"Tempat terendah itu patut dibanggakan, karena di posisi itulah kita mengangkat mereka."
~Adelardo NeroEmpat belas tahun lalu, saat Achille dan Ardo masih berumur lima tahun, sedangkan Aeera dan Vieere masih berumur empat tahun. Dalam ingatan Achille dan Ardo seperti ada satu orang lagi yang mengisi kehidupan mereka tapi mereka tidak bisa mengingatnya. Itu yang mereka katakan pada Vieere dan Aeera.
Tidak ada yang tahu bahwa dalam hati baik milik Ardo maupun Achille sama-sama menyimpan penyesalan, kata maaf yang bahkan tak cukup, dan kekecewaan tak terbatas. Yang hanya bisa mereka katakan dalam hati mereka yaitu...
"Maaf..."
"Hentikan!" Ardo berteriak menghentikan aksi orang tak dikenal itu yang kekejiannya sangatlah tidak layak
Mereka selalu bertanya dalam hati. Tapi hanya ada satu kata, "Mengapa...?" Pernah terpikirkan, berjuta-juta pertanyaan namun yang hanya bisa terlintas di kepala bahkan tak sanggup terucap hanya satu kata itu.
"Kau? Mau menghentikanku?" Datar orang yang dikenal itu. "Hentikan aku sekarang." Dan saat itu, barulah ada satu orang menyadari kalau tatapan pemuda itu sangat dingin dan tak memiliki perasaan.
"Apa maumu menyerang kami!?" Aeera berseru dan menyadari tak mengurangi kemungkinan di tempat umum dan terbuka seperti ini tak menarik perhatian orang.
Pemuda itu tak menjawab. Puas menggoreskan luka di leher salah satu guru renta, pemuda itu melepaskan dan membiarkan guru itu jatuh tersungkur yang dengan sigap ditangkap Vieere dan dibawa jauh dari si pelaku.
Dalam batin Aeera, seandainya saat ini ia membawa senjata. "Kenapa Achille dan Ardo bahkan tidak menunjukkan perlawanan yang pasti!? Dan lagi, kenapa mereka malah diam di tempat?"
Di tempat Vieere berada dengan di pangkuannya ada guru tua dengan luka di lehernya yang membutuhkan pengobatan serius. Seketika Vieere tersentak saat menyadari sesuatu, "Pendarahan!" Gumamnya.
"Achille!" Achille menoleh cepat saat namanya diserukan. "Panggil ambulans!"
Vieere melirik sekilas, dan Ardo menyadari situasi tambah parah saat melihat ada guru yang melintas dan langsung berteriak histeris.
"Gawat!" Gumam Ardo memundurkan satu kakinya. Mau tidak mau di tempat terbuka seperti ini Ardo menyerang pemuda yang datang dengan senjata dengan tangan kosong.
Ardo memukul musuh dengan segala teknik yang ia punya. Namun seperti sudah hafal betul diri Ardo, musuh dengan mudah menangkis tiap pukulan dan serangan Ardo.
Aeera memperhatikan gerakan Ardo dirinya juga tidak bisa apa-apa. "K-kenapa? Kenapa kau seperti ragu?"
Setiap gerakan Ardo semua serangannya sia-sia. Tidak mungkin, kelompok Achille yang termasuk Ardo terkenal sangat bengis, kejam dengan teknik yang paling ampuh di organisasi 'Thy' bisa dengan mudahnya ditangkis.
Pukulan demi pukulan kini diterima Ardo dan pemuda itu secara acak, terkadang Ardo yang mengungguli pertarungan, dan terkadang musuh yang memimpin.
"Sial!" Ardo memperhatikan sekitar. Mereka sudah tidak hanya berenam saat ini ditambah guru yang sedang diberi pertolongan pertama oleh Achille dan Vieere.
Aeera menyadari hal itu dan berteriak. "Apa yang kalian lakukan di sini!? Ini bukan tontonan!" Banyak yang meresponi Aeera dengan bisikan, tidak sedikit yang berteriak saat Ardo maupun musuh terkena pukulan dahsyat.
"Apa yang terjadi di sini!?"
°°°
"Ada yang bisa menjelaskan?" Jendral Zahra menatap satu persatu orang di ruangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Thy Minuette's
Acak"Kalau ingin mendapatkan sesuatu harus ada yang dibayar untuk itu. Tidak ada yang gratis di dunia ini. Apapun akan dikorbankan asalkan tujuannya tercapai, bahkan nyawa sekalipun." Hanya ada beberapa yang menolak tegas anggapan tersebut. Namun bagaim...