4° (Harus Memilih)

243 22 0
                                    

Jika harus memilih salah satu? Sepertinya Aku tidak akan bisa, Mereka Terlalu berarti DiHidupku :)

----------------------------------------------------------

'ASSALAMUALAIKUM!! BUNDA SHAFIRA PULANG!!' Teriak Rara ketika sudah sampai dirumah besar milik keluarga Ghassani tersebut.

'Jangan teriak-teriak sayang, kau kira bunda tidak akan mendengarnya!' ucap Clarissa ketika mendengar suara menggelar Putri Kesayangan nya.

Hanya dibalas senyuman malu oleh Rara karna ternyata di ruang tamu nya, ada 2 orang yang sedang duduk menatap kedatangannya. Bagaimana ia tidak malu tadikan ia teriak-teriak seperti anak kecil yang mengadu karna mainanannya dirampas orang lain, dan satu lagi yang membuat dirinya melongo tidak percaya diantara 2 orang yang sedang duduk di sofa miliknya itu ada DEVANO Laki-laki yang tidak ingin ia temui sekarang ini.

'Sini sayang.. Salim dulu sama tante Della' suara yang terdengar dari Clarissa membuyarkan lamunan Rara dan segera menyalimi orang yang dimaksud Bundanya tersebut.

'Hallo tante.. Salam kenal aku Shafira' ucap Rara sambil menyalimi tangan mulus milik della.

'Nama Yang Cantik seperti orangnya' kata tersebut mampu membuat pipi Rara sekarang berubah menjadi udang yang sudah selesai direbus.

'Dan itu anaknya ra, namanya devano. Ganteng ya?' ucap Clarissa lalu mendapat tatapan tak suka dari putri nya tersebut.

'Ganteng sih tapi sombong, seandainya bunda tau kalo dia yang udah bikin Rara sakit mungkin bunda bakalan benci sama dia' Gerutu Rara dalam hatinya.

'Apakah kalian saling kenal? Tadi devano bilang kalau dia sekolah ditempatmu juga ra?' tanya Clarissa yang mendapat anggukan dari dua belah pihak.

Rasanya Rara ingin segera pergi dari ruangan ini, mengingat kejadian beberapa hari yang lalu dimana devano meninggalkan dirinya di pinggir jalan seorang diri, hati Rara kembali teriris ketika membayangkan kejadian yang membuat dirinya trauma tersebut.

'Ra.. Ajak Devano berkeliling rumah ini gih. Bunda ingin membicarakan Design Klinik baru bunda.. sama tante della, memangnya kalian ingin tetap disini dan mendengarkan nya?' Untuk kedua kali nya Rara dibuat bunda nya melongo tidak percaya, bagaimana tidak dia saja benci dengan Devano dan sekarang harus mengelilingi rumahnya bersama manusia es itu.

'Yaudah yuk!' Tawar Rara pada Devano.

'Kamu kenapa ikut kesini sih? Aku sedang malas sekali melihatmu.' ucap Rara dengan sedikit nada ketus.

Devano tak tersinggung mendengar perkataan Rara barusan, hanya saja Devano tidak memberikan jawaban sama sekali kepada Rara, ya Rara tau dia memang harus banyak sabar kalau berbicara dengan manusia es tersebut. 'Kamu gk denger ya, tadi aku bertanya lho!'

'Kenapa? Lo gk seneng?' Jawab Devano yang membuat Rara melolot mendengar jawaban tidak sopan dari Devano tersebut. Sabar Rara orang kayak dia memang akan selalu menyebalkan.

'Aku kan cuma bertanya, tapi kau menyimpulkan bahwa Aku tidak suka kau bermain dirumahku' sejujurnya dari bagian terkecil di hati Rara, ia senang Devano bermain kerumahnya walau hanya menemani Mamah nya saja, tapi sebagian besar hati Rara belum memaafkan kejadian yang disebabkan oleh Devano kemarin.

'Cuma nemenin mamah gua, abis itu pulang, gua gk akan ganggu hidup lo kok.' ucap Devano.

apa yang Devano maksud? Tidak akan mengganggu hidupnya lagi? Perasaan sejak pertama bertemu Rara lah yang selalu mengganggu kehidupan Devano.

ShafiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang