5. Milikku

2.1K 212 25
                                    



Sehun menggaruk kepalanya yang tak gatal, kemudian menghembuskan nafas beratnya. jantungnya berdetak takaruan, untuk pertama kalinya ia akan sekamar dengan wanita lain selain ibunya. Sehun tak tahu akan mengatakan apa dan hanya melihat langit-langit kamar, lalu menatap cermin kemudian melihat pintu kamar mandi yang masih tertutup dan hanya terdengar bunyi air. Sehun tak yakin bagaimana caranya menghadapi wanita yang berada di dalam sana. tak adakah pintu ajaib yang bisa membuatnya hilang barang sekejap?.

tak lama wanita yang menjadi sumber penyakit di jantung sehun keluar dari kamar mandi, dengan rambut basah dan sudah menggunakan piyama tidur. Tak ada lagi riasan make-up dan rambut yang terikat. Wanita itu sudah kembali seperti biasa. sehun berdiri dan membalikan badannya memikirkan berapa banyak gajah thailand yang masih hidup saat ini, mungkin?. Pikirannya tak menentu, ia harus melakukan sesuatu bukan?.

Suzy tertawa, ia mendekat dan mencoba menggoda sehun

"bukankah kau ingin menikahiku, hmm?? mengapa membalikan badanmu??"

"se..sehun..sehun...."sehun menelan salivanya berat, ia bahkan tak bisa berkata-kata, dadanya terasa naik turun akibat debaran jantungnya. Tangan suzy mengarah dan hendak menyentuh tangan pria yang sudah resmi jadi suaminya itu namun dengan segera sehun menepisnya 

''se..sehun...sehun akan tidur di sofa...."lanjut sehun langsung berjalan ke arah sofa dan membaringkan tubuhnya di sana. sehun berusaha memejamkan matanya, memohon pada tuhan agar jangan mencabut nyawanya dulu karena penyakit jantung.

"uwwah...manisnya"tawa suzy melihat tingkah lucu sehun. Ia mendekat duduk di kasur.

"jika kau tidur di sofa maka aku akan tidur di lantai...."

sehun membuka matanya yang terpejam langsung mendudukan tubuhnya dan melihat kearah suzy yang sudah menggunakan piyama bersiap untuk tidur.

"kau.."

"suzy...bae suzy"potong suzy

"tak boleh tidur di lantai...kau tak boleh sakit"ucap sehun dengan gugup, suzy menaikan satu alisnya menunggu sehun melanjutkan ucapannya.

 ''kau punyaku....jadi tak boleh sakit, biar sehun saja yang sakit"suzy menghembuskan nafas panjangnya.

"mengapa dia selalu mengatakan sesuatu saat aku belum menyiapkan diri"guman suzy pelan cukup untuk dirinya sendiri, ia bahkan tak bisa mengontrol denyut jantungnya sendiri yang mulai menggila ini, sepertinya ia harus memeriksa kesehatan jantungnya ke dokter.

"kalau begitu kau tak boleh tidur di sofa..."

"kenapa??"tanya sehun dengan wajah merenggut"haruskah sehun tidur di kamar lain?? jangan khawatir di sini banyak kamar...sehun bisa tidur di mana saja"

Suzy kembali tersenyum, sekali lagi harus ia katakan tentang pria yang baru beberapa jam lalu menjadi suaminya,bahwa ia adalah pria terhangat yang ia tahu setelah ayahnya. Pria yang menghargai dirinya dan meletakan semua kebahagiaannya di atas kebahagiaan ia sendiri. 

"kau bisa tidur di sini dengan nyaman...."suzy lalu berdiri dan berjalan mendekat ke arah sehun, ia berlutut di depan sehun yang tengah duduk di sofa itu lalu memegang tangan sehun. Suzy tersenyum dan mendongakan sedikit wajah untuk melihat sehun dengan hangat.

"karena kau punyaku.... kau tak bisa tidur dan melangkah keluar dari kamar ini tanpa izinku... dan yang paling penting jangan sakit atau mati terlebih dahulu tanpa izinku...."senyum lebar di wajah sehun langsung terlihat dengan jelas. Saat suzy mengatakan itu dengan mata berkaca-kaca. Ucapan tersebut terdengar putus asa dan menyimpan sedikit harapan. Sehun menyeka air mata suzy yang bahkan belum terjatuh lalu mengangguk.

MY PERFECT HUSBAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang