What's My Fault?

2.1K 128 30
                                    

Sorry for typo(s)

And

Enjoy!

(Jimin outfit)
.

.

.

.

.

Setelah berhasil keluar dari komplek mewah rumah Jimin, seorang wanita dengan dress putih model sabrina se-paha atas tengah duduk di kursi kemudi mengendarai sedan hitam yang ia sewa untuk sebulan ke depan. Omong-omong ini kali pertama ia berkendara dengan kemudi setir di sebelah kanan---agak kaku dan terasa aneh sih, tapi tak masalah kok).

Satu airpod putih menyumpal telinga kirinya, berkomunikasi dengan seseorang di sebrang sana---sementara kedua tangan kurusnya sibuk bergerak diatas setir).

"You stupid, Cath. Mengapa tidak memberitauku perihal pernikahan Jimin? Kau tau, aku hampir disiram air keras oleh mantan istrinya itu. Yaish...dia sungguh mengerikan, aku takut sekali" seru Rose nyalang. Teman hangout sekaligus sahabat karibnya semasa di Perancis itu menyebalkan sekali pikirnya, tidak memberi info apapun tentang Jimin. Beruntung Tuhan masih berbaik hati menyelamatkan nyawanya dari mantan istri Jimin yang garang nan mengerikan itu.

"Aku ingin mengatakannya! Tapi kau memotong ucapanku terus, dan juga apa guna jika aku memberitaunya sedangkan saat itu kau sudah tiba di Indonesia" balas wanita yang dipanggilnya Cath tak kalah nyalang dari sebrang sana.

Rose mendengus. "Seharusnya kau tetap memberitauku!"

"Memangnya kau mau dengar? Kau kan sangat mencintai tuan Jimin, kau tidak bisa hidup tanpanya, sebagai wanita yang di kuasai oleh cinta. Hal semacam tuan Jimin memiliki pendamping atau tidak, tak akan berpengaruh untukmu. Aku benar?"

"Apa maksudmu, huh?!"

"Apa? Maksudku? Umm biar ku tebak----kau tidak perduli akan hal itu. Yang kau perdulikan hanya bagaimana cara agar tuan Jimin dapat kembali dengan cinta pertamanya yang dahulu telah mencampakkannya. Itu tujuanmu bukan?" jawab Cath, atau Catherine lengkapnya dengan nada main-main.

"Aku tidak mencampakkannya! Sudah berapa kali aku katakan padamu, huh?! Dan-----kau! Aish sial, mengapa tebakanmu selalu benar hum? Menyebalkan!"

Catherine di seberang sana terkekeh pelan.

"Tapi jika Jimin tak ingin kembali padaku lagi---yasudah, aku lepas tangan. Yang terpenting Jimin tau bahwa aku masih dan akan terus mencintainya" jelas Rose dengan nada bicara lembut seperti biasa, namun terselip sedikit rasa berharap di dalamnya. Ia berharap sekali Jimin mau menerimanya setelah kesalahpaham-an yang dahulu memisahkan dirinya dengan Jimin ia luruskan. Semoga ya.

The Different Think || Park Jimin || [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang