Tuuut.
Sambungan pertama, belum diangkat.
Tuuut.
Sambungan kedua, masih sama.
Tuuut.
"Nomor yang Anda tuju sedang--"
Euiwoong langsung mematikan sambungan telepon begitu terdengar suara operator.
"Gimana?" tanya Minhyuk setelah melihat reaksi Euiwoong.
Euiwoong hanya menggeleng singkat sebagai jawaban.
"Sial."
"Eh, bentar," ujar Euiwoong. "Tadi setelah Yuri jawab enggak, Minju terus ikut jawab enggak. Itu berarti ...."
"Sebelumnya dia udah ngerencanain sesuatu ke Yuri, gitu?"
Pemuda di hadapannya mengangguk.
Minhyuk kembali mengumpat. "Seandainya kita langsung nyadari hal itu sebelumnya."
"Yuri hari ini juga aneh."
Kening Minhyuk mengerut. "Aneh gimana maksud lo?"
"Kata Minju, dia banyak ngelamun di kelas. Terus pas di kantin juga," jawab Euiwoong. "Dia kayak, em ... habis dapet sesuatu yang nyuruh buat datang ke suatu tempat padahal aslinya jebakan."
"Masuk akal!"
"Iya, kan?"
"Tapi di mana?"
Keduanya lalu sama-sama terdiam, sibuk berpikir.
"Em, gimana kalo nyoba nyari di area sekolah dulu?" usul Euiwoong akhirnya.
"Oke."
Keduanya lalu segera beranjak untuk memulai pencarian.
📨📨📨
Satu per satu ruangan mulai dijelajah. Mulai dari ruang kelas anak kelas satu di lantai bawah, kesehatan, serta perpustakan hingga ruang kelas anak kelas tiga di lantai paling atas. Namun hasilnya nihil. Sosok Jo Yuri tidak ada di mana pun.
"Hyung, kita mau cari di mana lagi?" tanya Euiwoong di sela beristirahat sejenak setelah sibuk mencari.
"Tinggal dua tempat yang belum. Kantin dan area belakang sekolah," jawab Minhyuk. "Kita bagi dua aja. Lo di kantin dan Hyung di area belakang sekolah."
Euiwoong menyetujui dengan anggukan pelan.
"Kajja."
Mereka pun kembali beranjak. Yuri harus ditemukan sebelum maghrib datang.
Setelah tiba di lantai satu, mereka segera berpencar. Euiwoong ke arah kantin dan Minhyuk ke area belakang sekolah.
Itu memang bukan pertama kalinya Minhyuk ke area belakang sekolah. Namun entah mengapa auranya terasa berbeda saat ia menginjakkan kedua kakinya di tempat tersebut.
"Yuri! Jo Yuri!"
Ia mulai berteriak, memanggil gadis yang sudah menjadi pengisi hatinya sejak lama.
Ia juga sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau tidak berhasil menemukan Yuri, ia akan langsung mendatangi Minju dan memberinya pelajaran.
"Di sini! Aku di sini!"
Perlahan gerakan kakinya melambat saat mendengar suara yang diyakininya adalah milik Yuri disertai gedoran pintu. Pandangan juga diarahkan ke sekitar untuk menemukan sumber suara tersebut.
"Di sini! Aku di sini!"
Langkah Minhyuk seketika setelah suara tersebut kembali terdengar.
"Aku di gudang!"