"Udah dong, Raaa... jangan nangis lagi." Alana mengusap bahu Aira yang sedang menelungkupkan kepalanya di meja kantin.
"Ihh, udah dibilangin gue nggak nangis!" Aira mengangkat kepalanya, menatap malas Alana yang terkekeh melihatnya.
Ya, Alana hanya ingin menghibur Aira yang tadinya mendapat sebuah kejadian yang tidak mengenakan dari para seniornya.
"Males gue liat muka lo." Aira bergumam pelan.
"Yaudah, gue mau kelas aja!" Alana kesal, ingin beranjak dari tempat duduknya.
"Ihh, janganlahh. Ngambekan banget sihh!" Aira mempoutkan bibirnya seraya mencubit pipi Alana.
"Lo sih, juga ngeselin."
"Ngeselin ngini, tapi sayang kan??"
"Mamam noh sayang," Alana menyentil dahi Aira yang membuat Aira meringis pelan.
Tak berapa lama Aira merogoh sakunya guna mencari ponselnya. Tapi Aira tidak merasakan benda persegi tersebut di sakunya.
"Lan, lo lihat hape gue, nggak??" Aira bertanya pada Alana yang sibuk bermain handphone.
"Nggak tau, emang lo taroh dimana?" Alana melihat Aira yang mengaduk-aduk meja kantin untuk mencari ponselnya.
"Gue nggak ingat! Yah, hilang deh." Aira mengacak-ngacak rambut nya.
"Terakhir kan, lo make nelpon tuh hape." Alana menjentikan jarinya, menunjuk ke arah Aira.
"Eh, iya! Kayanya jatuh deh, di kelas tadi."
"Yaudah, ayo ambil!" Alana menarik tangan Aira, namun Aira menahannya.
"Nggak usah. Biarin aja. Gue nggak berani kesana lagi." Aira menuntun Alana untuk duduk kembali.
"Ra! Masa dibiarin aja?!"
"Nggak papa. Entar bisa beli lagi, kok."
"Iya tau aja yang punya duit banyak." Alana menatap datar Aira yang terkekeh pelan.
Aira bukannya tidak ingin mengambil ponselnya, tapi ia hanya tidak berani untuk kembali ke kelas yang penuh dengan tatapan yang mungkin bisa dibilang benci??
<○>
"Lo dari tadi dipengang terus hapenya. Mending dilihat dalemnya." Akbar mengambil ponsel yang ditemukan tadi. Merampasnya saat Arkan memutar mutar ponsel itu.
"Janganlah, nggak sopan." Arkan berusaha mengambil ponsel itu, namun ditahan oleh Akbar.
"Weh! Nggak pake kata sandi. Biasanya cewe hapenya selalu dikata sandiin." Akbar mulai melihat lihat isi dari ponsel tersebut.
"Buka apaan lo?" Arkan juga ikut melihat ke dalam ponsel tersebut.
"Buka instagram. Gue mau ngefollow akun gue."
"Follow instagram gue juga."
"Tadi katanya nggak sopan."
"Bacot lo."
"Minjam sini! Gue mau bikin storynya." Arkan merebut ponsel tersebut.
"Tadi katanya gabole." Akbar menatap datar Arkan. Sementara Arkan sibuk berselfie.
"Ikut, anjer."
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficile
Teen FictionMemang sulit jika menyukai anak geng motor, terlebih lagi mereka sangat famous dan memiliki banyak penggemar yang hampir satu sekolahan menyukai mereka. Aira dan Alana, dua orang gadis yang menyukai anak geng motor. Aira yang sulit untuk bergaul dan...