Syukuran

2.2K 94 7
                                    

Semuanya sudah hadir di acara pertemuan sesama geng Rempong.

Rumah dokter Vidi bahkan harus di pindahkan barangnya di ruang tamu dan keluarga biar sedikit luas untuk menampung semua anggota keluarga yang datang. Bisa di bayangkan bukan dari keluarga Rendy sampai keluarga Burhan, tentunya para anak-anak turut hadir beserta baby sitter mereka.

Emran sampai melonggo melihat semuanya. Nandini tersenyum lebar. Anak lelakinya yang baru hadir mendapatkan semua berkah dari seluruh keluarga dan teman-teman sekalian. Banyak sekali hadiah yang di berikan dan ucapan selamat hadir ke dalam rumah Emran ini.

Wulan Bakery bahkan memberikan berbagai macam kue yang melambangkan bayi laki-laki. Sungguh mengesankan membuat Nandini terharu.

"Terima kasih teteh Ranti.. " ujar Nandini ketika Ranti mencium pipi Nandini kemudian mencolek sedikit pipi Eman.."

"Tidak masalah.. ini semuanya khusus untuk baby boy.. " balas Ranti santai, istrinya sang kapten Burhan ini terlihat luar biasa cantik dan bahagia. Sang suami terlihat mengendong anak mereka duduk di dekat rombongan lelaki macho lainnya.

Kemudian, giliran yang lain memberikan kado membuat Nandini meledak dalam rasa bahagia. Anaknya sungguh beruntung memiliki auntie dan uncle hebat seperti mereka ini. Rombongan anak-anak pun tak ketinggalan untuk memberikan hadiah. Nandini sampai bingung melandeni si kembar anaknya Kusuma, dan si kembar 4 anaknya Yogi.

Wanita-wanita di geng Rempong terkekeh melihat Nandini bingung.

"Santai say.. "

Suara cempreng itu terdengar dari mulut  ketua geng. Kusuma langsung bertepuk tangan mengatur para anak-anak.

"Boys..Girls..antri dong kalau mau melihat adik bayi.. biar tidak membuat auntie Dini pingsan.. " ujar wanita langsing hebat ini.

Semua anak-anak langsung menurut. Ajaib batin Nandini kagum.

"Mommy.. kakak kan aku yang lebih dulu.." ujar Amar pada ibunya.

"Iya sayang.. Amar duluan.. tapi kakak harus mengawasi yang lain nanti ya..?" balas Kusuma pada anak lelakinya yang sekarang sudah berada di kelas 1 sekolah dasar. Tidak terasa ya batin Kusuma bangga pada pencapaian dirinya.

"Siap mom..!" balas Amar tegas membuat Rendy bangga pada anak tertuanya itu. Ia juga bangga pada istrinya.

Setelah anak Kusuma selesai, anak dari Sari yang bergegas mendekati Nandini di ikutin anaknya Dian dan seterusnya.

Para ayahnya kece nan macho mengawasi anak mereka yang menyalami serta mencium pipi Nandini memberikan ucapan selamat. Bayi Nandini tidur dengan tenang, tidak di perbolehan untuk di cium karena masih terlalu kecil takut terkejut. Anak-anak paham.

"Dedek sangat tampan ya abi..?" ujar Annisa pada ayahnya.

"Iya sayang.. Eman tampan.. kamu kok tahu kata tampan sih..?" tanya Syarif penasaran.

"Hmm.. tampan itu kan seperti uncle Rendy, uncle Andi, uncle Bram, uncle Yogi, uncle Haris, uncle Giri, uncle Tony, uncle Am dan uncle Em.. ehh.. satu lagi uncle Kapten.. " ucap Annisa membuat para ayah terbahak-bahak.

Annisa menyeringai, para wanita ikutan terkikik.

"Baiklah.. berarti abi tidak tampan..?" tanya Syarif pada anaknya itu.

"Tidak abi.. Abi tidak tampan tapi sangat.. sangat tampan.. apa kata uncle Rendy ya.. hmm.. Nissa ingat dulu.. oh.. iya.. lelaki cantik.. "

Rendy sontak tambah tertawa geli, Andi menepuk bahu lelaki kutub utara itu untuk menahan diri karena takut bayi terkejut tapi suaminya Sari ini juga tidak bisa menahan diri untuk tertawa.

LUKISAN HATI EMRAN {Geng Rempong : 11}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang