Kun masuk ke ruang tv dengan mengambil beberapa makanan yang tersisa di dapur. Ia kemudian melirik Jaemin yang tengah cuddling bersama Renjun.
Kun menghela nafas kasar, ia mencoba untuk sabar. Ia lalu melihat Jeno yang masih duduk dengan gitar dipangkuannya.
Daripada melihat hal yang membuatku cemburu, lebih baik aku bernyanyi saja bersama Jeno. Fikirnya
"Apa kau sedang memilih lagu, Jeno-ya?"
Jeno sedikit tersentak, ia tadi sedang fokus memilih lagu dan tak memperhatikan sekitar. Sehingga kedatangan Kun membuatnya terkejut.
"Aku terkejut hyung!"
Kun tertawa, ia lalu mengusak surai hitam Jeno, "maafkan hyung~ kau sedang memilih lagu?" Tanya Kun ulang.
Jeno mengangguk, "lagu apa ya, hyung? Aku bingung"
"Apapun bagus jika dimainkan dengan gitar, tapi Hyung suka lagu lagu milik Day6 sunbaenim" jawab Kun. (Ini Jean ngarang ya:"D)
"Ah!" Tiba tiba Jeno memekik. Membuat yang lain menatap Jeno, sementara Kun mengernyit.
"Ada apa Jen ..."
Belum sempat Kun melanjutkan ucapannya, Jeno sudah memainkan gitarnya lalu menyanyi sebuah bait lagu yang sangat Kun tahu.
Johahapnida~
Aku menyukaimuKun bungkam. Itu lagu favoritnya. Kun malah berandai andai ia menyanyikan lagu ini untuk menyatakan perasaannya pada seseorang. Tapi kini malah ia yang seperti di sukai seseorang, karena Jeno menyanyikan lagu ini. Kun akhirnya menatap Jeno dan ikut bernyanyi.
Sementara Renjun yang tengah asik cuddling tiba tiba tersentak kaget saat Jaemin berdiri. Jaemin kemudian berjalan meninggalkan Renjun.
"Nana-ya! Mau kemana?"
"Toilet" balas Jaemin singkat, membuat Renjun, bahkan seluruh pasang mata mengerutkan keningnya bingung.
"Jaemin kenapa?" Tanya Lucas entah pada siapa.
Tak ada yang menjawab pertanyaan Lucas. Bahkan Haechan sekalipun. Sebenarnya Haechan tahu Jaemin mengapa, namun ia tak mau menjawab pertanyaan yang Lucas lontarkan tadi.
Sementara Renjun, ia jadi bingung sendiri melihat tingkah Jaemin. Namun, ia tak menyusul Jaemin dan ia hanya menunggu sang kekasih agar kembali berkumpul di ruang tv.
"Jeno-yah~!"
Renjun menoleh, mendengar sura Kun yang terdengar manja.
"Aigoo~ hyung lucu sekali" ucap Jeno diselingi tawa.
Entah kenapa hati Renjun panas, rasanya panas sekali sampai sampai kertas pamflet discount makanan ia remas dan menjadi tak beraturan.
"Ya! Ya! Ya! Injun-ah! Kita masih membutuhkan pamflet itu" tegur Haechan.
Renjun tersadar, "a-ah, mianhae! Aku sedang kepanasan"
Haechan mengernyit, "tunggu! Apa hubungannya kepanasan dengan meremas kertas?"
Renjun gugup setengah mati, ia tak tahu akan menjawab apa dan jadilah ia hanya terkekeh canggung.
Renjun mengalihkan pandangannya pada Jeno, dan ternyata Jeno juga tengah memandanginya. Renjun memberi kode pada Jeno agar Jeno ikut dengannya.
Renjun berdiri, membuat Jungwoo yang ada disebelahnya bertanya, "mau kemana Injun-ah?"
"Eoh? A-aku akan mengambil charger ponsel, Jungwoo hyung" jawab Renjun. Beruntungnya Jungwoo percaya.
Jeno ikut berdiri, kini giliran Lucas yang bertanya, "kau? Mau kemana Jeno-ya?"
"Aku? Aku mau ke toilet. Hyung mau ikut? Siapa tahu hyung dapat harta karun"
Lucas refleks melempar bantal, membuat Jeno terawa. "YAK! LEE JENO!"
Renjun dan Jeno berjalan beriringan. Renjun melirik sekilas pada Jeno.
Sementara Jeno masih diam, menunggu Renjun berbicara padanya."Kita ke kamarku" ajak Renjun.
Jeno hanya diam mengikuti.
Akhirnya mereka merdua sampai dikamar Renjun. Renjun menutup pintu kamarnya dan langsung menghampiri stopkontak untuk menyambungkan pengisi baterai.
Sementara Jeno masih mematung di dekat pintun."Kau mau bicara apa, Renjun-ah?"
Renjun mematung sejenak. Lalu ia berdiri mendekati Jeno.
"Jeno-ya!" Renjun menghela nafas, "apa aku menyakitimu?"
Jeno menggeleng, lalu mengusak surai Renjun, "tidak, kau tidak menyakitiku. Memangnya ada apa Renjun-ah?"
"Kau seperti berubah, Jeno-ya"
Jeno terkekeh, "aku tidak berubah"
"Kau berubah Jeno-ya" kini entah sejak kapan mata Renjun berkaca kaca, membuat Jeno terkejut.
Tenang Jen. Batin Jeno
"Aku? Berubah dari mananya? Coba kau ceritakan?"
"Kau jadi jarang dekat denganku"
"Siapa bilang? Sekarang aku dekat denganmu" timpal Jeno.
"Kau ... tidak memanggil nama kecilku"
Kini Jeno merasa ditusuk oleh ribuan jarum. Ia terdiam sejenak. Ia memikirkan pernyataan Renjun. Ya. Sejak confess nya saat itu, Jeno tidak lagi memanggil Renjun dengan nama kecilnya -Injun-. Tapi Jeno punya alasan itu, bukan karena ingin menjauhi Renjun dan tidak sayang lagi pada Renjun, hanya saja alasannya adalah agar ia move on dan tidak tergantung pada Renjun dan bisa melepas perasaannya untuk Renjun.
"Jadi aku harus bagimana?" Tanya Jeno sedikit frustasi. Ia berfikir jika Renjun memintanya agar tetap seperti Jeno yang dulu, yang selalu memanjakan Renjun dan menempel pada Renjun. Berhasilkah Jeno move on?
"Tetap menjadi Jeno yang seperti sebelumnya, sebelum kau menyatakan perasaanmu padaku. Kau bisa kan, Jeno-ya? Jebaaal!"
DEG
Tepat sasaran! Permintaan Renjun benar benar sama dengan apa yang difikirkan Jeno.
"Oh satu lagi ... umm ... Jeno-ya!..
Apakah lagu itu ditujukan padaku?"
Jeno paham dengan pertanyaan Renjun.
"Ya"
Jawab Jeno singkat. Ia masih belum menjawab bisa atau tidaknya Jeno yang menjadi Jeno yang seperti sebelumnya.
Renjun-ah, apa maumu? Kau menolakku, tapi secara tak langsung kau memintaku agar aku tak melupakan perasaanku padamu. Batin Jeno.
.
.
.🍃🍃
Maaf ya kalau ini ff kadang perchapter itu isinya dikit kadang juga banyak. Masil labil Jean tuh, kayak milih bias:( *apahubungannya?
Sorry for typos and thank you for read vote comment.
13/11/2018
Jean

KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae // NoRen
RandomKetika Renjun merasa kehilangan Jeno yang selalu menempelinya. . . . . . ⛵Noren ⛵Markhyuck ⛵Jaedo ⛵Kunmin ⚠️⚠️⚠️ Bxb / Yaoi Gak suka? Lewat aja