Stay.

5.5K 953 206
                                    

Jeongin fokus pada buku di atas mejanya, sesekali memperhatikan ikan kecilnya yang berada di dalam akuarium. Ia mengunyah rotinya, dengan pipi penuh makanan pun ia masih tetap fokus pada buku di hadapannya.

Pintu kamar terbuka, yang siapa lagi kalau bukan Hwang Hyunjin baru kembali entah darimanaㅡ pastinya, Jeongin tak peduli. Laki-laki itu meletakkan tasnya, membuka sepatunya dan langsung melesat ke dalam kamar mandi.

Jeongin mengambil ponsel pintarnya, mengecek beberapa pesan masuk dari teman-temannya.

Son Hyejoo
Why cant i go with ya??
I'm your girl friend???

Jeongin
It's girl (space) friend.

Kekehan muncul dari mulutnya, Jeongin menggelengkan kepalanya. Ia berdiri sebentar, mengambil sebuah yoghurt di dalam kulkas, tak lupa sedotannya. Kembali ia duduk di atas kursi tersebut, fokus dengan buku-bukunya dan menyeruput olahan susu tersebut dengan sedotannya.

Hyunjin muncul dari kamar mandi, dengan kaos putih, celana pendek nyaris sebatas paha, dan sebuah handuk di leher disertai rambutnya yang basah. Jeongin tidak memperdulikannya, ia bahkan tak sadar bahwa Hyunjin memperhatikannya.

Cute.” Gumam Hyunjin sembari tersenyum.

Ia mendudukkan dirinya di atas kasur, mengambil gitar kecil miliknya lalu menatap Jeongin di meja belajar sana. “Gue boleh gitaran gak?” Tanya Hyunjin.

Jeongin mendengus, “Kalo menurut lo suara lo bagus ya nyanyi aja. Jangan gede-gede, ikan gue gak suka berisik.” Balasnya sembari fokus kepada bukunya.

Pria Hwang itu hanya mengangguk, lalu mulai memainkan gitar tersebut dengan tenangㅡ pada awalnya. 5 menit kemudian, permainannya semakin aneh dan berisik. Membuat Jeongin muak.

Bukunya ia hempaskan ke atas meja, lalu menatap Hyunjin dengan kesal sembari mendecih. Ia merebut gitar tersebut dan meletakkannya di dekat meja belajarnya. “Gue bilang jangan berisik, batu banget sih, lo.” Gerutu Jeongin.

Hyunjin mendengus kesal, ia berdiri lalu mendorong Jeongin pelan untuk kembali ke ‘daerah’nya. Ia berdiri tepat di garis yang telah Jeongin buat, lalu membiarkan Jeongin memukul dadanya. “Udah puas mukulnya?” Ucapnya sembari menunjukkan seringaiannya.

Jeongin masih tak berhenti, Hyunjin menahan tangan tersebut dengan kedua tangannya. Membuat jarak mereka berdua terbilang cukup dekat. Ia melepaskan Jeongin setelah itu, lalu kembali ke kasurnya. Melirik teman sekamarnya itu dengan seringaian, membuat pria bermarga Yang itu mengalihkan pandangannya.

Yang Jeongin kembali duduk di meja belajarnya, berusaha memfokuskan diri pada buku itu lagi sembari menahan gejolak kesalnya. Jangan harap ia akan menjadi belok, batinnya.


•••••


Jeongin terbangun dari tidurnya, ia mendudukkan dirinya di atas ranjang. Membuka matanya ketika ia mencium wangi sup yang sepertinya nikmat dimakan di pagi hari seperti ini.

“Mau gak?” Tanya Hyunjin sembari menyuapkan sup itu ke dalam mulutnya.

Laki-laki berbehel itu mendecih pelan, berjalan ke arah kamar mandi dengan wajah (sok) cueknya. Tidak merespon Hyunjin sedikitpun, membuat pria tersebut memilih untuk melanjutkan makannya.

Hyunjin mengambil sebuah piring, ia memasukkan nasi ke dalam sana. Setelah itu ia bersikan sedikit sup dan sayuran di atasnya. Tak lupa pula ia mengambil segelas air, dan meletakkannya di atas nampan tersebut.

Ia tersenyum kecil melihat masakannya yang sederhana, lalu beranjak dari sana. Mengambil tas sekolahnya, Hyunjin melangkah meninggalkan asrama.

Jeongin baru saja selesai membersihkan tubuhnya itu. Ia melihat ke arah makanan yang tersusun rapi di bawah sana, dengan segelas air, dan sebuah sticky note bertuliskan “Aku enak, ayo makan aku.”

Pria manis itu tertawa pelan, ia duduk di bawah sana lalu mulai menyuapkan sup dan nasi tersebut ke dalam mulutnya.


•••••



“Permisi? Saya mau nanya cafenya Ibu Suzy dimana ya?” Tanya seorang laki-laki kepada Jeongin yang tengah duduk di dekat parkiran motor.

“Ooh, ada di belakang kampus, pak. Lumayan jauh dari sini,” balas Jeongin dengan sopan.

“Bisa kamu-”

“Loh Ayah?” Ucapan pria dewasa tadi terputus ketika Hyunjin datang dan memanggilnya Ayah.

Hwang (Park) Jinyoungㅡ Ayah seorang Hwang Hyunjin yang biasa mengantarkan stok minuman terbaru untuk cafe di belakang kampus yang sangat ramai itu. “Nah, Hyunjin. Kamu bantu ayah bawain ini ke cafenya Tante Suzy.” Ucap Ayahnya sembari memberikan dua kardus minuman kepada Hyunjin.

“Ayah pergi dulu ya nak.” Pamit Jinyoung setelah itu.

Hyunjin mengangguk, lalu menatap Jeongin yang sedari tadi diam di sebelahnya, “Tunjukim cafenya dong.” Kata Hyunjin.

Jeongin menggeleng, “Gak bisa. Gue ada kelas. Cafenya dari sini lo lurus aja, tar ada gedung Ekonomi, lo belok kiri, terus keliatan ada air mancur taman, lo luruus aja, udah nyampe. 10 menit juga lo nyampe.” Jelasnya sembari meninggalkan Hyunjin begitu saja.

Laki-laki berbibir tebal itu menghela nafasnya, lalu beranjak melangkah dari sana. Berharap ia bisa menemukan cafe tersebut dalam waktu yang cepat.

ㅡㅡ

Halo guys!

Yang nonton #SpotifyOnStage2018 nanti,
aku bakal bagi-bagi freebies di sana (yang jumlahnya lumayan banyak.)

Jadi buat yang mau freebiesnya, kalian bisa cek pinned twitter aku dan retweet+like tweetnya (@jisumgis).

See you❤

SEE SAW.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang