"Kau belum tidur ?," Mitsuki mengangguk pada Toneri yang sedang duduk di sofa dengan laptop dan berkas-berkas, di meja. Toneri menepuk-nepuk sofa di sampingnya sambil tersenyum pada Mitsuki.
"Duduklah, aku ingin bicara padamu,"
"Hn," jawab Mitsuki dengan kata favoritnya."Kenapa kau tak pulang ? Sumire pasti merindukanmu," Ucap Toneri memulai pembicaraan. Mitsuki terlihat tak suka dengan pertanyaan tersebut. Ia terlihat memutar bola matanya malas.
"Aku tak ingin hidup dengan wanita yang tukang selingkuh itu," jawab Mitsuki dengan nada mengesalkan. Toneri menghela nafasnya, berusaha menetralkan emosinya.
"Walaupun begitu dia itu istrimu. Sebagai seorang lelaki yang lebih tua. Seharusnya kau harus mendengarkan penjelasannya dulu. Mungkin saja itu tak disengaja. Kau ini sudah dewasa Mitsuki, berpikirlah seperti orang dewasa," ucap Toneri. Ia tak perduli apakah anak semata wayangnya itu akan mendengarkannya.
"Bilang saja jika Tou-san membelanya,"
Brak!
"Cukup Mitsuki !! Kau harus berhenti !!," teriak Toneri Emosi. "Aku tak membelahnya ! Mitsuki ! Ini untuk dirimu sendiri ! Sumire itu istrimu ! Kau harus bertanggungjawab atasnya ! Bukan malah main meninggalkannya begitu saja !," fix, Suara Toneri naik satu oktaf. Kesabarannya sudah habis untuk Mitsuki.
"...," sementara Mitsuki, cuma bisa tertegun mendengarnya. Ini pertama kalinya ayahnya membentaknya dengan suara menakutkan.
"Kau tahu, jikapun Sumire berselingkuh. Itu tak menghilangkan fakta jika kau mencintainya dan dia mencintaimu," Mitsuki mengangkat wajahnya dan memandang wajah Toneri kaget.
"Kenapa Tou-san yakin jika aku mencintainya ?," Toneri tersenyum lembut. Ia menjawab dengan yakin.
"Karena, kau tak mungkin menikahi Sumire jika kau tak mencintainya kau tahu," Mitsuki kembali menunduk.
"Itu...tanggung jawabku, karena telah merenggut mahkota kehormatannya," jawab Mitsuki, saat mengingat kesalahannya di masa lampau.
"Kau salah. Jika kau tak mencintainya, mana mungkin kau akan bertahan sampai sekarang dengannya,"
"...,"
"Dan kau juga takkan bisa bercerai darinya. Karena fakta itu,"
"...,"
"Kurahap kau pertimbangkan keputusanmu lagi," ujar Toneri sambil berdiri.
"Ngomong-ngomong, saat kau pulang akan ada kejutan kecil dari Sumire," lanjut Toneri sambil tersenyum.
"Huh ?,"
~¤🌺¤~
"Sumire, kau yakin mau pulang sekarang ?," tanya Yuki. Sumire mengangguk mantap, saat keduanya telah berada di depan gerbang Mansion Sumire. Yuki menghela nafas. Ia mengacak surai violet adiknya.
"Baiklah. Jika butuh apa-apa hubungi aku ya ! Jaga baik-baik calon keponakannyaku ya !," Setelah menyelesaikan kata-katanya, Yuki melajukan mobil sportnya menuju rumahnya sendiri.
Sumire tersenyum dan melambai pada mobil yang menjauh tersebut. Setelahnya, senyumnya memudar. Ia berjalan memasuki rumahnya. Yang pertama ia rasakan adalah gelap. Sumire menengok ke atas. Ia mendengus kesal.
"Lampu sensornya rusak lagi," gumamnya pelan. Ia membuka pintu kayu akasia itu.
Kriiett...
Suara pintu berdecit itu, tak dihiraukan oleh Sumire. Wanita itu terus melangkahkan kakinya dan memasuki kamar tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
i love you Mitsuki-kun [END]
Romancemitsuki harus membayar kesalahan yang tak disengajanya dengan menikahi seorang wanita. dan merelakan cintanya untuk wanita lain. Sumire nama wanita itu. Yang kini menjadi istri dari Mitsuki itu. Sangat mencintai Mitsuki lebih dari yang Mitsuki tahu...