####3

365 43 28
                                    

"Peliharaan lo kucing? Anjing? Ah lemah! Gue dong, buaya!"

-Psikopat

***

Viona kembali ke kelas sembari memasang wajah datarnya. Tapi, dalam hati ia sangat senang telah membunuh salah satu manusia lemah yang ada didunia ini.

Saat ia ingin duduk, "Eh Vi!" Panggil seseorang. Sontak Viona menoleh dan ternyata itu Caca yang memanggilnya.

"Hmm?" sahutnya

"Lo tahu gak Zilya kemana? Masa dari toilet belom balik-balik?" Caca terlihat cemas.

Viona hanya mengangkat bahunya.
"Aneh. Soalnya tadi lo keluar setelah dia keluar, gue kira lo ngeliat." Ucapnya sambil meninggalkan Viona

Tampak Viona tersenyum kecil, dia disana Ca. Di tangan tuhan.

***

Ding... dong... ding... dong...

Anak-anak berhamburan keluar saat bel pertanda istirahat berbunyi.

Dari kejauhan, tampak dua anak perempuan sedang menghampiri tempat Viona.

Huh! Mereka lagi. Mau apa sih mereka? Gue bunuh tau rasa lo!
Gumam Viona jengkel.

"Vi, ke kantin bareng kita yuk," ajak Pricyl

"Lo sendirian kan? Bareng kita aja ya?" Caca menambahkan.

"Maaf, gue mau sendiri aja." Viona menjawab malas.

Tampak lagi, lima anak laki - laki menghampiri mereka.
"Vio... ke kantin bareng kita aja. Tenang, urusan makanan kita traktir, ya gak sob?" tanya anak laki - laki paling depan yang berwajah kuning langsat itu.

"Yoi!" sahut salah satu temannya.

Caca berdecak sebal, "Heh! Yang ngajakin Viona duluan itu kita! Kok kalian ikut-ikutan aja sih?"

Anak laki-laki itu menatap Caca, "Terus kenapa? emangnya lo doang yang mau ngajakin Viona ke kantin?" tanya anak laki-laki itu. Sebut saja namanya Raffi.

"Yaa lo harus ngalah lah, kan kita duluan! Masa lo main selak aja!" tambah Pricyl.

"Bacot!" Ketus Raffi.

Brak!!
Sontak mereka menoleh ke arah Viona yang menggebrak meja itu.

"Bisa diem gak?" Viona mengeluarkan suara menyeramkan yang biasa ia gunakan untuk mengobrol dengan korbannya.

Pricyl, Caca, Raffi dan teman-temannya kaget melihat sifat Viona yang mendadak menyeramkan.

"J-jadi, lo mau ke kantin sama siapa Vi?" tanya Raffi mencoba menghilangkan rasa takutnya.

Viona malah berjalan menjauhi mereka, seketika ia menengok. "Jangan dekatin gue, kalau kalian mau tetap hidup ampe besok!" tekannya kemudian langsung menghilang bak ketelen bumi.

"Gak jelas banget tuh anak."

***

Di toilet, terdapat anak perempuan sedang terduduk diatas kloset yang tertutup. Ia sedang bengong. Tentu saja Viona.

Crazy Psycho [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang