Lampu tidur;

303 31 8
                                    

Lampu tidur, kicauan jarum jam, semilir udara malam yang terkikis oleh cela cela dinding ini membawa remang bulan merasuk batin,

kemarin ada kau disana,
di ujung anak tangga yang membentuk zig zag
di hiasi serpihan debu lengkap dengan jendela kaca yang mulai menua.

tatapan itu bagai cahaya matahari yang merasuk naluri,
membawa separuh dariku pergi,
melayang jauh, bahkan sulit tuk kembali

sejak itu walet pun lupa cara untuk pergi dikala pandangmu mulai mencari tempat untuk berhenti.

tak tahu kenapa
mereka menghampiriku lagi
entah angin malam ini terlalu nyaman untuk ku pijak
atau perasaanku yang terlalu lantang mengharap hadir sang cahaya malam yg biasanya membawa mataku memejam

kisah usang yg hilang ini ku coba rangkai dalam satu sajak yg abstrak.
semogaku kau merindu dalam lelapmu.

karna ku tahu tak ada lagi aku di setiap sadarmu .







*tengah malam, masih terpaku di samping lampu tidur juga remang merahnya yang kali ini ikut berbincang denganku.

Sejak Biru BerlaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang