Chapter 8 - Luka manis

205 4 0
                                    

Ada yang mengusap kepalaku dengan begitu lembut .
Belaian tangannya , bukan hanya sekedar belaian .
Ada rasa yang begitu dalam ketika tangannya mengusap bagian tubuh ini .
Rasa yang tak kutemukan pada orang lain .
Ada air mata yang begitu terlihat menyakitkan .
— Sayangnya seorang ibu.

Rasanya sangat sulit untuk sekedar membuka mata .
Ada perih yang begitu hebat sedang menguasai sang tubuh .
Sesuatu yang hebat telah terjadi ditengah perjalanan menuju pesantren .

Kami mengalami kecelakaan yang luar biasa .

Dengan begitu sempurnanya takdir Alloh , Umi dan kaka baik-baik saja.
hanya luka ringan , yang bila diobati dengan obat merah pun rasanya tidak akan sakit .

"mi.. dimana ini ?" , ucapku terbata-bata.

"kita dirumah sakit ,nak" , jawabnyab begitu lirih .

"Umi juga kaka , Alhamdulillah baik-baik saja . Kau pun juga akan baik-baik saja . Bidadari umi harus kuat " , lanjutnya

"benarkah umi dan kaka baik-baik saja ?" , tanyaku memastikan.

"jika umi kenapa-kenapa , umi gabakal ada disisi kamu saat ini mai" , jawabnya dengan disertai senyuman .

Dahiku mengernyit , melihat dan merasakan pertolongan Alloh yang begitu indah .
Yang biasanya jika terjadi kecelakaan hebat , maka 2 orang yang menduduki kursi depan akan mendapatkan resiko lebih parah dari dampak celaka.
Karena Kuasa Alloh diatas kuasa apapun ,
Umi dan kakak , baik-baik saja .

Luka ditubuh ini rasanya hilang seketika karena menikmati kekaguman dengan apa yang telah terjadi .
— Sungguh sangat terkagum-kagum .

"Terimakasih karena humairoh telah menolong ibu-ibu yang meminta bantuan , sedekah itu menyelamatkan kita dari musibah besar" ,ucap kakak.

Lamunan ku buyar seketika ia melontarkan ucapan itu .

"hah ?" , jawabku dengan rasa heran .

"ingat tidak?" , tegasnya .
"ketika di masjid itu" , lanjutnya .

akupun mengingat kejadian itu.

Alloh tak melihat dari seberapa jumlah yang kita keluarkan , Alloh lihat karena kita mau membantu sesama .
Karena kita sama-sama mulyakan faqirmiskin .
Sedekah itu yang menolak bala bencana .

Makin saja dibuat kagum dengan Robb-ku.

***

Tak menunggu lama , aku sudah diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit .

Karena kebetulan mobil kami rusak parah dan berada dibengkel dekat rumah sakit , maka ada seseorang yang akan menjemput kami .

"Jadi menjemput kah?" , ucap kaka pada seseorang yang di telefonnya.

"oh terimakasih , maaf kami merepotkan mu kar" , lanjutnya.

30 menit berlalu .

TOK...TOK...TOK

"Assalamualaikum" , ketukan pintu yang lalu diiringi salam.

Ketika masuk , dan melihat wajahnya .
Ia tak asing .
Aku tau ia tapi , kita tak saling mengenal .

Senyum yang tercipta dari ujung bibirnya begitu khas .

"bagaimana keadaan kalian ? saya turut khawatir" , ucap laki-laki itu .

"Alhamdulillah kami baik-baik saja , hanya sedikit ada luka manis pada orang termanis yaa mai" , jawab kaka dengan sedikit mengejek .

"Alhamdulillah bakar , kami baik-baik saja . Maaf kami merepotkanmu ,nak" , jawab umi .

'hmm bakar toh namanya ,mungkin abu bakar ya hahahahaa' , hatiku sedang menebak-nebak nama laki-laki itu.

"syukurlah , senang sekali mendengarnya.
Dan juga untukmu , mai .. Semoga Alloh segera angkat sakitmu " , jawabnya diikuti  dengan menggerlikan mata kearahku .

'Ekhemm hemm hemm' , usil kakak .
Entah apa maksudnya .

"Yasudah kalau semua sudah beres , mari kita segera pulang . Kau masih butuh istirahat lebih mai" , tegas kakakku.

Kamipun bergegas menuju lobby rumah sakit .
Setiba di lobby , dari arah luar pintu masuk terlihat laki-laki yang tadi turun dari mobilnya.

"Ayo" , ajak kaka.

Segera kami meninggalkan rumah sakit .

***

Kami tidak melanjutkan perjalanan ke pondok pesantren , sebab melihat kondisi yang kurang memungkinkan .

"biar lain hari saja kita ke pesantren" , kakakku memulai pembicaraan .

"pesantren? siapa yang mau pesantren mad?" , tanya laki-laki itu .

"Humairoh..." , jawabnya cepat .

"MasyaAlloh , semoga segera mondok dipesantren ya" , ucap laki-laki itu .

"aamiin aamiin" , kami mengaminkan .

"mai , abang abu ini teman kakak semasa dipesantren dahulu" , inisiatif kakakku menjelaskan tentang laki-laki itu .

"hehe . iya humairoh , perkenalkan saya abu bakar . Panggil saya apapun sesukamu" , tegasnya sambil terkekeh .

"bakar...bakar , kau masih saja seperti dulu ya" , ucap umi sambil tertawa meledek .

"hahahaha . kayanyaaaaa ... ya mi" , kakakku tertawa renyah .

"ahmad" , balas abang abu .
Ia seperti ingin menghentikan pembicaraan yang akan dibicarakan kakak .

Aku mulai merasakan sakit dikepala lagi , aku memutuskan untuk tidur .

"bersandar saja dipundak umi" , pinta umi .

"ah tak perlu mi , mai tak mengapa" , jawabku .

"umi mau umai , bersandar dipundak umi" , pintanya lagi .

Akhirnya aku bersandar dipundak umi .

Umi mengelus tanganku .

Percayalah , sandaran terindah yang utama ada pada Tuhan , sang maha baik .
yang kedua , ada pada seorang ibu .
Keduanya , tak pernah mengecewakan .

***

"mai.. maii ,bangun" , umi menepuk-nepuk bahuku .

"hmmm iya" , gumamku .

GREKKKK...

Pintu mobil dibukakan oleh bang abu.

"hati-hati humairoh" , ucapnya santun .

"hm ya" , singkat jawabku .
.
.
.
Aku langsung masuk ke dalam kamar.

Umi , ka Ahmad dan Abang abu sedang membicarakan sesuatu diruang tamu .
Aku tak menghiraukannya sebab sakit disekujur tubuhku masih begitu kuat .

Suara sudah mulai begitu sayup terdengar .
Mata begitu sulit menerka apa yang ada didepan .
Fikiran mulai menerawang jauh ketempat yang belum kuduga.

***

THE POWER OF SABARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang