Gue akan pergi kesuatu tempat dimana lo nggak akan nemuin gue lagi, karna kehadiran gue,lo tersakiti.Lo berhak bahagia.
***
Mata itu mengerjap perlahan.Sedikit memburan.Ia melihat Bunda, Ayah, dan Kakaknya.Bundanya mendekat sembari mengelus sayang rambutnya.
"A-air" Tenggorokannya terasa sakit dan kering.Diambilnya air yang ada dinakas oleh Amora lalu membantunya untuk meminum.
"Syukurlah kamu sudah sadar.Bunda khawatir sama kamu sayang" Yumna hanya tersenyum menanggapi ucapan bundanya.
Nando serta Devan bernapas lega melihat Yumna sudah sadar.Sudah sepuluh jam adiknya pingsan membuat mereka khawatir dengan keadaannya.Ia pingsan karena tidak terbiasa, Nando tidak mengerti tidak biasa dalam hal apa yang dokter itu maksud.Kemudian dokter menjelaskan bahwa Yumna tidak terbiasa melihat darah.
Nando sempat marah-marah pada dokter tersebut.Ia sangat tahu Yumna sangat takut dengan darah, bahkan ia sangat menjauhi hal hal yg bersangkutan dengan darah.Nando rasanya ingin memukul kuat-kuat orang yg sudah membuat Yumna kembali teringat dengan hal tersebut.Tapi sayangnya ia tidak tahu siapa yg membuat adiknya melihat darah.
"Z-zy dimana bun?"
"Dia nggak kesini dari tadi" Bukan bundanya yg menjawab melainkan Nando.Yumna hanya mengangguk mendengar itu.
Tepat sekali.Bahkan Nando saja tidak tahu cowok itu kemana.Seharusnya dia yg membawa Yumna kerumah sakit mengingat mereka satu sekolah.Tapi apa? Bahkan yg mengabari mereka tentang keadaan Yumna adalah pihak rumah sakit.Tidak ada satu orangpun didalam ruangan Yumna saat Nando kerumah sakit tadi.Kemana sahabat sahabat Yumna yg biasanya selalu bersama Yumna.Nando sempat mengira bahwa mereka hanya ada saat Yumna bahagia saja.Lain kali Nando akan menjauhi Yumna dari orang yg seperti itu.Nando akan menjaga Yumna, ia akan lebih protektif dengan sesuatu yg menyangkut adiknya.
"Nana pengen pulang Bunda" Dengan nada merengek Yumna merentangkan tangannya kearah Nando.Minta ingin dipeluk atau digendong.
Lagipula siapasih yg betah tidur dirumah sakit, hanya ada bau obat obatan, selang infus, dan bubur khas rumah sakit yg luar biasa sangat tidak kentara rasanya apabila sudah masuk kemulut.
Nando kemudian memeluk adiknya.Cukup lama, sampai akhirnya ia mendengar isakan tangis.Siapa lagi jika bukan Yumna.Ia sangat hapal kebiasaan Yumna jika sudah seperti ini.
"Ia, kita pulang sekarang" Devan- ayahnya membuka suara.Kemudian dokter yg memeriksa Yumna tadi masuk untuk mencabut jarum infus yg berada dipunggung tangan Yumna dengan hati hati.
Setelah itu Yumna digendong oleh Nando, membawa adiknya keluar dari ruangan itu yg diikuti oleh orangtua mereka dibelakang.Amora beserta Devan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Yumna yg manja dan Nando yg penyayang.
***
Setelah beberapa jam menunggu didepan pintu yg dimana dibalik pintu itu ada gadis yg sedang bertaruh nyawa.Dokter keluar, membuat perhatian langsung tertuju padanya.Mereka semua menatap dokter yg sedang membuka masker dari mulutnya itu."Bagaimana dengan keadaan anak saya dok?" Ucap lelaki paruh baya.
"Operasi berjalan dengan lancar" Dokter tersebut tersenyum, membuat semua orang disana ikut merapalkan alhadulilah.
Kemudian serentetan kalimat yang keluar dari mulut sang dokter kembali membuat mereka bersedih.
"Tapi, kondisinya belum stabil.Benturan keras pada tulang punggunya membuat ia akan sulit untuk beraktifitas nantinya, butuh waktu dan proses penyembuhan yg cukup lama.Pihak keluarga harus sering menyemangati pasien dan sekarang pasien belum sadar, mungkin besok atau lusa jika tidak, berkemungkinan besar untuk pasien koma" Lanjut sang dokter menatap sedih keluarga didepannya ini.Lagipula seorang dokter tidak akan merasa berhasil jika pasiennga tidak dalam keadaan baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Returnee
Teen FictionBerawal dari masalalu sang sahabat sekaligus kakak dari pacarnya.Yumna dihadapkan sebuah pilihan yang sulit. Membuat seorang Yumna Azzura Debbaevi harus meninggalkan pacarnya Reyzy Abigail Delwan. Yumna pikir semuanya akan berjalan lancar tanpa dir...