Mianhae // NoRen

6. G

Renjun memasuki kamarnya. Setelah acara BBQ party selesai, member Dream dan U segera kembali ke dorm masing masing.

Perasaan Renjun hari ini bercampur aduk. Senang, lega, sekaligus merasa bersalah diwaktu yang bersamaan.

Senang karena ia bisa berkumpul dan bersantai dengan hyungdeul dan dongsaengdeulnya, lega karena hubungannya dengan Jaemin sekarang tak perlu backstreet, dan yang terakhir merasa bersalah kepada Jeno.

Bicara mengenai Jeno, Renjun tidak bermaksud menyakiti hati Jeno. Sebelumnya, Renjun dan Jarmin memang berniat memublikasikan hubungan mereka, namun diluar dugaan Jeno ternyata menyampaikan perasaannya pada Renjun di waktu yang sama dan itu membuat Renjun bingung.

Renjun tahu, Jeno menyukainya. Namun, Renjun tak tahu jika Jeno menyukainya sungguh sungguh dalam artian ia mencintai Renjun. Renju fikir, Jeno hanya menyukainya Renjun sebatas teman satu grup dan keluarga, diluar dugaan ternyata lebih.

Dan yang lebih mengejutkan lagi, Jeno sudah menyukai Renjun dari saat mereka belum debut. Bisa dibilang sudah lama. Renjun jadi semakin bersalah karena itu. Mengapa dia tidak peka saat care nya Jeno, ucapan cintanya, dan skinship yang sering ia lakukan padanya merupakan hal yang sungguh sunggu dianggap tanda cinta dan kasih sayang seorang Lee Jeno terhadapnya.

Renjun menggelengkan kepala mencoba menghilangkan fikiran itu sampai hati dan fikirannya tenang.

"Mengapa kepalamu digeleng gelengkan seperti itu?"

Renjun berjengit, "Astaga!!!" Saking terkejutnya, ponsel Renjun hampir saja terlempar.

Renjun menatap sang pelaku yang membuatnya terkejut. Ternyata itu Jeno, dengan senyum tampannya dan mata bulan sabit yang menawan terpampang disana -karena saking pusing kepalanya memikirkan Jeno, ia tak sadar Jeno telah keluar dari toilet-.

"Tampan sekali" batin Renjun

Namun entah kenapa Renjun merasakan sesak saat melihat senyum Jeno itu.

Jeno menghampiri kasurnya, terduduk disana sambil mengotak atik ponselnya tanpa menghiraukan tatapan Renjun.

"Jeno-ya ...!"

Jeno mengangkat kepalanya, menatap Renjun dengan tanya, "hm?"

"Mianhae ..."

Jeno tersenyum, tahu apa yang dimaksud Renjun. "Ah~ gwaenchana Renjun. Jangan pedulikan aku, jika kau bahagia bersama Jaemin. Aku pun ikut bahagia. Kau tenang saja"

"Tapi kau ... aku ... eum .... aku takut kau berubah, aku takut kau marah, Jeno-ya" entah kenapa mata Renjun serasa panas.

Jeno lagi lagi tersenyum, "Gwaenchana" jawab Jeno singkat.

"Mengapa aku tak peka selama ini, Jeno-ya?"

Jeno mengedikkan bahunya, "mungkin saja aku kurang berjuang?"

Renjun terdiam, membuat suasana hening. Renjun tengah berfikir sesuatu yang entah itu apa, Jeno tak tahu, dan mungkin tak ingin tahu.

"Sudahlah jangan terlalu difikirkan, bisa bisa kepalamu botak. Tenang saja aku tidak akan berubah" ucap Jeno memecah keheningan, ia lalu berbaring dan menarik selimutnya.

Renjun tersenyum canggung, diam diam ia memegang ucapan Jeno.

Renjun masih tetap bertahan dengan posisinya selama beberapa menit sambil menatap tubuh Jeno yang memunggunginya, tertidur dengan tenang.

"Entah kenapa, akuningin kembali kemasa dimana kau berjuang untukku, Jeno-ya. Semoga kau dapat memegang ucapanmu, kau tak akan berubah ... ah?! Apa yang kukatakan? Sepertinya aku sudah mengantuk" lirih Renjun. Kalimat terakhir, ia menggelengkan kepalanya agar sedikit tersadar dengan ucapannya.

Renjun akhirnya membaringkan tubuh mungilnya di kasur. Memejamkan matanya agar tertidur.

Dan ..

Tanpa tahu, sedari tadi Jeno belum tertidur.

"Mianhae Renjun-ah ... hatiku sudah lelah" batin Jeno.

🍃🍃

Sedikit? Ehehehe maaf ya :"D

Oh iya, Jejen gak janji buat update cepet ya. Soalnya Jejen juga sibuk sama rl. Makanya Jejen gak bisa kayak author lain yang ngejanjiin up hari apa atau berapa kali, soalnya ide cerita gak bisa di jadwalkan, kan? Ide itu spontan dateng. Selain itu rl bener bener bikin Jejen sibuk. Ehehe sorry.

Sorry for typos

04/10/2018
Jejen