•[6]

75 32 2
                                    

Sudah beberapa bulan berlalu setelah kejadian yang tidak mengenakan bagi Aira dan Alana. Kini hari hari mereka, mereka jalani seperti biasanya.

Seperti saat ini, entah sudah keberapa kalinya Aira dan Alana mengeluh mengenai pelajaran fisika yang sedang mereka pelajari.

"Na, gue nggak ngerti sama sekali!" Aira mengerang frustasi mengerjakan soal di hadapannya.

"Ra, diem dulu! Gue lagi ngitung. Nahkan, nggak ada jawabannya. Bodo amat ah!" Alana menutup bukunya, merasa kesal dengan soal yang dikerjakan.

"Dimarahin bu Dina, mampus lo." Aira menakut nakuti Alana.

"Bodo amat."

"Anak-anak, soalnya dikerjakan ya. Ibu ada yang diurus. Nanti kalo bel, istirahat aja." Bu Dina merapikan buku-bukunya, kemudian pergi keluar kelas.

"Akhirnya..." Aira menjatuhkan kepalanya pada meja. Ia mengambil ponselnya, memasang headset, mendengarkan lagu dengan volume yang keras. Kemudian menutup wajahnya dengan buku, ingin mengistirahatkan otak sejenak.

Alana tidak memperdulikan Aira, ia sibuk dengan ponselnya.

||Bang Arkan jahat||

Woy
Keluar
11.39

Apa yang keluar?
11.43

Lu nya keluar
Cpt
Gw di dpn
11.43

---

Alana ngernyitkan dahinya melihat chat dari Arkan. Untuk apa Arkan mendatangi kelasnya.

Alana berjalan keluar kelas. Di situ ia menemukan Arkan dan Akbar.

"Pulang sana." Arkan berbicara kepada Alana.

"Paan sih lo, bang! Gue baru dateng juga, malah disuruh balik." Alana mencebik kesal ingin kembali ke kelasnya.

"Bukan gitu maksud gue." Arkan menarik tangan Alana.

"Ya terus apa?"

"Lo pulang, terus ke bandara."

"Ih! Ngapain?! Gue masih belajar." Hei apa-apaan abangnya ini, padahal mereka masih ada 4 jam pelajaran lagi.

"Tante kesayangan lo mau dateng."

"Ha?! Beneran?! Aunty Alice dateng?!"
Nada excited mengalun begitu saja dari Alana.

"Iya, makanya gue suruh lo ke bandara, bentar lagi nyampe. Aunty juga datengnya sebentar aja, nggak lama. Harus balik ke Aussie katanya." Arkan menjelaskan karena tadi tante Alice sendiri yang menghubungi dirinya.

Fyi, Aunty Alice ini adalah kakak kandung dari ayahnya Arkan dan Alana. Ia memiliki suami yang berasal dari Australia, sehingga ia harus tinggal di Australia bersama suaminya. Aunty Alice sendiri merupakan orang yang sibuk dalam pekerjaan yang mengharuskan ia bolak balik Indonesia-Australia.

"Yaudah! Ayo cepat berangkat!" Alana menarik tangan Arkan dengan bersemangat. Namun, Arkan menahan pergerakan Alana.

"Gue nggak ikut." Arkan menambahkan.

"Loh? Terus gue ke sananya sama siapa?" Alana menatap tidak terima Arkan.

"Lo ke bandara sama Akbar. Tadi gue udah bicarain sama dia." Arkan menunjuk Akbar yang dari tadi hanya diam saja.

DifficileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang