Ardo dan Aeera melempar tatap saat Achille dan Vieere berdebat sesuatu yang sangat tidak penting. Aeera melipat kedua tangannya di depan dada.
"Terasa familiar." Pikir Aeera lalu tersenyum kecil. Ada beberapa hal pada masa lalu yang membuat mereka saling membenci. Kaitannya tidak lain berawal dari persahabatan keempatnya.
Ardo menyenggol Aeera, Aeeea hanya membalas dengan satu alis yang dinaikkan. "Pergi, yuk! Gerah di sini!"
"Mau dibilang bodoh, atau pintar ya? Ini ruang terbuka, dikatakan gerah." Tanpa sadar tatapan Aeera berubah meremehkan.
"Aku tanya lagi. Mau nggak? Kalau nggak, ya sudah." Ardo berjalan menjauhi Aeera yang berada di tengah-tengan rasa bimbang.
"T-tunggu!"
Ardo tanpa berbalik dan tanpa memelankan langkahnya taerus berjalan sampai Aeera sejajar dengan langkahnya. "Heh! Aku ikut karena aku bosan ya!"
Ardo tertawa santai. "Bilang aja nggak ada teman." Dan ucapan itu membuat Aeera menggertakkan giginya.
Satu tingkatan tangga demi tingkatan lainnya dituruni Aeera dan Ardo. Sampai Aeera memdengar langkah sepatu yang sepertinya dihentakkan dengan keras.
Buru-buru Aeera menarik pergelangan tangan Ardo untuk bersembunyi di balik dinding yang kebetulan menjadi batas antar tangga.
Ardo mengikuti pergerakan Aeera dengan santai dan tersenyum kaku dibaliknya. "Haha, Achille...sebentar lagi akan mendapat masalah rupanya.""Anak muda zaman sekarang. Kegiatannya bolos saja, sudah nggak sopan dengan orang tua! Memang minta diberi tempe!" Suara itu lama-lama samar baik di telinga Ardo maupun Aeera.
"Sial! Vieere dan Achille ada di atas. Kalau benar-benar diberi tempe bagaimana, dong!?" Menggaruk kepalanya gusar.
"Sudah, biarkan saja." Ardo tiba-tiba keluar dari persembunyiannya dan berjalan santai seperti biasa untuk melanjutkan perjalanan.
"Kau nggak peduli sama mereka, hah!?"
Ardo mendecakkan lidahnya. "Lagipula orang tua itu hanya seorang guru. Mana mungkin mereka berdua yang kalau bicara tanpa disaring bisa kalah dengan seorang guru? Lagipula mafia paling tinggi sekalipun kalah kalau dihadapkan adu bacot sama mereka."
"Tapi, apa yang sebenarnya kita lakukan di sini?" Tanya Aeera mengikuti langkah Ardo.
"Apa lagi? Kita kan sedang bolos."
Aeera menjambak rambutnya gemas. "Bukan itu! Apa yang kita lakukan di sekolah ini? Kalau bisa setiap hari aku akan bolos pelajaran saja!"
"Entah. Lihat saja nanti."
***
"Kalian berdua!"
Achille mengusap wajahnya gusar. Dia tidak menyangka guru galak itu akan mengejar mereka sejauh ini. Vieere hanya mendesah lelah menghadapi situasi merepotkan dihadapannya.
"Ikut saya ke ruang guru!"
"Apa kami berbuat kesalahan?" Dengan polosnya Achille bertanya dan menatap guru tua tersebut seperti anak TK.
Ucapan Achille menaikkan tingkat kegeraman Sang guru. "Kalian tidak sadar apa yang kalian perbuat!?"
"Tahu." Kali ini Vieere yang menjawab layaknya anak TK yang sedang diinterogasi.
Guru itu dibuat geram oleh keduanya. "Kalau tahu...ikut saya ke kantor!"
"Nggak mau!" Jawab kedua orang dengan nama Achille dan Vieere benar-benar seperti anak balita.

KAMU SEDANG MEMBACA
Thy Minuette's
De Todo"Kalau ingin mendapatkan sesuatu harus ada yang dibayar untuk itu. Tidak ada yang gratis di dunia ini. Apapun akan dikorbankan asalkan tujuannya tercapai, bahkan nyawa sekalipun." Hanya ada beberapa yang menolak tegas anggapan tersebut. Namun bagaim...