Jeno menggenggam kotak putih batik itu seraya tersenyum, namun tak bisa dipungkiri ia gugup setengah mati.
"Yak! Jeno-ya!!"
Jeno tersentak kaget, pasalnya Renjun membentaknya tadi.
Jeno hanya terkekeh canggung, tangannya mengusap tengkuknya. "Ada apa Injun-ah?"
"Sedari tadi aku memanggilmu karna kau terus berjalan dibelakangku sambil tersenyum. Itu membuatku takut, Jeno-ya!"
Jeno terkekeh, lalu menunduk meminta maaf. "Maafkan aku Injun-ah. Aku sedang senang hari ini"
Renjun mengangguk, "baguslah kalau begitu"
Renjun kemudia berbalik untuk meninggalkan Jeno. Renjun berniat masuk kedalam kamarnya.
Jeno kembali mengikuti Renjun. Sebenarnya, Jeno tidak berniat mengikuti Renjun. Ia tadi berniat ke kamarnya untuk mengambil charger ponselnya setelah digunakan bermain game dengan Jisung tadi, tetapi saat ia menuju kamar ia melihat Renjun keluar dari kamar Jisung Chenle Jaemin, bersama Chenle dan mereka tengah tertawa.
"Jeno-ya!!!"
Jeno lagi lagi tersentak kaget saat Renjun memanggilnya.
Jeno menatap Renjun yang terlihat kesal. "Eoh? Nee Renjunie?"
"Mengapa kau mengikutiku terus, sih?!!"
Jeno bisa melihat Renjun yang terlihat kesal serta risih karena diikuti Jeno. Jeno menunduk, "Mianhae" ucapnya.
"Jangan mengikutiku terus, aku risih Jeno-ya!!" Ucap Renjun kemudian berlalu meninggalkan Jeno dan masuk kedalam kamar.
Jeno lagi lagi mengikutinya. Bukan, sebenarnya bukan mengikuti Renjun. Ia hanya ingin kembali ketujuan awalnya, mengambil charger ponsel.
Jeno kemudian masuk kedalam kamar, ia mendapati Renjun yang terduduk dikasur dan tengah tersenyum sambil matanya tertuju pada ponsel sementara tubuhnya disandarkan pada tembok.
Renjun tersadar saat melihat Jeno yang masuk kedalam kamar.
"Kau mengikutiku?!" Tuduh Renjun.
Jeno menggeleng menyangkal, "tidak Renjunie. Aku mau mengambil charger"
"Tapi kau sedari tadi mengikutiku! Jeno-yah maafkan aku, tapi aku risih jika diikuti terus"
Jeno tertunduk, menatap kotak putih batik yang masih digenggamnya. "Jika kau risih diikutiku terus, mianhae Renjun-ah"
Renjun mengangguk, "sudahlah, tak apa - apa ..." mata Renjun tertuju pada benda yang digenggam Jeno. "eh tunggu"
Jeno menatap Renjun bingung, "ada apa?"
Renjun mendekatkan diri kepada Jeno, Jeno pastilah gugup setengah mati karena pujaannya kini berada dalam jarak yang dekat.
"Apa yang kau genggam itu?" Tanya Renjun.
Jeno sontak menyembunyikan kotak itu dibelakang tubuhnya. Namun melihat Renjun yang menatapnya dengan penasaran. Akhirnya ia kembali menunjukkan kotak putih batik itu.
Mata Renjun berbinar saat melihat betapa cantiknya kotak putih bermotif batik itu. "Woaah! Kotak itu cantik sekali Jeno-yah!"
Jeno tersenyum, matanya membentuk bulan sabit yang indah.
Jeno lalu menyerahkan kotak putih itu pada Renjun. Sementara Renjun, ia terlihat kebingungan."Mengapa kau berikan padaku, Jeno-yah?"
Jeno lagi lagi tersenyum, sepertinya Jeno ini sangat hobi tersenyum jika berada dekat dengan Renjun.
"Bukalah" pinta Jeno. Renjun hanya menurut.
"Woaaah!" Mata Renjun lagi lagi berbinar melihat isi dari kotak putih batik itu.
Isinya adalah sebuah gelang sederhana, namun terlihat indah dengan ukiran nama diatasnya.
Renjun mengeluarkan gelang tersebut, membaca nama yang terukir pada gelang.
"Huang Renjun? Eoh? ... ini?"
Jeno kembali tersenyum, namun kali ini lengannya menggenggam lengan Renjun.
"Iya ... itu gelangmu. Lebih tepatnya itu gelang untukmu"
Renjun masih terdiam.
"Renjun-ah, aku menyukaimu. Kau pasti tahu itu karna aku selalu saja mengucapkan kalimat itu. Tapi aku yakin kau menganggap itu sebuah candaan. Tapi kali ini ... aku benar benar serius!" Jeno menghela nafas.
"Huang Renjun! Aku mencintaimu. Aku sudah menyukaimu saat aku masih menjadi Rookies dan kau baru bergabung bersama kami. Aku menyukaimu saat itu. Awalnya, kukira aku menyukaimu karna kau menggemaskan, ya ... hanya itu. Namun, perkiraanku salah. Aku memang menyukaimu karna aku mencintaimu, lama kelamaan perasaanku tumbuh membesar. Aku menyukai segala tingkahmu, sekalipun ucapan savagemu. Aku menyukainya. Aku menyukaimu saat kau senang, sedih, kesal, bahkan manja. Aku selalu khawatir jika kau telat makan, apalagi jika sampai sakit. Aku selalu ingin melindungimu dari haters di luaran sana. Aku selalu cemburu jika kau dekat dengan yang lain dan aku selalu bahagia jika kau berada di dekatku. Aku ..." entah kenapa, suara Jeno sedikit tercekat. Dadanya merasa sesak.
"Aku ... Eum ... saranghae, Huang Renjun"
Jeno maju satu langkah, kepalanya sedikit menunduk. Ia lalu mencium dahi Renju lama lalu melepaskannya untuk melihat reaksi Renjun.
.
.
.🍃🍃
Hehe, double update:"
Kepanjangan kah? Atau mau lebih panjang? Atau mau pendek aja?Sorry for typos
30/09/2018
Jejen

KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae // NoRen
LosoweKetika Renjun merasa kehilangan Jeno yang selalu menempelinya. . . . . . ⛵Noren ⛵Markhyuck ⛵Jaedo ⛵Kunmin ⚠️⚠️⚠️ Bxb / Yaoi Gak suka? Lewat aja