•[1]

245 46 27
                                    

"Eungg..." Seorang gadis yang dari tadi tertidur di kelasnya, mengerang pelan. Si gadis membuka matanya, melihat temannya yang duduk di sebelahnya.

"Udah sampe mana mimpinya?? Hmm?? Enak banget ya tidurnya," Teman di sebelahnya membuat nada sebaik mungkin. Si gadis terkekeh pelan, membenarkan posisinya menjadi duduk.

"Belum dateng gurunya?" Si gadis bertanya kepada teman di sebelahnya.

"Ya lo pikir aja lah, Raaa... ini kita lagi classmeet, yakali kita belajar. Lagian juga, gue bosen tau nggak dari tadi di sini." Si lawan bicara cemberut.

"Kenapa nggak ikut yang lain aja? Nonton yang lomba. Lo tau aja kan gue males keluar kelas, kecuali kalo si doi main hehe..."

"Ah, bacot lo. Yang lain nggak tau kemana, ngechat di grup nggak ada yang bales."

"Yaudah, keluar aja sendiri."

"Enak banget lo bicara!"

"Iyalah, orang tinggal ngucap aja." Si gadis sedikit tertawa melihat reaksi temannya yang lagi mengambil ancang-ancang untuk memukul dirinya.

Keheningan menyelimuti mereka. Si gadis dan temannya sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Si gadis menundukan kepalanya, memegang tengkuknya dan kepalanya yang terasa pusing sehabis bangun tidur. Sedangkan temannya sedang sibuk dengan handphonenya.

"Yang namanya Alana Valencia G. mana?" Beberapa orang kakak kelas bertanya dari depan kelas X MIA C. Teman sebangku si gadis mengangkat tangan.

"Aira Meysha Valeryn??" Si gadis mengangkat tangannya.

"Kalian dipanggil Bu Ria."

"Oke, kak. Ra, ayo ihh... bangun, kita dipanggil Bu Ria." Alana segera berdiri dari tempat duduknya. Menarik tangan Aira agar berdiri.

"Hhhnnn.... malas aaaa.... capee... pusing pala gue."

"Ck! Cepet! Gue tinggal nih,"

"Hhnn... iya iyaaa," Aira pasrah saat tangannya ditarik Alana.

===

"Lan, gimana kita nagihnya??"

"Haduhh... gue juga nggak tau. Ini yang ditagih harus banget ya, kakak kelas??"

"Aaaa... gue takut anjir. Ihh, jalannya jangan cepet-cepet, gue takut diliatin kakak kelas." Aira sedikit menarik tangan Alana untuk memelankan langkah nya.

Tadi saat mereka telah menemui Bu Ria, mereka disuruh untuk menagih uang buku yang belum dibayar oleh kakak kelas. Kenapa harus mereka? Pertama, Bu Ria jarang berkomunikasi lewat Whatsapp, aplikasi chat yang saat ini banyak digunakan oleh orang-orang. Kedua, Bu Ria terlalu sibuk untuk mendatangi anak muridnya yang lain. Ketiga, Bu Ria adalah wali kelas Aira dan Alana. Mereka sudah ditunjuk untuk menjadi bendahara kelas, dan telah dipercaya oleh Bu Ria. Bisa dibilang mereka adalah murid kesayangan wali kelas mereka. Jadi itu lah alasan mengapa mereka sekarang berada di koridor kelas sebelas.

"Ra, coba liat kertasnya. Siapa aja yang belum bayar buku," Alana mengambil kertas dari Aira dan membacanya.

"Hng... nggak ada yang gue kenal, kecuali satu, kak Arkan Grellyan Andreas." Alana mulai berjalan kembali.

"Siapa??" Aira menyusul Alana, menanyakan siapa itu Arkan.

"Masa lo nggak tau,"

"Emang siapa?" Aira bertanya dengan wajah bodohnya.

"Gue heran deh, kenapa ada orang kek lo. Orang yang suka sama orang, tapi nggak tau siapa nama orang yang dia suka." Alana ingin sekali melempar Aira dari lantai dua sekolahan ini.

DifficileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang