Aku tidak akan Pernah Melupakanmu, tapi aku Merelakanmu jika kamu bisa bahagia bersamanya.
---------------------------------------------------------
Seperti pagi pagi pada biasanya.
Rara kembali bersekolah setelah hari 1 Minggu koma dan dirawat di rumah sakit akibat kecelakaan yang mengharuskan kepalanya menggunakan Perban yang sangat menyusahkan baginya.Sebenarnya Rara sangat tidak Percaya diri menggunakan Perban di kepalanya, tapi apa boleh buat kecelakaan tersebut ia yang buat jadi ia harus menerima akibatnya juga.
Setelah bersiap diri untuk sekolah dan sudah lengkap dengan seragam sekolah nya, akhirnya Rara turun dari kamarnya.
'Pagi Bunda!' Ucap Rara lalu duduk menghabiskan sarapan pagi nya.
'Ayah sama Abang mana bun?' Tanya Rara pada bunda nya.
'Udah Pada berangkat, katanya sih pada ada keperluan pagi emang pada sok sibuk semua sih' canda Clarissa yang masih sibuk dengan bekal yang akan di bawa Rara.
'Aku berangkat sama siapa dong bun?' kali ini pertanyaan Rara membuat Clarissa mengalihkan pandangannya keruang tamu, seolah memberi tahu keberadaan Devano.
Clarissa dan Devano memang cukup dekat, pasalnya hubungan Clarissa dan Della mamah Devano memang cukup dekat. Jadi wajar saja jika Clarissa Mengenal baik devano.
'Aku berangkat sekolah sama dia Bun? ' Tanya Rara, Devano bangkit dari duduk nya dan menghampiri Rara yang sedang sarapan.
'Ya.' jawab Devano yang seharusnya Clarissa yang jawab Dan bukan Devano.
'Udah sana berangkat nanti telat lho!' Ucap Clarissa lalu Rara dan Devano Pamit untuk berangkat sekolah pagi ini.
Kebetulan pagi ini kendaraan yang Devano bawa adalah Motor Ninja merah kesayangannya, sebetulnya Rara tidak membenci motor itu abangnya pun memiliki motor seperti itu, hanya saja Rara tidak suka menggunakan Motor itu ketika ia sedang memakai rok mini seperti hari ini.
'Dev.. Naiknya susah' keluh Rara.
'Pegang Pundak gua.' jawab Devano dan langsung Rara ikuti.
Setelah Rara berhasil menaiki motor Ninja Devano, Devano pun langsung melajukan Motornya dan segera Pergi ke sekolah.
'Ra..' panggil Devano.
'Ya?' Sahut Rara.
'Lo Cemburu ya waktu gua ngengoncengin Laika?' Tanya Devano.
Darimana Devano tau? Perasaan Rara tidak pernah menceritakan tentang itu pada siapapun. Ah aneh,
'Biasa aja.. ' jawab Rara acuh tak acuh.
'Lo lucu kalo lagi gengsi.' lirih Devano namun masih dapat di dengar oleh Rara.
Setelah perjalanan yang hampir memakan waktu 20 menit, akhirnya motor Devano berhenti di Parkiran sekolah mereka.
Perhatian orang-orang kini tertuju pada Rara, tak tau pasti mengapa mereka memperhatikan Rara begitu lekat.
'Rara kenapa sih dev?' Tanya Rara pada Devano.
'Kenapa gimana?' jawab Devano bingung.
'Serius dev!' tegas Rara karna sangat merasa risih dengan orang-orang yang sedaritadi terus memperhatikan dirinya.
Tukk... Tukk..
Devano mengetuk Bagian kepala Rara yang di kelilingi Perban.'Rara jelek ya pake ini?' Tanya Rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shafira
Fiksi RemajaPersahabatan yang telah lama terpisah, rasa cinta saling terpendam di dalam diri mereka. Tak mampu diungkapkan dengan alasan takut kehilangan, Akankah perpisahan akhir dari kisah mereka? Selamat membaca, SHAFIRA.