Sisi Yang Lain (2)

17 10 2
                                    

"Tiada tara sakit yang dirasakan hanya untuk menjemput keberkahan dan keikhlasan"






Zaka istirahat dikamar setelah letih pulang dari Singapura.  Tak terasa sudah dari kemarin ia mengurungkan diri di kamar.  Ia sudah menelfon beberapa kali kekasihnya itu namun hasilnya nihil.  Tak ada satu jawaban dari kekasihnya.  Siska setelah menghubungi Zaka untuk memberitahukan kepergiannya untuk refreshing, sekarang tiada kabar.  Zaka saat keluar kamar melihat Uminya sedang memasak didapur.

"Umi kok masak banyak banget? Kan pernikahanku di undur" tanya Zaka

"Hari ini akan ada pengajian di rumah. Jadi kamu bantu Umi siapkan makanannya ya, daripada kamu dikamar terus" balas Ibu Imah

"Siap bos!" jawab Zaka dengan semangat

"Umi ini kuenya di taruh di mana?"

"Taruh di meja dapur aja!"

"Umi sudah selesai"

"Ya sudah, kamu mandi dulu saja nanti pengajiannya dimulai jam empat sore. Kamu harus ikut pengajian Zaka!"

"Iya iya, Umi"

Jam sudah menunjukkan pukul empat sore, beberapa orang sudah ada yang datang.  Zaka dengan telaten membantu Uminya. Sekarang semua orang sudah berkumpul tak terkecuali dengan Syifa dan Umar. Andra? Dia tidak ikut dikarenakan sedang bekerja.

Pengajian disini diadakan setiap dua minggu sekali atau sebulan sekali. Setiap pengajian dilakukan di rumah anggota pengajian selanjutnya.

Pengajian diawali dengan membaca Al-quran.  Setelah membaca Al-quran selanjutnya  ada tausiyah.

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Hadirin sekalian yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Taala.  Sungguh indah jika keluarga saling mencintai.  Dicintai istri, anak serta suami.  Suatu hamba akan selalu merasa bersyukur jika keluarga didasarkan pada cinta. Keluarga yang didasarkan pada Al-quran dan sunah rasul sebagai prinsip kehidupannya.  Tak lupa untuk selalu bersujud atas nikmat yang diberikan-Nya. Subhanallah, bukankah dicintai keluarga termasuk dalam nikmat dunia? Tentu saja. Nikmat yang diberikan oleh Allah sangatlah luas. Bukan hanya harta saja. Tapi dicintai keluarga adalah termasuk nikmat.  Tapi semua orang belum tentu tau bagaimana cara mempertahankannya.  Setiap orang pasti pernah mengalami masalah dalam keluarga.  Namun, apakah hanya karena masalah itu ia langsung menyalahkan Allah? Tentu saja tidak. Seseorang mungkin merasa bahwa Allah tidak adil, namun itu adalah kesalahan yang besar. Tidak pernahkah kalian berfikir? Jika masalah dan musibah itu datang menimpa kita menjadi ujian yang tujuan Allah memberi ujian itu untuk mengangkat derajat kalian di sisi Allah aza wajala.  Allah berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ٢:١٥٥
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ٢:١٥٦
أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ ٢:١٥٧
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,”Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.” Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. [al Baqarah/2:155-157]

Jadi saudaraku sekalian yang dirahmati Allah, kalian jangan pernah merasa mengeluh hanya karena diberi masalah kalian lupa akan Allah Yang Maha Kaya. Ada Allah yang selalu ada untuk kita dan selalu mengetahui apa yang kita kerjakan. Mintalah pertolongan kepada Allah karena hanya kepada Allah lah kalian meminta pertolongan. Allah akan memberi ujian sesuai dengan ke imanan seorang hamba. Jadi jangan pernah berfikir masalah atau musibah hanya sebagai azab, tapi ingat musibah yang menimpa seorang muslim mungkin dapat mengangkat derajatnya di sisi Allah Subhanahu Wa Taala.
Wassalammualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

"Waalaikumsalam wa rahmatullahi wa barakatuh" jawab orang-orang dengan  serentak

"Nak Zaka kenapa nggak jadi nikah hari ini?" tanya seorang ibu yang mengikuti pengajian

"Calon istri saya lagi istirahat sambil refreshing di luar kota. Jadi diundur pernikahannya.  Mohon doanya ya bu" jawab Zaka

"Ohhh" balas ibu-ibu yang mendengar jawaban Zaka

"Iya nak, kami semua mendoakanmu" lanjut ibu yang menanyakannya tadi.

"Lho nak Syifa mana Fatimah?" ucap salah seorang ibu

"Fatimah baru pergi ke luar kota untuk cari pekerjaan bu" jawab Syifa

Pengajian sudah selesai.  Semua orang sudah pulang kecuali Syifa.  Syifa membantu Ibu Imah untuk membersihkan sisa sampah yang berserakan setelah pengajian.

"Sudah Syifa, kamu langsung pulang aja ya. Kemarin makasih lho udah bantuin masaknya." ucapan Ibu Imah

"Nggak apa-apa bu"

"Jadi Fatimah sudah pulang belum ke rumah?"

"Belum bu, kayaknya mas Andri nggak mau diganggu gugat keputusannya bu"

"Jadi kamu nggak cari Fatimah?"

"Nggak bu"

"Ya sudah bu, saya pamit dulu.  Assalamualaikum"

"Iya, waalaikumsalam"

Syifa pulang ke rumah.  Sedangkan Umar dari tadi sudah pulang, namun ke rumah teman untuk mengerjakan tugas.

"Ngh, hah.. hah ..."

"Makasih sayang"

"Iya-iya"

Deggg


Jatuh tersungkur Syifa.  Syifa tak sadarkan diri.  Syifa langsung dibawa ke rumah sakit.












Terimakasih pembaca
Vote ya
.
.
.
.
Tulislah
Kritik dan sarannya!

Jalan Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang