Happy reading
Eunha berjalan terburu-buru menuju ke kelasnya. Dan sesampainya ia di kelas ia segera menghempaskan tubuhnya ke tempat duduk dengan perasaan kacau.
Yuju yang berada di sebelah Eunha terheran-heran dengan sikap temannya yang berbeda. Pasalnya tak biasa cewek itu datang dengan muka di tekuk, beda seperti hari sebelumnya yang datang dengan senyum cerah di wajahnya.
"Lo kenapa?" tanya Yuju menatap wajah Eunha.
"Gue ditolak Mingyu lagi. Arghhh, kenapa dia gak percaya sama gue sih?" kesal Eunha.
"Bukannya lo udah mau tunangan? Kenapa masih mikirin mantan?" tanya Yuju menghadap Eunha.
"Lo gak ngerti, gue gak cinta sama Jimin. Gue sama dia cuma teman. Dan gue cintanya cuma sama Mingyu."
"Lah?" Yuju mendelik tak percaya. Dia kira friend zone antara Eunha dengan Jimin benar adanya, ternyata tidak.
"Bantuin gue batalin acara tunangan itu dong ,please. Gue gak tahu harus gimana lagi" rengek Eunha dengan muka memelas menghadap Yuju. Ia yakin Yuju punya solusi.
"Terus kalau lo gak mau, kenapa Mak lo maksa?"
"Itu dia, dia pengen menguasai kekayaan keluarga Jimin. Lo tau kan hubungan gue sama Jimin sahabatan dari kecil. Gue gak mau Mama manfaatin dia." jelas Eunha.
"Lo ada ide?"tanya Eunha dengan satu alisnya terangkat.
Yuju terlihat menimang-nimang, memikirkan hal yang serius untuk menemukan jalan keluar dari masalah Eunha kali ini. "Gue tau," jawabnya antusias.
"Lo tahu nggak murid baru yang gantengnya nauzubillah itu? Omong-omong dia dari keluarga kaya bahkan kekayaannya melebihi kekayaan dari keluarga Jimin."
"Terus apa hubungannya sama gue?" tanya Eunha bingung.
"Gebet dong, dia satu-satunya jalan biar lo sama Jimin gak jadi tunangan"
"Lah, nanti dikira gue cewek matre dong, ih gak mau gak mau"
"Kagak, ish. Lo yakinin aja Mama lo kalau lo cintanya sama dia bukan sama Jimin. Jangan lupa iming-iming kekayaan juga" jelas Yuju dengan semburat keyakinan yang tercetak jelas di wajahnya.
"Kalau perlu lo pake adain drama deh biar Masyuukkk. Mamak lo pasti percaya kalau lo cinta mati sama cowok kaya itu. Terus gak jadi tunangan deh. Selesai." Eunha mengangguk mantap, tak salah ia menceritakan masalahnya kepada Yuju. Ternyata cewek satu ini punya solusi terbaik.
"Masuk akal juga ide lo. Cowok yang lo maksud siapa?"
"Jungkook"
____
Eunha berdiri di trotoar, menunggu busway datang. Terik matahari sore tak membuat Eunha beranjak pergi, karena ia ingin cepat pulang ke rumah sebelum Jimin menjemputnya.
Yuju tadi sempat memberi tumpangan, tetapi ia tolak karna ia masih kesal dengannya. Sarannya sama sekali tak membantu. Kalaupun ia melakukan saran itu untuk membatalkan pertunangannya, pasti akan memperburuk keadaan.
Tiba-tiba mobil hitam nan elegan berhenti tepat di hadapannya, kaca mobil terbuka hingga menampakkan wajah tampan Jungkook yang sedang duduk menyetir mobil.
"Buruan masuk"
"Gue mau pulang sendiri" jawab Eunha sembari melihat jalan yang tak kunjung menampakkan busway datang. Membuat Eunha menggeram kesal.
"Gue anterin pulang"
"Gak mau"
"Tadi pagi gue yang jemput lo, jadi gue juga harus anterin lo pulang. Sebagai bentuk... "
"Bentuk tanggung jawab karena gue belum sehat betul? Gue udah sehat!" potong Eunha kesal.
"Gue cuma mau bertanggung jawab sampai lo sehat beneran, itu saja. Kalau lo sudah sehat betulan gue janji gak bakal ganggu lo lagi"
"Gue udah Sehat Betul, Bangke"
Saat Eunha sibuk mencari busway lewat, ia terkejut tatkala tak sengaja matanya menemukan mobil Jimin yang berada di depan gerbang sekolah, tak jauh dari keberadaan nya. Kalau gue disini terus, bisa-bisa gue ketahuan. Tanpa pikir panjang, ia langsung masuk ke dalam mobil Jungkook, yang punya mobil terkejut.
"Katanya..."
"Ok, anterin gue pulang" ucap Eunha pasrah, lebih tepatnya terpaksa.
Jungkook pun kembalu ke mobilnya lalu melajukan mobil dengan tenang, ia menyetir mobil sembari mendengarkan lagu. Berbeda dengan Eunha yang sibuk mengatur nafasnya yang tersengal-sengal, hatinya masih khawatir. Ia melihat kebelakang memastikan mobil Jimin tak mengikuti mobil Jungkook.
Setelah mengetahui bahwa tak ada tanda-tanda mobil Jimin di belakang, barulah Eunha bisa bernafas lega.
"Lihat apa tadi?"tanya Jungkook.
"Gapapa"
Pikiran Eunha kembali memikirkan solusi dari Yuju. Lo yakinin aja Mama lo kalau lo cintanya sama dia bukan sama Jimin. Jangan lupa iming-iming kekayaan juga
Benar juga, kalau ia meminta kepada Mingyu. Itu juga tidak mungkin karena ia pun sudah menolaknya dan Mama juga membencinya.
Eunha melirik sekilas ke arah Jungkook lalu menatap keluar jendela. Ia sedikit gugup, apa Jungkook mau membantunya?
"Jungkook" panggil Eunha, Jungkook menoleh ke arah Eunha.
"Ada apa?"
"Gue minta bantuan lo, lo mau nggak? Ini juga bentuk tanggung jawab" kata Eunha, sembari meyakinkan dirinya.
"Bantuan apa?" Jungkook menautkan alisnya bingung.
"Lo mau kan jadi pacar gue?"
____
Yeay, setelah sekian lama Hiatus sekarang update juga. Seneng banget deh. Vote coment nya jangan lupa ya biar authornya tambah seneng.