perlakuan sekecil apapun akan sangat dirindukan saat orang itu sudah tidak ada atau beranjak pergi.
~~~
Yumna sedang duduk dimeja kantin sendirian.Hari ini hari pertama ulangan kenaikan kelas, yg berarti tak lama lagi ia kelas dua belas.Banyak yg berbeda semenjak kejadian ia pingsan minggu lalu.
Zy dan sahabat-sahabatnya yg menghilang tiba-tiba serta Zilvi yg belum pulang dari liburannya.Ia sudah berkali-kali menanyakan kepada wali kelas sampai kepala sekolah, tapi mereka haya menjawab "mereka izin dan akan mengikuti ulangan susulan" dan saat ditanyakan mereka pergi kemana, tak ada jawaban dari kepala sekolah beserta wali kelas dan beberapa guru yg Yumna tanyakan.
Saat pertama masuk sekolah setelah kejadian Yumna pingsan ia menanyakan teman dikelasnya dan kelas Reyzy tapi jawaban mereka hanya gelengan kepala tidak tahu.Yumna juga sudah beberapa kali kerumah Reyzy ataupun Zilvi namun justru sebuah rumah yg kosong seperti tak berpenghuni.Entah sudah beribu-ribu kali ia mengirim pesan dan menelpon Zy ataupun sahabat sahabatnya.Hanya suara operator yg terdengar dari seberang sana.
"Huft" Yumna menghela napas berat.Ia merapatkan bibirnya, memainkan jari-jari lentiknya.Ulangannya sudah berakhir setengah jam yg lalu.Banyak siswa maupun siswi yg sudah pulang.Dikantin hanya ada beberapa segerombolan murid yg sedang makan adapula yg heboh sendiri.
Beberapa kali ponselnya berdering.Ia malas mengangkatnya.Semenjak ia pingsan abangnya sangat protektif terhadap dirinya.Kesekolah diantar, pulangnya dijemput, jika keluar rumah harus dengan abangnya atau tidak dengan supir yg beberapa hari ini dipekerjakan oleh abangnya.
Terlambat semenitpun abang nya akan menemui nya kekelas.Yumna mengerti ini semua demi dirinya tapi abangnya terlalu berlebihan.Yumna yakin sebentar lagi abanya itu akan kesini sambil mengatakan sesuatu yg bahkan sudah ia hapal luar kepa-
"Kamu itu harus pulang cepat kerumah, nggak boleh cari sahabat atau pacar kamu yg ninggalin kamu gitu aja.Jangan sampai kesehatan kamu tiba-tiba menurun.Kamu harus belajar supa-"
"Supaya bisa banggain orang tua, dan bisa cepat-cepat sukses" Yumna memotong ucapan abangnya sembari memutar kedua bola matanya malas.Siswa ataupun siswi sudah maklum dengan kelakuan abang dari teman sekolahnya itu.Nando hampir seriap hari memberikan sedikit ceramah rohani kepada adiknya.
"Nah itu Nana tahu, Ayo pulang!.Abang punya sesuatu buat kamu" Nolan menggenggam tangan Yumna membawanya pergi ke arah parkiran.
Didalam mobil,tidak ada suara musik atau radio,sepi sekali.Sampai akhirnya Yumna membuka bicara.
"Bang!" Yumna menoleh kearah Nando"Ya?" Nando melirik sebentar kemudian menatap jalan raya kembali.
"Abang udah tahu dimana Zy sekarang?" Yumna menatap Nando dengan tatapan memohon, ia sudah meminta tolong kepada Ayah dan abangnya untuk mencari tahu keberadaan keluarga Zy.Namun sampai sekarang jawabannya masih sama.
Nando menghela napas sebentar, tangan kirinya terulur untuk mengelus rambut Yumna sembari tersenyum meyakinkan sang adik.
"Abang sama Ayah juga masih berusaha, nanti kalau ada kabar Nana orang pertama yg abang kasih tahu"Yumna tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban "Emangnya abang mau kasi apasih sama Nana?"
"Adadeh rahasiaa"
"Abang nggak asik!"
"Kalau abang kasih tahu bukan rahasia namanya"
"Nyebelin!!"
Gerbang terbuka dan perlahan mobil Nando memasuki pekarangan rumahnya.Yumna keluar dari mobil disusul oleh Nando.
"Nana pulang!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Returnee
Teen FictionBerawal dari masalalu sang sahabat sekaligus kakak dari pacarnya.Yumna dihadapkan sebuah pilihan yang sulit. Membuat seorang Yumna Azzura Debbaevi harus meninggalkan pacarnya Reyzy Abigail Delwan. Yumna pikir semuanya akan berjalan lancar tanpa dir...