Please vote and comment to support this story!
Happy Reading ❤❤DIA TIDAK MENBAWAKU kembali ke hotel tempat dia menginap di Wyoming. Tapi kami membuat perjalanan enam jam yang panjang ke Logan, Utah. Dia memiliki sebuah puri di sini, dengan gaya mediteranian dan jalan batu yang panjang dari gerbang ke pintu depan. Rumah itu hangat dan cantik, dengan bunga bakung dan iris tumbuh subur di antara rumput yang hijau. Atapnya merah dan jika aku sedikit mencari di tempat-tempat tersembunyi aku akan melihat lebih dari setengah lusin kamera pengawas. Pagar tinggi juga mengingatkanku kalau ini adalah sangkarku. Sinclair tidak mencoba menenangkanku, dia bahkan tidak bicara padaku. Anehnya aku terganggu dengan sikap diamnya. Aku ingin seseorang untuk bicara tapi aku terlalu takut untuk memulai jadi saat dia bicara aku tidak bisa menyembunyikan ekspresi lega dari wajahku.
"Nina?"
"Ya?"
"Reg akan menunjukkan kamar untukmu. Aku ingin kamu mandi, lakukan apa yang membuatmu nyaman dan jangan mencoba hal yang bodoh. Aku akan menemui lagi nanti malam." Aku tidak mengatakan apa-apa dan dia mengerutkan dahi dengan tidak senang. "Apakah aku dimengerti?"
"Tentu saja," ucapku. Aku hanya ingin tidak lebih dari sendirian untuk saat ini.
"Bagus. Jadilah gadis yang baik jadi kita tidak perlu melakukan hal-hal yang sulit." Dia keluar dari mobil dan detik itu aku merasa lebih mudah untuk bernapas.
"Ayo Miss Taylor." Aku meringis pada sindiran yang terlalu jelas di nama palsuku tapi aku berusaha untuk mengabaikannya. Reg, pria besar yang dulu aku lihat di hotel kini membuka pintu mobil di sisiku. Wajahnya masih terlihat tidak senang denganku tapi anehnya ada sedikit simpati sekarang. "Kau akan menyukai kamarmu."
Aku meragukan itu, tapi tidak ada gunanya untuk membuat lebih banyak musuh. Mungkin Reg bisa menjadi sekutu untukku, bisa memberi tahuku apa-apa yang perlu aku lakukan untuk terhindar dari yang terburuk. "Apakah tempat ini memiliki nama? Ini terlihat seperti puri."
Reg melihatku dengan waspada, mungkin sedikit terkejut aku tidak mulai merengek. "Spring Light, sangat bagus untuk melihat senja dari balkon di sayap barat. Jika kau suka omong kosong tentang cahaya keemasan kau akan menyukainya."
"Tempat ini cantik," gumanku dalam persetujuan.
"Tentu saja, Mr. Vince membeli properti ini sekitar tiga tahun yang lalu. Tepat satu tahun setelah kematian putrinya."
"Putri?" Aku menghentikan langkahku untuk melihat dengan mata terbelalak ke arah Reg. Aku tidak berpikir bahwa pria seperti Sinclair bisa memiliki seorang putri. Rasanya terlalu aneh membayangkan kekerasan seperti dia berada dekat dengan gadis kecil yang lembut.
"Bukan tempatku untuk menceritakan kisah itu," jawabnya, dan nada sedih dan perhatian tertulis dengan jelas di suaranya. Reg menaiki tangga dan aku sedikit berlari untuk mengikutinya.
"Kau terdengar sangat menghormatinya," gumamku. Reg mendengus.
"Kamu hanya tidak tahu. Ketika kamu mengenal Mr. Vince kamu juga akan mencintainya, dia pria yang mudah untuk dicintai."
Sekarang giliran aku yang mendengus. "Aku ragu. Dia jelas mengakui akan menyakitiku."
"Dan apakah dia sudah?"
Aku kembali memikirkanya. Sejak pertemuan pertama kami dia sama sekali belum pernah mengangkat tangannya padaku. "Tidak tapi dia akan."
"Lalu kamu akan menyukainya."
"Tidak!" Aku membentak, marah karena sialan, aku tidak mungkin menyukai penyiksaan. Aku tidak akan jatuh cinta seperti gadis bodoh pada pria yang menahanku di luar kehendakku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreaming Sinclair
Romance***WARNING*** Dreaming Sinclair merupakan novel romansa erotis gelap. Mengandung penggunaan kata-kata gelap, erotis, dan romansa. Ini memiliki situasi seksual yang intens, hubungan master / budak, pelecehan, dan beberapa kekerasan. Kebijaksanaan pem...