####Last

219 25 24
                                    

"Untuk seorang psikopat, gue gak bakal takut buat mati. Karna kematian, adalah sahabat sekaligus musuh gue."

-Psikopat

***

"HUAHAHAHAHAHA!!" Terdengar suara tawa yang menggelegarkan seluruh penjuru hutan.

Disana tampak seorang laki-laki sedang berdiri disamping mayat yang kondisinya sudah sobek semua bagian tubuhnya.

Tatapannya seperti tatapan vampire, merah layaknya darah.

Semua giginya adalah gigi taring yang tajam masih berlumuran darah, mungkin habis menggigit atau merobek tubuh mayat tadi.

Kuku tangannya seperti drakula, panjang dan tajam. Dan juga terdapat darah yang masih menempel disana. Mungkin habis mencekik atau mencabik tubuh mayat itu.

Dia terlihat sedang celingak-celinguk. Seperti mencari sesuatu.

Seketika, tatapannya yang seperti darah itu, mengarah ke suatu titik yang kemudian disambut senyuman menyeramkan darinya.

***

"Kemana si psikopat brengsek itu? Harusnya bajingan itu sudah ada disini!" Geram seoramg cewek dengan kampak dan pecutan ditangannya. Ternyata, dia Viona.

Srak..srak...srak..

Viona yang merasa ada langkah kaki seaeorang dari belakang pun, langsung menoleh.

BUGH!

Ya. Viona menghajarnya menggunakan sikutnya, sehingga mengenai dagu orang itu. Karna ia merasa orang itu, hendak menggigitnya.

"Wah..wah.. panca indra lo peka juga  ternyata." Orang itu mengelus dagunya yang berdarah.

Viona menatap orang itu sinis, "Gausah banyak bacot, Berani-beraninya lo jadiin gue ini sebagai pion permainan lo dengan membunuh si Qila kemarin bangsat!" Sungut Viona kesal. Karna menurutnya, orang ini terlalu bertele tele.

Orang itu tersenyum picik, "Gapapa. Gue cuma pengen ngetest, seberapa besar ambisi dan kemampuan lo sebagai seorang psikopat." Jawabnya santai.

Viona semakin terpancing emosinya, "Lo gausah sok-sok an test kemampuan gue segala deh, percuma." Ucapnya menahan amarah. Karna, yang ia hadapi kali ini adalah seorang psikopat, vampire, dan kanibal sekaligus. Padahal diri sendiri juga.

"Pas gue liat kemarin lo langsung menghampiri rumah Qila, gue sempet kaget. Karna, lo bisa sepenuhnya percaya pada surat itu, kalau lo akan bertemu dengan-"

BRAK!

Sepertinya, cowok itu tidak begitu menampakkan wajah kagetnya didepan Viona yang habis memukulkan kampak besarnya ke pohon.

"Untuk apa lo manggil gue kesini? Kalau buat dengerin ocehan lo yang kayak emak-emak itu, mending gue pergi-"

SRAK!!

Suara terbeleknya kulit tangan Viona, gara-gara cakaran dari kuku tangan cowok itu.

"BRENGSEK! BLOM MULAI AJA UDAH NYERANG DULUAN! PENGECUT SAMPAH!" Viona emosi.

Cowok itu tampak tidak takut sama sekali dengan Viona.
"Oh, lo ngajak gue berantem? Oke. Gue terima."

Emosi Viona semakin naik, ia menarik kerah baju cowok itu, "Heh! Yang ngundang gue kesini itu elo! Yang pengen ngetest kemampuan gue itu elo! Ngapa jadi gue yang ngajak lo berantem duluan?! PUNYA OTAK DIPAKE BANGSAT!"

Crazy Psycho [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang