3. Satu Orang Sepertinya

2.2K 193 19
                                    

.

.

Suzy meminum minumannya dengan tenang lalu menghembuskan nafas panjangnya tak mengerti apa maksud pria paruh bayah di depannya. sepertinya sekarang sedang banyak modus penipuan dengan iming-iming menikah kontrak atau apalah itu dan sekarang ia harus duduk mendengar tawaran tak masuk akal dari pria tua bau tanah ini.

"mengapa aku harus melakukannya tuan?"tanya suzy menahan kesal.

"kau memiiki banyak hutang yang harus kau bayar, adik yang harus kau biayai dan hidup sendiri"

"Hahahha...mengapa aku tak terkejut melihat kalian bisa mengetahui semua itu?? tuan, ingatlah bahwa megganggu privasi orang lain adalah sebuah kejahatan"

Pria paruh bayah di depannya tertawa renyah seolah baru saja menonton acara komedi yang sering tayang di TV.

"Hahaha..kau pintar nona muda"

lalu perlahan-lahan tawanya menghilang di gantikan dengan wajah serius kembali.

"karena kau berada di sekitarnya, dan kau memiliki semacam ikatan dengan dengan pria yang akan kau nikahi. lihat saja bahkan kau memiliki banyak hutang yang mungkin akan di bayar pria yang akan kau nikahi itu...adikmu akan baik-baik saja... hutangmu akan lunas dan kau tak perlu memikirkan tentang hutang-hutangmu"

"tuan yang terhormat...."

"kau tak perlu khawatir...jika kau sudah menikahinya dan bertemu dengan pria yang kau cintai kau bisa meninggalkannya...percayalah kau tak akan kehilangan apapun"

"ap...apa??"tanya suzy dengan nanar 

"apa aku terlihat seputus asa itu, hingga menjual diriku sendiri pada orang kaya seperti kalian..."

"kau bukan menjual dirimu...hanya sedang melakukan negosiasi dengan hidup"

air mata suzy mengalir tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. apa ia terlihat begitu menyedihkan hingga harus melakukan pernikahan sialan ini??  takdir, berhentilah bercanda?. wanita dengan rambut sebahu tersebut berdiri menatap dingin pria berjas mahal yang duduk depannya dengan penuh keangkuhan.

"tuan yang terhormat anda bisa mencari orang lain untuk di nikahkan dengan putra anda itu"pria paruh baya itu tersenyum dan meminum minumannya dengan tenang lalu membuka suaranya.

"setelah kau keluar dari sini... maka bisa ku pastikan adikmu akan kembali ke korea dan melihat keadaanmu yang sekarang, melihat betapa menderita kakak yang ia banggakan dengan semua hutang milik keluarganya sedangkan dia tetap menikmati sekolahnya di luar sana... aku juga bisa memastikan rentenir itu mencarimu malam ini....kuliahmu bisa saja berantakan"

air matanya kembali mengalir namun di hapusnya dengan kasar. sepertinya penderitaan yang ia jalani selama 7 tahun belakangan ini hanya latihan untuk penderitaan-penderitaan lainnya. ia menghembuskan nafas panjangnya dan menatap pria paruh bayah itu. 

suzy lalu menjauh dari sana tanpa kata.

***

Sehun tersenyum layaknya orang bodoh mengingat wanita yang ia temui di depan mini market itu, itu adalah pertemuan kedua mereka di depan mini market tersebut, seandainya....jika seandainya mereka bertemu di tempat yang sama untuk yang ke tiga kalinya. Percayalah sehun akan menganggap itu sebagai takdir, karena menurutnya kata lain dari takdir itu adalah kesempatan. 

Jika ia dan wanita itu bertemu di tempat yang sama dalam kesempatan yang berbeda bukankah itu takdir??. Jong in yang berdiri sedari tadi di depan pintu kamar sehun kemudian berjalan menghampiri pria yang menatap keluar jendela dan tertawa layaknya orang bodoh. Memang dia bodoh bukan??.

MY PERFECT HUSBAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang