1

8K 355 4
                                    

Langit di atas begitu biru dan cerah, udara pagi yang segar serta burung yg berterbangan dengan bebas.

Seorang pria berjalan dengan santai sambil membawa tas setelah ia baru saja datang ke kotanya. Ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya di luar kota.

Cklek

"Jadi, kau menyalahkanku ?" Suara teriakan itu yg pertama kali di dengar pria tersebut.

"Diamlah, hari ini Jimin pulang. Kalian berhentilah bertengkar untuk hari ini." Suara lain terdengar membuat pria yg baru datang tersebut menghela nafas.

Pria dengan nama Jimin tersebut memutuskan masuk ke kamarnya yg berada di lantai satu, tidak mempedulikan ketiga saudaranya yg ada di Lantai dua.

Jimin menidurkan dirinya pada ranjang yg 2 minggu ini telah di tinggalkannya. Matanya kembali terbuka mendengar seseorang datang dan menaiki tangga. Jimin hanya mengintip dan melihat Namjoon yg datang tergesa-gesa. Jimin hanya mengernyit heran, namun tidak peduli dan kembali tidur.

.

.

"JIMIN ?" Namjoon membuka pintu kamar Jin dengan keras membuat ketiga orang di dalamnya terkejut.

"Jimin belum sampai, kau tidak terlambat." Ucap Hoseok yg sedari tadi berusaha meleraikan kedua saudaranya.

"Bagaimana bisa ? Sepatunya ada di Luar." Balas Namjoon.

"Apa ?!" Ucap Seokjin terkejut.

"Apa ia mendengar perkelahian kami ?" Lanjutnya.

"Kalian berdua bertengkar lagi ?" Namjoon menatap tak percaya kedua saudaranya.

"Ini bukan salahku hyung." Taehyung yg merupakan teman berkelahi Seokjin berusaha membela diri.

"Sudahlah, aku akan ke bawah." Hoseok pergi menuju kamar Jimin di ikuti Jin lalu Namjoon dan yg terakhir adalah Taehyung.

Mereka berempat membuka kamar Jimin dan melihat sang pemilik kamar tertidur dengan pulas.

"Lebih baik kita siapkan makan siang, mungkin Jimin kelelahan." Ucap Seokjin kemudian menuju dapur di ikuti Taehyung.

"Mereka berdua benar-benar aneh." Gumam Hoseok yg dapat di dengar Namjoon.

"Maksudmu ?"

"Kau tahu, mereka tadi berkelahi dengan hebat dan sekarang ? Mereka memasak bersama walaupun mungkin mereka tidak akan saling berbicara." Ucap Hoseok.

"Aku lebih memilih mereka berkelahi di banding menyendiri seperti dulu."

.

.

.

.

Jimin mengucek matanya pelan, ia melihat jam dan melihat ada seseorang yg duduk di sofa kamarnya.

"Hyung ?"

"Kau sudah bangun ? Yang lainnya sudah menunggumu. Ayo !" Hoseok berjalan meninggalkan Jimin.

Jimin mencuci wajahnya agar lebih segar dan mengikuti Hoseok.

"Jimin !!" Saat ke ruang makan, Jimin mendapat pelukan dari sahabat sekaligus saudaranya.

"Kau berat Tae !"

"Hehehe, sekarang ayo kita makan."

"Baiklah." Mereka berlima makan di iringi candaan.

Pertama kita akan memperkenalkan kelima saudara ini.

Kim Seokjin, kakak tertua. Mereka berlima bukanlah saudara kandung namun sudah bersama sejak lama. Seokjin memiliki sifat yg baik, sering bercanda. Ia juga merupakan salah satu dokter di Rumah sakit ternama, umurnya yg masih muda patut di banggakan karena dapat menjadi dokter yg sangat berperan penting.

Jung Hoseok, ia paling ceria namun dapat berubah galak jika ada yg berbuat salah. Ia lebih dulu mengenal Jimin di banding yg lain. Dulu ia merupakan salah satu penari dan pelatih tari yg sukses di usia sekolah namun sekarang ia memutuskan menjadi seorang pembalap dan jika ia memiliki waktu, maka ia akan bekerja sebagai kasir di Cafe miliknya bersama yg lain.

Kim Namjoon atau si perusak adalah anak yg paling tinggi dan memiliki lesung pipi. Sifatnya baik, ceroboh dan bertanggung jawab. Ia bekerja sebagai salah satu polisi di Korea sehingga ia dapat berkelahi dengan baik.

Park Jimin, ia paling mungil. Ia bekerja di salah satu perusahaan teknologi ternama Korea. Sehari-hari ia terbiasa menggunakan kaca mata, ia sangat sopan, pemalu juga emosional. Dekat dengan Hoseok karena mereka dulu masuk dalam club tari yg sama sewaktu ia masih kecil.

Kim Taehyung, Jahil, Baik dan banyak gerak. Memiliki senyum yg khas, ia merupakan detektif khusus. Ia lebih sering bekerja di Cafe miliknya sebagai penyanyi ataupun pelayan. Sedikit mudah untuk menangis dan suka berkelahi dengan Seokjin.

.

.

.

Siapa yg sangka jika sebenarnya mereka bukan berlima namun berenam ? Dan itu terjadi sejak lama namun sekarang berbeda. Kesalah pahaman yg berujung penyesalan.

Jeon Jungkook

Nama yg dapat membuat kelima orang tersebut membisu tak dapat berkata.

Adik paling kecil diantara mereka.

"Aku menyukai Jin hyung, ia yg mengantarku ke sekolah."

'Maaf Kookie.' -Jin

"Namjoon hyung, kau sangat keren. Aku ingin jadi sepertimu."

'Jangan jadi sepertiku, kau lebih keren Kookie.' -Namjoon

"Wah badanmu sangat lincah menari Hoseok hyung !!"

'Sekarang aku ingin kau menari untukku Kookie.' -Hoseok

"Jimin hyung !! Tae hyung menggangguku. "

'Aku akan melindungimu Kookie.' -Jimin

"Tae hyung, aku punya game baru. Ayo bermain."

'Kembalilah Kookie.' -Taehyung

Ya kesalah pahaman yg memulai segalanya.

Flashback.

TBC

Now, I know [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang