♥4 - Tentang Deano

4K 492 80
                                    

❝Ada sesuatu yang tertinggal, namun aku masih belum mengerti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada sesuatu yang tertinggal, namun aku masih belum mengerti.

—Danara Larisa

♥♥♥

OSPEK berakhir. Dana senang karena sudah selesai dari jeratan senior-senior yang mengerjainya. Selama OSPEK juga, Deano suka diam-diam memperhatikan Dana. Dana menyadarinya. Dan tiap kali Deano melakukan itu, hati Dana menghangat lagi dan lagi.

Kejadiannya sama ketika mereka masih bersekolah di SMAN 8 Pekanbaru. Membuat cerebrum Dana mau tak mau mengingat masa-masa remaja mereka itu.

"Woy, Dan!"

Dana terlonjak kaget, bahkan sampai berdiri segala. Fara langsung menyeritkan dahinya.

"Apa sih, Far? Bikin kaget aja," sahutnya seraya menghembuskan napas kuat.

"Ya elo ngelamun ae. Dosen udah keluar tuh. Yuk ke kantin atau ke mana dulu kek. Jam selanjutnya kan sore. Gue males pulang."

"Ayolah." Dana juga malas kalau harus pulang ke kos. Nanti dia malah ketiduran lagi.

Pokoknya jangan sampai Dana melihat kasur plus bantal. Duh, bawaannya langsung pengin bobo cantik deh.

Sepanjang koridor, semua seakan memberi jalan untuk Dana dan Fara lewat. Dana sampai kebingungan dibuatnya. Tadi pagi juga begitu. Apa ada yang aneh dari penampilannya?

"Ada yang aneh dari penampilan gue ya?" Fara bertanya.

Seketika Dana menggeleng. Harusnya dia yang bertanya seperti itu.

Sebelum ke parkiran, mereka menyempatkan melihat Mading kampus yang terletak di tengah koridor. Perhatian Dana langsung tertuju pada sebuah kertas yang ditulis dengan menggunakan spidol berwarna merah.

BAGI YANG MENGANGGU DANA, BERARTI MENGANGGU DEANO JUGA. DAN SIAP-SIAP GUE BAKAL HANTUIN HIDUP KALIAN.

— DEANO HULTARA

"Wagelaseh! Gila lo, Dan. Kayaknya Kak Deano suka deh sama lo," ujar Fara antusias.

Dana tak ingin terlalu banyak berharap. Karena berharap lebih akan menjerumuskan hati ke jurang terdalam.

Tetapi untuk kali ini, bisa tidak Dana berharap lebih? Perasaannya belum berubah sedari dulu. Tetap mencintai lelaki yang suka melindunginya itu.

"Pantesan tadi mereka kasih kita ruang untuk lewat." Fara manggut-manggut.

"Yuklah, Far!"

Dana pergi berjalan duluan. Dana tidak mau membahas ini. Semua perlakuan Deano kepadanya persis sama ketika mereka menginjak bangku SMA.

"Tadinya gue takut Kak Rinda mau nganuin lo, tapi ternyata dia diem aja," cetus Fara ketika sudah menyamai langkah di sebelah Dana.

Dana menghela napasnya. Fara tidak tahu saja kejadian sewaktu di gudang itu. Dana tidak mau menceritakannya. Lagipula dia hanya ingin hidupnya di kampus ini berjalan aman, damai, dan tentram.

JEALOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang