♥3 - Sang Penyelamat

4.3K 540 88
                                    

❝Melihatnya menolongku lagi, ingatanku kembali ke waktu-waktu sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihatnya menolongku lagi, ingatanku kembali ke waktu-waktu sebelumnya. Aku rindu, ternyata.

—Danara Larisa

♥♥♥

Hari ini adalah hari pra-ospek khusus jurusan Ilmu Ekonomi. Siap tak siap, Dana harus menempuhnya. Setelah mengenakan sepatu yang dihiasi dengan tali rafia berwarna kuning, baju hitam putih, dan rambut yang diikat dua dengan pita berwarna kuning, Dana berangkat ke kampus menggunakan scoopy-nya.

Dana melihat Fara melambaikan tangannya di samping Kayla.

"Halo, guys!" Dana mencoba berbasa-basi.

"Lama banget sih lo! Kos deket kampus juga."

"Ini udah kuusahain bangeeeet dateng jam segini."

"Eh, baris-baris." Kayla memperingatkan.

Semua mahasiswa baru langsung berlarian membentuk barisan ketika para panitia ospek sudah berkumpul di depan. Kemudian salah seorang dari mereka memberikan pengarahan.

"Kalian akan dibentuk dalam beberapa kelompok."

Telinga Dana sudah terpasang begitu lebar agar dapat fokus mendengarkan namanya disebut.

"Kelompok 1: Tara, Kayla, Beno, Lisa, Kiara, Fani dengan Bina Damping Rio."

Dana menghela napas saat mendengarnya. Sudah dipastikan dia tidak akan sekelompok dengan Kayla. Dana harap, Fara bisa sekelompok dengannya.

"Kelompok 2: Bara, Sandi, Fara, Lisna, Yesi, Kila dengan Bina Damping Deano."

Harapan Dana kandas. Dia tidak mengenal siapa pun di sini selain mereka berdua. Pengecualian untuk Deano. Tetapi Dana cukup lega karena Bina Dampingnya bukanlah Deano.

"Kelompok 3: Dana, Pero, Nara, Ari, Endah dengan Bina Damping Gerald."

"...."

"Silakan mencari teman-teman sekelompoknya lalu berbaris sesuai kelompok selama lima menit."

Buru-buru Dana mencari beberapa teman kelompok di balik keramaian lautan hitam putih. Tubuhnya sedikit terdorong sana-sini akibat minimnya waktu yang diberikan panitia ospek.

"Hai, gue Pero." Seorang perempuan di samping Dana menyapa sambil menampilkan senyuman manis.

"Dana," sahutnya cepat, tak lupa dengan senyuman juga.

Akibat tubuhnya yang pendek dan mungil, alhasil Dana harus berbaris di barisan paling belakang bersamaan dengan Pero.

Mereka diminta untuk mengeluarkan buku tulis yang dilapisi dengan kertas emas dari dalam tas. Dana menurut. Dana jadi ingat kejadian tadi pagi saat Fara meneleponnya. Gara-gara info yang disampaikan kepadanya kurang, hampir saja tadi Dana telat karena harus menyampul dulu. Untung menyampul tidak memakan waktu yang lama.

JEALOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang