berdua berjalan menuju kantor guru, kegiatan belajar mengajar sudah tidak terlalu efektif lagi, karna sudah memasuki semester 2 dan guru guru sibuk mengurus ujian ujian untuk kelas 12.

'Ra, kamu tunggu sini aja aku bentar ke dalam nya' Ucap Ghaida dan mendapat anggukan setuju dari Rara.

Rara menduduki bangku depan ruang Guru, suasana sekolah nya saat ini sangat ramai, lapangan pun di gunakan anak laki-laki untuk sekedar main bola karna tidak ada jam pelajaran.

Dari kejauhan mata Rara menangkap Dua sejoli yang sedang bercanda-canda ria, yang Rara liat mereka berjalan sambil tertawa, Rara tidak tau pasti apa yang mereka bicarakan tapi yang jelas saat ini Rara merasa hatinya tambah hancur tak karuan.

Dua sejoli itu tidak lain tidak bukan adalah Zaidan dan Syana, akhir akhir ini memang Zaidan cenderung menghabiskan waktunya bersama Syana. Padahal Rara mengajak Zaidan untuk sekedar makan malam di rumahnya tadi Zaidan selalu menolak dengan beribu alesan yang tidak masuk logika.

'Zaidan dan Syana.. '

Suara itu berhasil membuat jantung Rara mau Copot tidak karuan, suara tersebut berasal dari Devano.

'Cocok ya ra..' Ucapan Devano barusan membuat mata Rara bulat sempurna, dalam fikiran Rara itu tidak cocok dan menjijikan.

'Sedeket apa lo sama Zaidan?' Tanya Devano pada Rara.

'Cuma Sahabat' jawab Rara.

'Lo cemburu liat mereka berduaan?' Tanya Devano.

'Engga aku ga cemburu!' Sanggah Rara.

'Ya kalo ga Cemburu.. Jangan di liatin terus lah' Ucap devano pasalnya sejak tadi Rara terus memperhatikan gerak gerik Zaidan dan Syana.

'Hm' deham Rara lalu mengalihkan perhatian nya menatap Devano.

'Lo ga pantes buat Zaidan' Ucap Devano.

'ha?' kaget Rara.

'Lo terlalu baik buat dia yang terlalu busuk.' Ucap devano.

'Maksud kamu?' Tanya Rara.

'Nanti juga lo tau sendiri..' Jawab Devano menyentil Jidat Rara lalu pergi meninggalkan Rara.

'Apaa banget sih dev!' kesal Rara mengusap jidatnya.

Kedatang Devano berhasil membuat hati Rara jauh lebih baik. Memindahkan perasaan tidak semudah membalikan telapak tangan, sulit untuk Rara melupakan semua kenangan Indah bersama Zaidan. Tapi Rara siap jika harus membuat kisah baru dengan Devano.

'Lama ya ra? Sorry.. Bu bella ngasih tugas banyak banget ke gua mentang mentang mau naik kelas.' ketus Ghaida, pekerjaan ghaida di kelas adalah sebagai sekretaris jadi wajar jika ghaida mendapat tugas merekap absen oleh bu Bella.

ShafiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang