Untitled Story

1.4K 152 33
                                    

Hope U Enjoy It ♡




.

.

.

.

.

.

Reality is that which, when you stop believing in it, doesn’t go away.” — Philip K. Dick





Seorang yeoja tengah berbaring di ranjangnya yang bisa dikatakan sangat besar dan indah. Bukan hanya ranjangnya saja melainkan seisi kamarnya pun penuh dengan barang-barang mahal.

"Nona Sinb, makanan telah siap."

Yeoja yang bernama lengkap Hwang Sinb itu pun melepaskan earphone di telinganya ketika melihat salah satu ahjumma yang bekerja di rumahnya muncul.

"Ada apa, ahjumma?"

"Makanan telah siap, nona."

Sinb mengangguk dan tersenyum, "baiklah, aku akan segera turun."

Ahjumma itu pun pamit undur diri. Sementara itu, Sinb bangun dan berdiri di depan cermin. Merapikan rambutnya yang berantakan.

"Kenapa aku sangat cantik ya?" Sinb bertanya-tanya sendiri pada cermin di hadapannya.

Hwang Sinb mungkin merupakan orang yang paling terkenal di Korea Selatan. Bukan karena dia seorang idol ataupun artis papan atas, dia hanyalah seorang anak dari seorang konglomerat.

Selain berkat usaha orangtuanya yang memiliki berbagai macam perusahaan dengan bidang apapun, parasnya yang cantik juga menyihir siapapun yang memandangnya. Maka dari itu tak heran jika kamera berita sering meliput berbagai kegiatannya.

Sinb pun turun dari lantai 3 menggunakan lift. Jangan heran jika ada lift di rumahnya, ingat status Sinb... dia adalah anak dari konglomerat.

"Nona silahkan duduk."

Seorang pelayan menarik kursi untuk Sinb duduk. Segera setelah Sinb duduk, makanan langsung tersaji di hadapannya.

Sinb mengambil sendok dan garpunya. Ia pun makan dalam hening. Sinb sudah terbiasa sekali duduk sendirian di ruang makan ini. Paling hanya beberapa pelayan yang menemaninya, itupun mereka hanya berdiri di sisi yang agak jauh darinya.

Kalau kalian bertanya dimana orangtuanya, jawabannya hanya satu, mereka sibuk bekerja. Sinb paling hanya seminggu sekali bertemu dengan orangtuanya.

Bagaimana? apakah kalian bisa membayangkan kehidupan Sinb yang amat sepi?

Setelah beberapa suapan, Sinb pun menyudahi makannya. Ia pun berdiri dan kembali menuju kamarnya.

"Terimakasih atas makanannya, Lee Ahjumma."

Sinb selalu seperti itu. Kebiasaan ini didapatkannya atas ajaran orangtuanya sewaktu kecil. Waktu dirinya masih kecil, orangtuanya tidak pernah sesibuk ini. Jika Sinb boleh memilih, ia memilih untuk menjadi anak kecil selamanya agar orangtuanya selalu di sisinya.

Sinb pun kembali ke kamarnya. Ia mengambil ponselnya yang semula ia taruh di atas nakas samping ranjangnya. Ia membaca beberapa pesan di ponselnya itu. Walaupun anak konglomerat, Sinb juga masih memiliki beberapa teman yang mewarnai hidupnya, salah satunya Eunseo.

L'Histoire de Sinkook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang