14. bukan menghindar, tapi antisipasi.

1.1K 199 9
                                    

Sudah lebih dari 1 minggu Wendy dan Minhyun tidak pernah bertukar kabar lagi semenjak kejadian di taman belakang gedung sastra.

Tidak ada salah satupun yang ingin memulai percakapan kembali.

"Gue kayanya tau kenapa lo diem mulu akhir-akhir ini." Celetuk Ong.

Minhyun dan Ong sekarang sedang berada di kantin. Ya, kantin kampus adalah tongkronga terbaik mereka dari dulu. Walaupun kadang mata para gadis yang membuat mereka risih tetap membuat mereka nyaman berada disana.

Sungwoon juga ada disana. Duduk didepan Minhyun dan Ong tapi hanya mengatupkan bibirnya rapat tidak berniat bergabung dengan pembicaraan.

"Sok tau banget lo." Dengus Minhyun.

Ong mengerucutkan bibirnya, "bukannya gue sok tau tapi kayanya beneran."

Minhyun menoleh malas ke arah Ong.

"Gara-gara apaan emang?"

Ong menunjuk ke satu arah. Dimana segerombolan gadis sedang duduk di tengah kantin jauh dari tempat mereka sekarang. Sementara ada satu gadis yang hanya diam menyimak percakapan teman-temannya.

Gadis itu, Wendy. Dan 8 temannya sedang meributkan warna apa yang cocok untuk disandingkan dengan warna hijau muda. Tidak penting.

"Pasti gara-gara dia kan?" Tebak Ong.

Minhyun mengerlingkan matanya, "ada banyak orang disana, dia siapa?"

Sungwoon berbalik melihat kebelakang, tepatnya ke gerombolan gadis tadi dan kembali melihat ke Minhyun dan Ong lalu mendecih kecil.

"Ga perlu sok bego, Hyun. Maksud Ong itu Wendy."

Ong bertepuk tangan, "good, dia maksud gue, Wendy.

Minhyun mendengus, "emangnya gue sama Wendy ada apa?"

"Emangnya gue sama Wendy ada apa?" Sungwoon menirukan gaya bicara Minhyun.

"Ya kalau emang ga ada apa-apa kenapa lo berdua sama-sama menghindar waktu ketemu atau papasan? Kaya orang pacaran yang berantem."

Ong bertepuk tangan lagi, "nah! Lo juga kalau lihat Wendy langsung otomatis pindah tempat dan seakan-akan ga mau ketemu sama dia."

Sungwoon menggelengkan kepalanya, "Wendy juga kalau gue tanya soal lo pasti selalu jawab ga tau."

Minhyun meminum air mineralnya, dan menaruh botolnya lagi di atas meja.

"Lagian lo nanya ke dia soal gue, ya mana tau lah. Dia kan bukan siapa-siapa gue."

Ong menggelengkan kepalanya tidak percaya, "kalo Hanbin denger soal ini, gue jamin lo bisa habis digebukin sama dia."

"Hanbin pacarnya?"

Sungwoon mengangguk. "Iya, pacarnya. Kenapa? Lo mau cemburu? Ngapain? Ga ada hak lo cemburu."

Skak mat. Minhyun terdiam.

"Setau gue Hanbin pacarnya Lisa deh." Gumam Ong tapi masih bisa terdengar oleh Minhyun di sampingnya.

"Jadi yang bener yang mana?" Tanya Minhyun menatap Sungwoon.

Sungwoon balas menatap Minhyun, " ya kalaupun bukan pacar Wendy. Lo ga berhak kan cemburu?"

Minhyun diam. Tidak berniat membalas apapun karena perkataan Sungwoon yang benar adanya. Atas dasar apa dia cembur? Hubungan juga tidak ada.

"Kekanakan lo." Celetuk Sungwoon.

Minhyun menatap Sungwoon dengan dingin, "maksud lo apa?"

Ong yang jadi penengah langsung memukul meja pelan.

"Weh, santai. Jangan pakai emosi."

"Ya lo kalau suka bilang. Jangan cuman bisa ngajak dia jalan sampai acara hampir ciuman. Tolong ya, Wendy juga punya hati. Kasian sama orang yang nungguin dia dan ga dikasih kepastian cuman gara-gara dia baper sama lo." Cerocos Sungwoon kesal.

Sungwoon tidak asal-asalan berbicara. Karena beberapa hari yang lalu ia mendengar percakapan Hanbin dan Wendy yang berada di atap. Karena awalnya dia ingin menikmati malam di atap harus diurungkan saat tahu ada acara curahan hati Wendy. Dan dia tidak sengaja mendengar.

"Bin, kalau gue baper. Ga salah kan?"

Ucapan Wendy masih terus terngiang di telinga Sungwoon. Tentang Wendy yang sudah mulai terpikat dengan Minhyun dia juga sudah tahu.

"Lo jangan cuman kasih harapan kalau akhirnya ga ngasih pembuktian. Itu hati cewe, bukan mainan. Lo kalau mau mainin cewe, mainin barbie nya Wonyoung aja sana." Sambung Sungwoon.

Minhyun yang awalnya ingin membalas kembali terdiam. Tidak berkutik. Sama dengan Ong, ia hanya menyimak Minhyun dan Sungwoon.

"Jadi? Gue harus apa?" Tanya Minhyun.

Ong mengangkat alisnya, "lo suka? Buktiin. Kalau niat lo cuman main-main mending tinggalin. Gue siap bahagiain Wendy."

Sungwoon terkekeh medengar jawaban Ong, "bukan cuman Ong, gue juga siap buat jadi penikung disini."

Minhyun mengacak rambutnya kesal, "baru aja gue mau gas, tolong lah kasih gue kesempatan."

Sungwoon dan Ong langsung tertawa. Kadang pikiran Minhyun masih kekanakan dalam percintaan. Mungkin itu yang menyebabkan kandasnya hubungan ia dengan Bona dulu.

Minhyun mengangguk, mungkin ia harus menemui Wendy setelah ini.

To be continued.

Urfavoo.

himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang