Setelah kejadian Mingyu meminta Id line-nya Eunha, mereka lebih dekat. Setiap istirahat mereka sering makan bareng dan setiap berangkat dan pulang sekolah Eunha selalu dijemput dan diantar Mingyu.Mereka juga setiap hari bertukar pesan walau hanya sekedar menanyakan kabar.
Hingga pada akhirnya mereka berpacaran.
"Kenapa gue gak bisa lupain dia sih. Aarrhhgg." Teriaknya, Eunha tidak bisa mengendalikan emosi nya, semua barang yang ada di sampingnya dilempar begitu saja. Dia mengutuk dirinya sendiri mengingat kejadian pertemuan pertama mereka hingga momen jadian yang tak bisa Eunha lupakan.
"Gue benci Mingyu. Gue Benci"
**"Lo nggak denger apa? Mingyu itu PACAR GUE" ucap joy dengan nada membentak
"Gue pacarnya Mingyu, Lo siapa sih?" Tanya Eunha dengan penuh emosi.
"Lo tuh ya.."
"Stop" ucap Mingyu melerai mereka yang sedari tadi adu cekcok.
"Mingyu, dia siapa?" Tanya Eunha sekali lagi. Sungguh ia sangat ingin mencakar perempuan yang ada di depannya ini. Bila kejadian ini tidak di sekolah, mungkin saja ia sudah mecakar perempuan ini habis habisan.
"Dia pacar gue" Runtuh sudah pertahanan Eunha. Ia sudah tidak sanggup lagi menahan air matanya yang sedari tadi ingin mengalir.
"Lo hianatin gue? dimana janji janji Lo itu. Lo udah janji bakal setia sama gue tapi Kenyataannya apa? Lo selingkuh kan. Mingyu Lo jahat. JAHAT" ucap Eunha pelan dengan kepala menunduk, ia tak berani menatap mata Mingyu. Karna matanya terus saja mengeluarkan cairan bening dari matanya.
"Gue perlu alasan, kenapa lo selingkuh, Kak Mingyu udah bosen berhubungan sama gue? Kak Mingyu jenuh dengan sifat manja gue? Atau kak Mingyu udah gak cinta sama gue?" Kalaupun Eunha akan putus dari Mingyu dia harus tahu alasannya,bila alasannya masuk akal ia akan memutuskan Mingyu. Kalau memang cewek ini bisa membuat dia bahagia, mungkin Eunha akan mengalah dan merelakanya.
"Siapa sih yang pengen berhubungan dengan orang yang jelas-jelas akan bertunangan sama orang lain. Percuma kalau gue setia tapi Lo akhirnya juga akan tunangan dengan pilihan ibu Lo. Percuma gue bertahan, pada akhirnya Lo bukan milik gue. Percuma Eunha percuma."
"Dia cuman calon tunangan gue kak. Gue bisa batalin acara pertunangan itu." Ujar Dina sambil mengusap air matanya. Lalu menatap Mingyu dengan tatapan kecewa.
"Gimana caranya? Nyokap lo udah memperingatkan bahwa gue gak boleh deket lagi sama Lo. Lo udah tahu sifat ibu Lo kan?" Ucap Mingyu dengan membalas tatapan Eunha.
"Ibu Lo itu egois. Dia hanya memikirkan kebahagiaanya sendiri. Dan sekarang kita harus terpisah karna ibu lo. Hanya karna Lo akan tunangan dengan calon tunangan Lo. Terima kasih atas semua perjuangan Lo selama ini untuk mempertahankan hubungan ini. Sekarang. Hubungan kita sudah berakhir" ucapnya lalu berjalan menjauh dan di ikuti Joy di belakangnya. Joy menoleh ke arah Eunha dan menatap Eunha dengan tatapan mengejek lalu berlari mengikuti Mingyu.
Eunha mengusap air matanya yang terus saja mengalir. "Kak Mingyu salah. Mama hanya mengetes kak Mingyu saja. Apakah kak Mingyu masih mau berjuang disaat aku akan bertunangan? Tapi sayangnya tidak. Terima kasih kak atas keputusan mu untuk ninggalin aku." Eunha mengusap air matanya, percuma ia berkata seperti itu pada akhirnya Mingyu tidak akan mendengar apa pun. kemudian ia berlari secepat mungkin ia sendiri tak tahu lari kemana, emosinya meluap memaksanya untuk berlari, hingga tiba-tiba
Brukk
Tubuh Eunha ambruk tak sadarkan diri.
Eunha sudah ingat kejadian yang membuatnya berada di rumah sakit. Kenyataan pahit yang harus ia terima, membuat bulir bening jatuh begitu saja.
Eunha bosan, dia disini sendirian, gak ada yang menemani ataupun ngajak ngobrol. Apalagi saat ini ia sangat lapar, mau makan sendiri tak bisa karena tubuhnya susah untuk dibangunkan.
Tiba-tiba pintu terbuka dan seorang cowok masuk dengan membawa 1 kotak makanan dan keranjang buah-buahan. Ia masuk menghampiri Eunha, kemudian meletakkan itu ke atas nakas. Setelah itu ia menggeser kursi dan duduk di dekat Eunha.
"Hai" sapanya dengan seulas senyum di bibirnya.
"Lo siapa?" Ketus Eunha.
"Gue Jungkook, gue yang nabrak Lo kemarin sampai Lo masuk rumah sakit ini" jelasnya
"Lo ngapain disini?"
"Gue mau nemenin lo. Lo pasti belum makan kan? Aku suapin ya?" Tanyanya
"Gak. Gue bisa makan sendiri" bantah Eunha. Ia mencoba bangun tetapi tidak bisa. "Lo bangun aja gak bisa, gimana mau makan?"
Jungkook berdiri kemudian mendekati Eunha untuk merubah posisi menjadi duduk.
"Eh eh kamu mau ngapain?"
"Gue mau merubah posisi Lo jadi duduk. Makan sambil tidur itu nggak baik" jelasnya kemudian ia memegang bahu dan punggung Eunha lalu memperbaiki posisi duduk Eunha.
"Sandaran dulu aja" Eunha mengangguk sebagai jawaban dan bersandar di sandaran tempat tidur.
Jungkook mengambil kotak makanan lalu duduk kembali. Jungkook mengambil sesendok makanan dan menyuapkannya kepada Eunha, tapi Eunha masih menutup mulutnya membuat Jungkook berdecak.
"Gue bisa makan sendiri,siniin kotak makanannya"
"Gak mau"
"Gue bisa makan sendiri"
"Buka dong mulutnya" Dengan terpaksa Eunha membuka mulutnya dan di ikuti suapan itu masuk kedalam mulutnya.
"Nah gitu dong" Jungkook tersenyum senang. "ini bentuk tanggung jawab gue karena gue udah nabrak Lo kemarin."
"Iya-iya"
Jungkook kembali menyuapi Eunha hingga makanan tersebut habis. "Nih minum dulu" Jungkook menyodorkan sebotol air mineral kepada Eunha.
Eunha meraihnya dan langsung meminum hingga beberapa teguk saja air mineral tersebut ludes tak tersisa.
"Makasih" ucapnya kepada Jungkook, Jungkook membalas dengan seulas senyuman,membuat Eunha tertegun. Manis sekali.
"Sayang" Ucap seorang cowok di dekat pintu sontak mereka menoleh ke arah sana. Eunha mengepalkan tangannya, emosi seketika menjalar di tubuhnya. Sungguh ia sangat benci dengan sosok Cowok yang sedang berdiri memandangnya dengan senyuman. Cowok itu lagi?
________
Vote and coment ya!
Segini dulu updatenya, akan segera update lagi setelah bulan Ramadhan. Makasih.
Salam Author😘
