Happy reading!
.
.
.
.
.
Pemuda bernama lengkap Zhang Yixing atau biasa disapa Lay; kini dengan wajah tak berekspresi masih betah menatapi Sara yang diam tak berbuat apa-apa.
Sejak kemarin, wanita cantik itu seakan kehilangan selera dalam hidup, murung-melamun; hanya itu yang dilakukannya. Lay mengerti mengapa Sara berubah pendiam begini; tak lain dan tak bukan karena kejadian di rumah sakit lalu). Yang tidak ia mengerti ialah mengapa Sara tampak kalut hanya karena tidak diperbolehkan bertemu Jimin--si pria lemah itu), bukankah sebelumnya Sara bahkan sama sekali tidak memperdulikannya?
Ah...ia khawatir.
"Kenapa tidak dimakan? Kau tidak suka masakanku?" Lama-lama Lay geram juga melihat Sara hanya mengaduk-aduk tanpa minat cream soup buatannya dengan pandangan kosong.
Sara mendongak, kemudian menggeleng pelan. "Aku suka kok, hanya saja aku sedikit tidak nafsu makan, maaf..."
Lay hanya diam tak menanggapi, ia hanya memberikan tatapan intensnya sebagai jawaban.
"Ah...ini sudah jam delapan. Ka-kau tidak bersiap ke kampus?" Sara yang melihat aura disekitarnya telah berubah segera mencari topik demi mencairkan ketegangan.
"Tidak."
Sara menggigit bibir bawahnya kikuk, ia sangat memahami bagaimana Lay. Dan saat ini pria itu tengah marah padanya, entah karena apa, tapi jelas sekali terlihat dari sorot mata tajam; ekspresi dingin; dan ciri lainnya yang ia tangkap dari wajah Lay.
Dan jika sudah seperti ini Sara tidak mungkin berani berlama-lama dalam satu ruangan dengan Lay, jadi alasan di bawah inilah yang ia gunakan untuk sementara waktu menghindari Lay.
"Umm...begitu. Ak-aku akan ke kamar untuk mandi, bahan makanan sudah mulai habis, aku harus membelinya" ujar Sara seraya mendorong kursi makannya kebelakang.
"Diam disana, Sara"
"Huh?"
"Kau tau aku tidak suka mengulang bukan?"
Sara mengangguk kaku, ia kembali duduk. Mulai mendongak membalas tatapan intens Lay yang seakan mengulitinya, ia gugup sekarang---jari jemarinya bertautan resah). Apa ia telah berbuat kesalahan? Mengapa Lay terlihat sangat marah?
"Kau milikku...dan seperti yang kau tau, aku tak suka apa yang telah menjadi milikku memikirkan pria lain" Lay berucap dingin, meletakkan sendok stainlessnya di sebelah mangkuk supnya cukup kasar; hingga menghasilkan suara nyaring dari benturan meja berlapis kaca dan sendok besi Lay.
"Ak-aku tidak memikirkan orang--
"Jangan menyela-ku!"
Sara terlonjak, tautan jemarinya semakin kuat satu sama lain. Ia menunduk spontan. "Ma-maaf..." cicitnya.
"Jawab dengan jujur, kau mencintainya?" tanya Lay dingin.
Sara mendongak terkejut tak ada angin tak ada hujan tiba tiba ditodong pertanyaan semacam itu, tentu saja shock.
"Jawab Sara."
"..."
"Aku, tidak suka mengulang." tekannya
Sara kebingungan, tatapan Lay sungguh mendesaknya--untuk segera buka suara), sedangkan ia tidak tau harus menjawab apa. Bahkan lidahnya terlampau kelu untuk hanya sekedar berucap satu kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Different Think || Park Jimin || [completed]
RandomBagaimana jika karakter mandiri dan manja dipertemukan dalam satu cerita? Belum lagi kehidupan yang seakan terbalik, perempuan yang seperti lelaki, dan begitu sebaliknya. Tapi tidak, akan ada saat dimana lelaki itu berubah begitu jantan demi mempert...