-seperampat tengah malam
awan yang pekat, daun yang hitam, gemuru malam seakan berbeda.
tak ada jam dinding di sudutku kali ini
tak ada lampu tidur yang kemarin kukisahkan,
remang merahnya tlah jauh.23:46 yg pucat
kakiku seketika membeku,
mulutku kaku hingga ke ujung tubuh,
tak ada nafas disini
hanya selimut tua berusaha memeluk pori poriku.
mencoba menahan bagian dalam mataku jatuh.tak ku bersediah menggetarkan jemariku tadi.
hanya satuku memanggil.
ini terlalu hitam.kepadamu pernah diam dalam kepalaku,
pernah kupusatkan rindu yang tak begitu kau butuh,
dan pernah berbisik mesrah kemudian berlalu.kasarnya merintih dalam diam yang dingin tak seindah lampu tidurmu yg biru.
terlalu mengeluh jika mereka semua ku kalimatkan untuk pelipis matamu,
yang pasti kesahku satu.
pernah berpundak padamu.
pernah menjadikanmu kalimat terakhir dalam malamku yg bodoh.
itu kesahku.hanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejak Biru Berlalu
PoesiaBulan. Kota yang jauh. Sungai hitam. Menit yang luntur oleh hujan. Jalan yang tinggal separuh. Batu-batu dari momen beku. Dinding-dinding keruh. Jendela-jendela. Ruang-ruang di baliknya. Kosong. Maka, berlarilah, maut tak seharusnya mengejarmu. Tapi...