Tentang Faisal (4)

237 5 1
                                    

Sakura hanya berumur seminggu. Setelah kelopak bunganya berguguran, akan muncul tunas-tunas daun sebagai gantinya. Seiring itu cuaca mulai menghangat. Jaket-jaket tebal, sarung tangan dan syal berpindah ke lemari. Penghangat ruangan disingkirkan, jendela mulai dibuka agar semilir angin menyejukkan.

Kehamilan Ulya sudah memasuki minggu ke 37. Sejak dua minggu yang lalu dokter sudah memberi peringatan untuk mengurangi aktifitas di luar terutama naik turun tangga. Meski HPL nya masih dua minggu lagi, dokter sudah memprediksi kalau ia akan melahirkan lebih cepat dari perkiraan.

Sudah seminggu ini ia nyaris tidak keluar rumah. Faisal berbelanja kebutuhan dapur setiap Sabtu. Jika ada yang kurang biasanya ia mampir ke supermarket sepulang dari kampus. Beberapa hari yang lalu teman-teman lab Faisal menyerahkan amplop uang urunan untuk membeli stroller bayi kembar. Mereka bilang stroller untuk anak kembar harganya cukup mahal. Karena tidak ada dari mereka yang paham akan peralatan bayi, teman-temannya memilih memberi uang saja agar mereka bisa membeli sendiri stroller yang diinginkan.

Setelah pemeriksaan rutin, mereka mampir ke Akachan Honpo, sebuah supermarket khusus perlengkapan bayi dan anak yang berjarak tiga stasiun dari rumahnya. Perjalanan hari itu ternyata sangat melelahkan bagi Ulya, hingga akhirnya mereka memutuskan pulang lebih cepat.

Sore hari Ulya merasakan perutnya mulas namun dengan jarak yang masih panjang, per 40 menit. Semakin mendekati malam ia makin gelisah. Faisal berusaha menenangkan Ulya dengan mengusap-usap punggungnya, mengajaknya untuk tak berhenti berdzikir. Faisal sudah menelpon rumah sakit rujukan namun disuruh menunggu hingga kontrasi sudah per 10 menit.

Menjelang jam 9 malam Ulya merasakan kontraksinya semakin rapat. Faisal bergegas menelpon taksi dan rumah sakit rujukan. Mereka baru menuruni dua tangga apato ketika Ulya terduduk menahan sakit. Ia merasa bagian bawahnya basah.

Perjalanan ke rumah sakit hanya butuh 15 menit. Seorang perawat dengan kursi roda sudah menunggu di depan pintu ketika mereka sampai. Ulya dibawa masuk ke ruangan bersalin dan berganti pakaian. Di sana seorang bidan memperkenalkan diri sebagai personal midwife yang akan mendampingi Ulya dari persiapan kelahiran hingga nanti keluar dari rumah sakit. Seorang perawat anak juga mendampingi karena Ulya akan melahirkan bayi kembar.

Proses persalinannya berlangsung cepat, hanya butuh satu jam sejak kedatangan ke rumah sakit. Semua proses persalinan hanya ditangani bidan, dokter kandungan hanya mengamati. Begitu bayinya lahir, gantian dokter yang menanganinya dan bidan mengurus anak-anaknya.

***

Di bulan-bulan awal kelahiran Faiz Abdurrahman dan Fauzan Abdurrahim, Faisal berusaha pulang lebih awal namun berangkat lebih pagi. Sebelum berangkat ke kampus ia akan mencuci piring dan menjemur pakaian. Tugas Ulya hanya memasak. Beres-beres rumah hanya dilakukan sesempatnya. Di akhir minggu saat Faisal ada di rumah, Ulya akan memasak lebih banyak untuk kemudian di bekukan. Masakan beku ini sangat membantu kala si kembar rewel.

Sudah hampir jam 10 malam ketika Faisal sampai di rumah. Ulya dan si kembar sudah tidur. Ingin ia membangunkan Ulya. Sebelum pulang Faisal mampir membeli donat di depan stasiun, berharap malam ini Ulya bisa menemaninya ngobrol sambil minum teh atau kopi.

Faisal meletakkan bungkusan donat diatas meja. Tanpa mengganti baju, ia berbaring disebelah istrinya. Dipeluknya Ulya sambil menciumi rambutnya yang masih basah. Wangi Ulya malah membuatnya makin gelisah.

Pelukan Faisal membuatnya terjaga. Ulya berbalik kearah suaminya. Tak terucap, Ulya tahu apa yang suaminya rindukan.

***

Faiz dan Fauzan berumur 2 tahun ketika mereka pulang ke Padang. Setelah pendidikannya selesai, Faisal akan kembali bekerja di kantornya yang lama.

Cinta KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang